MURNI HASIL KARYA SENDIRI!
jangan promosi cerita lain di lapak ini!
........
Ashana Arawinda Teratai
seorang gadis cantik yang berusaha mengejar cinta nya yang hilang karena suatu kesalah pahaman saat masa kecil nya yang kelam.
Adelion...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
********
ana berjalan dengan langkah lunglai menuju parkiran, hari ini tubuhnya terasa lemas. tidak tahu kenapa alasannya, suhu tubuh nya juga terasa hangat.
langkah nya terhenti saat seseorang menabrak dirinya, ana mendongakkan kepalanya lalu menatap mata pria itu dengan raut wajah bingung. dia adalah murid baru di kelas nya, dia mungkin seseorang yang introvet.
tapi ana merasakan jika selama dia masuk kedalam kelas nya, ana selalu di perhatikan dengan intens oleh pria itu. entah ana yang kegeeran atau memang benar?
jujur ana mengakui jika lelaki di hadapan nya bisa di bilang cukup tampan. dengan warna kulit kuning Langsat di tambah dengan hidung nya yang mancung. tapi tetap saja menurut nya tetap lion yang paling tampan!
"sorry". ucap lelaki itu dengan menjulurkan lengannya kepada ana.
ana mengangguk lalu pergi berlalu begitu saja dari hadapan lelaki itu. dia sangat malas jika harus berurusan terlalu lama dengan orang asing. di tambah dengan kondisi badannya yang tidak terlalu sehat.
seorang pria menatap bangunan di depan balkon kamar nya dengan pandangan lurus kedepan. pria itu menyesap sebatang rokok miliknya semakin dalam saat seseorang terlintas dalam pikirannya.
"ARGHH!".
lion membanting gelas yang berisikan air kopi miliknya. dia bingung harus bagaimana sekarang?
"apa sikap gue keterlaluan?". ucap nya dengan mengusap gusar kepalanya.
lion menggelengkan kepalanya pelan, "itu semua pantes buat dia". ucap nya dengan kembali menyesap rokok dalam genggamannya.
tokk! tok!! tok!!..
lion berjalan pelan ke arah pintu kamarnya saat ada yang mengetuk pintu itu dengan sangat kencang.
"WOYYY KELUAR LO KUTUB". Gibran terus mengetuk pintu kamar lion dengan mata terpejam. padahal pintu itu sudah di buka oleh sang pemilik kamar.
lion menepis lengan Gibran yang mengenai wajah nya, dia menatap Gibran dengan tatapan sinisnya. dia yakin pasti orang di depannya ini akan membuat masalah dengannya.
