MURNI HASIL KARYA SENDIRI!
jangan promosi cerita lain di lapak ini!
........
Ashana Arawinda Teratai
seorang gadis cantik yang berusaha mengejar cinta nya yang hilang karena suatu kesalah pahaman saat masa kecil nya yang kelam.
Adelion...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
***********
Terlihat di dalam kediaman atmaja seorang wanita paruh baya yang asik dengan alat masak nya. tidak lupa dengan sebuah kain yang menggantung pada leher miliknya.
"ummm.. ana pasti suka dengan kue buatan ku, aku jadi tidak sabar bertemu dengan cucuku!". ucap vita dengan menghirup aroma kue yang ia buat beberapa menit lalu.
cklek
atensi Vita teralihkan pada pintu utama yang terdorong dari arah luar, terlihat seorang pria paruh baya dengan setelan jas hitam nya memasuki mansion tersebut.
"tumben sekali kamu hari ini pulang cepat? aku kira kamu tidak akan pulang lagi".
"jaga ucapan mu! aku baru saja pulang, tapi mengapa kau malah menuduh ku seperti itu! dasar istri durhaka". ucap Morgan dengan tatapan tajam nya, lalu melengos pergi dari hadapan Vita dengan menggeram pelan.
"huftt.. jika bukan karena pria itu mengambil alih semua perusahaan almarhum papah, mana mungkin aku masih bertahan dengan pria itu? sangat menjijikan!".
Vita berjalan menaiki kamar miliknya, ya! miliknya seorang. karena sudah satu bulan lamanya Vita tidak seranjang lagi dengan Morgan. bukan Vita yang meminta, Morgan yang tiba-tiba memindahkan semua barang milik pria itu ke kamar tamu.
mungkin orang-orang di luaran sana berpikir jika hubungan kedua paruh baya ini sangat lah harmonis. tapi semua itu hanya di tunjukan di depan publik saja.
"punggungku rasanya sakit semua, tapi aku ingin memberikan kue ini pada ana, terlebih lagi hari ini gadis itu sudah di bolehkan pulang oleh dokter". ucap Vita dengan menutup kembali pintu kamar nya dengan rapat.
terhitung sudah 4 hari ana di rawat inap di rumah sakit, sebenarnya keadaan ana sudah sangat membaik, tetapi Vita sengaja tidak mengijinkan ana untuk pulang terlebih dahulu, ia ingin keadaan cucu nya sembuh total, baru gadis itu boleh pulang.
meskipun Vita tahu jika ana tidak terlalu mengingat dirinya, ini juga salah dirinya mengapa saat ana masih kecil tidak terlalu dekat dengan ana, mereka hanya bertemu beberapa kali saja dalam setahun.
"boneka aku mana??". ucap ana dengan menatap pria yang sibuk memasukan barang milik ana kedalam sebuah koper hitam.
"emang kamu bawa boneka?".
ana menganggukan kepalanya beberapa kali, "iya! aku bawa, warna putih. coba liat di sana, mungkin ketumpuk baju aku". ucap ana dengan menunjuk sebuah tumpukan baju yang belum terlipat.