chapter 41

77 22 1
                                        

*********

***********

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***********

Kini terlihat seorang remaja pria berdiri di depan sebuah cafe ternama yang akhir-akhir ini menjadi topik perbincangan sekitar.

"Kalo bukan demi masa depan gue, gaakan mau gue nginjekin kaki di tempat ini". Ucap nya dengan berdecih pelan, lalu langkah nya berjalan pelan menuju bangunan tersebut.

tingg!

Suara bel terdengar saat seseorang memasuki cafe tersebut, tidak sedikit orang-orang yang menatap pria itu dengan rasa kagum nya.

Netra nya menatap pada setiap ujung cafe, mencoba mencari keberadaan seseorang yang ia cari saat ini, namun nihil, seseorang yang ia cari tidak terlihat batang hidung nya sama sekali.

"Woah! adek gue beneran Dateng?". Ucap seorang pria yang umur nya tidak jauh beda dengan dirinya.

"Gue bukan adek Lo, sialan!".

Pria di depannya terkekeh sinis, lalu memalingkan wajah nya. setelah beberapa saat, matanya kembali menatap pria di hadapannya, yang tak lain adalah adik tirinya.

"Lo gamau semuanya kesebar kan? jadi Lo cukup nurut sama gue, adik tiri". Ucap nya dengan menekan kata terakhir yang ia ucapkan.

Tangannya mengepal erat, terlihat kepalan tangan tersebut berubah warna menjadi merah muda, mungkin jika di gambar kan sebuah bom, tak perlu menunggu waktu yang lama, bom tersebut akan meledak dengan cepat.

"your life depends on me".

•----------------------------------------------•

"Damn! Who dares to do this to me?!".

Terlihat seorang perempuan berkulit putih menatap beberapa pria bertubuh besar di hadapannya dengan tatapan tajam nya yang menusuk.

"sorry queen, we didn't mean to". Ucap salah seorang pria dengan menundukkan kepalanya pelan. seolah takut jika bertatap mata dengan perempuan di hadapannya.

Tanpa mengatakan sepatah kata pun, perempuan tersebut berjalan dengan langkah anggunnya menuju lift yang tidak jauh berada di depannya.

Langkah nya berjalan menyusuri lorong yang cukup panjang, hingga dirinya berenti di depan sebuah pintu berwarna putih, lalu lengannya bergerak memegang handle pintu di depannya.

cklek!

"HAIII BABE!".

Terlihat di depan sana sebuah kursi single yang tengah di duduki oleh seorang pria, tidak lupa dengan sebuah laptop di hadapannya.

Lotus {on going}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang