MURNI HASIL KARYA SENDIRI!
jangan promosi cerita lain di lapak ini!
........
Ashana Arawinda Teratai
seorang gadis cantik yang berusaha mengejar cinta nya yang hilang karena suatu kesalah pahaman saat masa kecil nya yang kelam.
Adelion...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
************
°New York City at 2:03 p.m
"Ayolah sayang, mommy cuma ngasih kesempatan ini sekali aja loh?". Ucap seorang wanita yang sedari tadi mencoba membujuk anak keduanya untuk ikut pergi berlibur ke kota kelahirannya.
"I'm not interested at all". Ucap pria itu dengan lengan yang masih sibuk mengerjakan tugas sekolah miliknya.
Renata tersenyum manis saat melihat manik anak keduanya, dirinya sudah mengurus Lion 18 thn lama nya, mana mungkin dirinya tidak tau bagaimana gerak gerik anak nya?
"Mommy tau, sebenernya kamu mau ikut ke Indonesia kan?". Ucap Renata dengan kekehan pelan.
Gerakan jari lion terhenti, lalu menoleh ke samping dimana Renata berada.
"Maksudnya? aku beneran gamau ikut mom". Ucap nya, lalu kembali fokus pada pekerjaan nya.
Renata mengangguk beberapa kali, lalu berdiri dari tempat duduk nya.
"Oke kalo itu mau kamu, mommy akan beri satu kali kesempatan lagi jika kamu berubah pikiran, datanglah ke kamar ku". Ucap nya, lalu langkah wanita itu berjalan semakin jauh dari hadapan anak nya.
Lion menatap ke arah depan dengan pikiran berkecamuk entah kemana, ia juga merasa bingung dengan pikirannya sekarang.
•-----------------------------------------•
°Jakarta city at 16.33 pm
"Ayolah sha, gue beliin novel deh, Lo mau novel apa?? ayoo dah beli sekarang". Ucap Dara dengan menggenggam telapak tangan Ana, sesekali dia menggerakkan nya ke kanan kiri.
Sedari tadi Dara mencoba mengajak Ana, namun gadis itu tak kunjung menerima ajakannya, bagaimana gadis itu mau menerima? Dara mengajak Ana untuk pergi ke club nanti malam, oh ayolah, yang benar saja?
"Gamau! pokonya nggak, lagian Lo mau ngapain sih tengah malem gitu ke club? jual diri Lo?". Ucap Ana dengan menatap wajah Dara malas.
Dara membelalakkan kedua matanya, lalu lengannya menggeplak bahu Ana cukup kencang.
"Congor Lo! mana mungkin gue kaya gitu, tubuh gue mahal say!". Ujar nya dengan mengibaskan rambut hitam legam nya, sehingga mengenai wajah Ana.
"Buset! sakit anjir". Ucap Ana dengan mengusap wajah nya pelan.
Dara tertawa pelan, lalu lengannya bergerak ingin mengelus wajah Ana, lamun terbelih dahulu di tepis oleh pemilik wajah.