chapter 45

39 11 1
                                    

••••••••••••••••••••••••••••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

••••••••••••••••••••••••••••

Kini terlihat seorang pria paruh baya tengah terbaring lemas di atas ranjang rumah sakit, pandangan nya lurus kedepan, seperti tidak ada rasa minat untuk menjalani hidup nya kembali.

"Mas? kamu baik-baik saja?". Ucap seorang wanita yang baru saja memasuki ruangan inap nya.

Aditama tidak menjawab pertanyaan tersebut, dirinya masih sibuk bergelut dengan pikirannya sendiri.

"huhh.. kamu mengabaikan ku lagi?". Ujar wanita tersebut malas, lalu berjalan menjauh dari brankar tersebut, dirinya memilih duduk di atas kursi yang tersedia di ruangan itu.

"Aku hanya tidak ingin berbicara sekarang, kepala ku sangat pusing". Aditama memijat pelipisnya dengan pelan.

Tanpa peduli, wanita itu mengabaikan ucapan Aditama, dirinya sibuk dengan handphone miliknya.

"Nadia!".

"Gausah teriak! aku juga denger". Ucap wanita itu saat mendengar teriakan Aditama yang di tujukan padanya.

"Kau butuh sesuatu?".

"Minum, tolong ambilkan". Ucap Aditama pelan.

"huh! sangat menyusahkan".

Aditama melihat manik mata wanita di samping nya itu dengan tatapan sulit di artikan, dia sendiri juga tidak tahu dengan perasaan nya sekarang pada wanita ini.

"Aku.. ingin berbicara sesuatu dengan mu".

Nadia mengkerut kan dahi nya pelan, apa yang akan di bicarakan oleh pria ini padanya?

"Bicaralah".

"Apa kau benar-benar mencintai ku?". Ucap Aditama menatap wajah Nadia.

Nadia terkekeh pelan saat mendengar ucapan Aditama, langkah nya berjalan pada sebuah cermin yang menempel pada dinding.

"Tidak, aku hanya mencintai hartamu". Ucap nya dengan senyum mengejek.

Aditama mengangguk pelan, sudah ia duga. mana mungkin perempuan itu mencintainya dengan tulus? toh umur mereka berdua sangat berbeda jauh. lagipula Aditama juga sebenarnya hanya menginginkan tubuhnya saja, tidak dengan hati wanita tersebut, adil bukan?

"Kau bisa pergi dari sini sekarang juga". Ucap Aditama dengan tatapan lurus kedepan.

"Ya, aku tau itu, aku juga tidak ingin berlama-lama dengan lelaki penyakitan seperti dirimu, namun jika kamu menginginkan tubuhku, kabari lah". Ucap nya dengan mengedikan sebelah matanya.

Kini hanya tersisa dirinya di dalam ruangan ini, sepi, tentu saja. rasanya kehidupan nya tidak ada warna sama sekali, namun jika di ingat kembali, dirinya harus kembali sehat, agar bisa melanjutkan misi nya kembali yang sempat tertunda.

Lotus {on going}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang