MURNI HASIL KARYA SENDIRI!
jangan promosi cerita lain di lapak ini!
........
Ashana Arawinda Teratai
seorang gadis cantik yang berusaha mengejar cinta nya yang hilang karena suatu kesalah pahaman saat masa kecil nya yang kelam.
Adelion...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
*************
"kenapa gerbang nya pake di tutup segala sih?! perasaan cuma telat 35 menit doang!". ucap ana dengan mendengus sebal. lalu melihat sekeliling keadaan gerbang sekolah yang terlihat sepi, disana terlihat seorang satpam yang tertidur lelap dengan kopi di samping nya yang sudah termasuki oleh beberapa lalat.
"iuhh jorok banget ihh!".
"telat?".
ana membalikan tubuhnya saat seseorang berbicara di belakang nya. ana juga tidak mengetahui siapa pria tersebut karena menurutnya sangatlah asing di matanya.
"siapa?". ucap ana dengan menatap pria di hadapannya.
pria tersebut tersenyum tipis lalu berjalan mendekat ke arah ana.
"beberapa hari doang kita ga ketemu, terus Lo langsung lupa sama gue gitu aja?". ucap pria asing di hadapannya.
"lah emang Lo siapa? sokab amat". ucap ana lalu memutar bola matanya malas.
ana terdiam saat kembali mencerna ucapan pria di hadapannya, beberapa hari ia tidak bertemu dengan pria ini? ah! iya baru ingat jika sekarang ia mengalami amnesia.
"ah iya! gue cuma becanda doang kali". ucap ana dengan menggaruk tengkuknya yang tidak terasa gatal.
atensi ana melihat pada name tag yang menempel pada baju seragam pria tersebut, Edgar Emilio Grissham.
"it's oke, Lo mau masuk? ikut gue". ucap Edgar dengan berjalan terlebih dahulu pada jalan kecil yang berada di belakang sekolah. masih ingat Edgar kan? ada di chapter 14 ya
ana menatap punggung pria itu yang mulai menjauh dengan tatapan bingung nya, ia lalu mengikuti pria itu dengan langkah sedikit tergesa karena langkah nya yang lumayan kecil.
"kita gabakal ketauan?". ucap ana menatap gerbang sekolah nya yang terlihat usang. mungkin karena pagar tersebut jarang di buka, apalagi hingga di gunakan untuk jalan masuk murid.
"gaakan, percaya sama gue". ucap Edgar lalu menggenggam lengan ana yang menggantung di udara.
ana melepas genggaman tersebut dengan rasa canggung, bagaimana pun juga ia merasa tidak nyaman jika harus berinteraksi dengan pria asing.
"sorry". ucap Edgar dengan tersenyum kikuk.
"btw tumben Lo ga ngintilin lion, udah gasuka ya?". ucap Edgar menatap gadis di sampingnya.