chapter 44

83 19 0
                                        

••••••••••••••••••••••••••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

••••••••••••••••••••••••••

"Hiks.. gue kangen kalian".

Kini terlihat seorang gadis tengah berdiri di depan sebuah cermin rias nya, terlihat perut nya yang sedikit membuncit karena ada satu nyawa di dalamnya.

"Semua ini karena dia!". Ucap nya dengan memukul perut nya beberapa kali, namun dirinya tidak merasakan apapun, bahkan dia sudah mencoba berbagai cara agar janin di dalam perutnya tak bernyawa lagi, namun sepertinya makhluk mungil itu tidak ingin pergi dari dalam perut nya, sekarang bahkan kondisi kandungan nya terlihat sehat sehat saja.

cklek

"Jangan seperti itu non, bagaimana pun juga bayi yang ada di dalam perut non Vani itu darah daging non Vani sendiri". Ucap seorang wanita paruh baya dengan pakaian lusuhnya.

Vani memalingkan wajahnya saat mendengar ucapan wanita di depannya, ia tau jika anak ini adalah darah daging nya, namun ia tidak menginginkan bayi ini jika dengan cara salah seperti ini, ah jika harus di ingat kembali, ini semua memang salah dirinya.

"Aku mau sendiri, tolong tinggalkan aku sendiri".
Ucap nya dengan mata yang terlihat berkaca-kaca.

Wanita paruh baya tersebut tersenyum simpul, lalu berjalan menjauh dari hadapan majikannya.

"ARGHH! KENAPA SEMUANYA HARUS TERJADI SAMA GUE?!".

BRAK!

Semua peralatan makeup nya jatuh berantakan, tidak sedikit dari botol skincare nya yang pecah karena terbentur keras dengan lantai.

"SIALAN! GUE GAAKAN BIARIN LO BAHAGIA!". Teriakan nya terus terdengar cukup lama, dengan kuat ia mencengkram Surai hitam nya dengan tenaga yang cukup besar, terlihat beberapa helai rambutnya yang tercabut dari akar nya.

•----------------------------------------------•

"Baik, hari ini saya mengumpulkan kalian semua bukan tanpa alasan, mungkin kalian tahu jika kemarin tersebar sebuah berita yang dapat mengotori nama sekolah kita, bahkan yang mengotori sendiri adalah salah satu murid dari sekolah kita, saya mohon.. kalian jangan pernah menghilangkan rasa percaya saya pada diri kalian, jangan pernah salah pergaulan, dan terakhir bapak mohon pada kalian, jangan sampai berita ini tersebar luas hingga lingkungan sekolah lain".

Ana termenung saat mendengar ucapan kepsek di depan sana, pikirannya masih sibuk berpikir entah kemana, semalaman dirinya berpikir, siapa dalang di balik masalah ini? dirinya sangat ingin mengetahui siapa orang yang berani menyebar berita ini, bahkan sangat cepat tersebar luas, mungkin tanpa di sebar kembali, berita tersebut sudah sampai hingga beberapa sekolah di kota ini.

Lotus {on going}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang