chapter 22

86 43 20
                                    

  "semua yang di ucapkan berlalu bersama angin,
tetapi yang di tulis akan selalu abadi".
   ~me

     •----------------------------------------------------------•

     •----------------------------------------------------------•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***********

    
     sekarang ana berada di kediaman keluarga Fernandez. sebenernya ana sangat canggung karena ini adalah pertemuan kedua mereka setelah kejadian di masa lalu yang kelam.

     "kamu kalo hari Minggu main kesini dong! biar mommy ada temen cerita". ucap Renata dengan lengan yang sibuk menyisir rambut hitam ana.

    ana menganggukan kepala nya lalu tersenyum,
"iya aku usahain ya mom". ucap nya dengan senyuman yang terus terpancar pada wajah nya.

     jika bersama keluarga Fernandez, ana jadi merasakan kembali bagaimana kasih sayang seorang ibu dan seorang ayah. apalagi disini dia bisa dekat kembali dengan cinta pertamanya.

   
    "umm... lion kemana mom?". ucap ana dengan celingukan mencari keberadaan lion.

     Renata menggelengkan kepalanya pelan,
"mungkin di kamar nya, kamu ke sana aja". ucap nya dengan nada tersenyum, dia harus merencanakan rencana kedua agar mereka bisa kembali bersama.

     "ayo mommy anter". Renata menyeret lengan ana pelan menuju lift rumah, lalu tidak berselang lama mereka tiba di jejeran kamar yang menurut ana desain nya sama seperti kamar hotel.

     "nahh kamar lion yang ini". ucap nya dengan menunjuk pintu berwarna hitam, lalu di depannya terdapat lukisan naga berwarna hijau.

     "kalo aku ganggu gimana?". ucap ana dengan menatap Renata.

    ana tersenyum, "ngga bakalan! kalo semisal lion marah sama kamu, bilang aja ke mommy. okeii?".

   ana mengangguk lalu tersenyum, tapi dia masih ragu untuk memasuki kamar di depannya.

    Renata memegang pundak ana pelan, lalu menyeret ana untuk masuk kedalam kamar bersama dirinya.

     tokk!! tokk!! tok!

 
    Renata mengetuk pintu itu beberapa kali, lalu tidak berselang lama keluarlah seorang pria dengan menggunakan celana hitam pendek, lalu di padukan dengan baju hitam polosan.

     "mommy mau ke supermarket, kamu temenin ana ya! awas aja kalo ana nangis karena ulah kamu". ucap Renata kepada lion. seperti seorang ibu yang menitipkan anak kecil kepada seorang pria.

Lotus {on going}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang