MURNI HASIL KARYA SENDIRI!
jangan promosi cerita lain di lapak ini!
........
Ashana Arawinda Teratai
seorang gadis cantik yang berusaha mengejar cinta nya yang hilang karena suatu kesalah pahaman saat masa kecil nya yang kelam.
Adelion...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°
Pagi ini seperti biasa, Ana menjalani hidupnya dengan semangat 45, namun kali ini suasana nya berbeda di karenakan Rania hadir kembali di kehidupannya, tentu Ana sangat senang, siapa yang tidak senang jika keluarga mereka lengkap?
Suara derap langkah kaki nya terdengar jelas di rumah itu, Ana menyusuri lorong rumah nya dengan santai, hingga dirinya sampai di depan ibu serta Ayah nya yang sedang menikmati teh hangat di pagi hari.
"Morning". Ucap Ana memecahkan keheningan.
Rania serta Aditama menoleh ke arah dimana Ana berada, keduanya berjalan menghampiri Ana.
"Sarapan dulu sayang, ayo duduk". Ucap Rania dengan gerakan tangan menggeser kursi kosong yang akan di duduki oleh Ana.
"Mau Ayah antar ke sekolah?".
Ana menoleh ke arah Aditama dengan tatapan bingungnya, ia merasa asing dengan sikap Aditama yang seperti itu padanya.
Ana menggeleng pelan dengan tersenyum tipis, "Nggak usah, Ana bisa berangkat sendiri kok".
Aditama menghela nafas pelan, ia mengerti, mungkin Ana masih belum menerima nya, lagi pula jika Aditama menjadi Ana, mungkin dirinya masih membenci ayah nya, bahkan mungkin tidak akan memaafkannya.
"Ummm.. enak banget! ini ibu yang masak?". Tanya Ana saat selesai menelan makanannya.
"Iya ibu yang masak, syukur kalo kamu suka".
"Kenapa ibu masak? ibu kan belum sembuh total". Ana melihat beberapa lebam di tubuh Rania yang masih membiru.
"Gapapa, cuma lebam aja, ibu udah sehat kok". Ucap Rania dengan tersenyum tipis.
"Oh iya, semalem nenek Dateng kesini, bawain kamu coklat, ibu taruh di dalam kulkas, soalnya kamu semalem tidur nya nyenyak banget".
"Nenek Dateng kesini semalem? kok ibu gak bangunin aku?".
"Ibu nggak tega, kayanya kamu kecapean banget".
"Mau ngapain nenek kesini?". Tanya Ana.
"Jenguk Ibu, kan kemarin sore kamu yang memberi tahu nenek kalo ibu sudah pulang, nenek juga Dateng nya nggak sendiri, sama sodara yang lain".
Ana membulat kan mulutnya dengan mengangguk beberapa kali, "Nenek tau kelakukan suami nya yang bejad itu?."
Rania mengangguk beberapa kali, "Tau kok, ibu ceritakan semuanya, Nenek juga baru tau jika Morgan berada di penjara".
"Bagus deh, yaudah aku berangkat dulu ya Bu!". Ucap nya dengan mencium punggung telapak tangan Ibu serta Ayahnya.
"Hati-hati!".
Ana mengangkat kedua jempolnya ke atas saat mendengar teriakan dari kedua orang tuanya.