MURNI HASIL KARYA SENDIRI!
jangan promosi cerita lain di lapak ini!
........
Ashana Arawinda Teratai
seorang gadis cantik yang berusaha mengejar cinta nya yang hilang karena suatu kesalah pahaman saat masa kecil nya yang kelam.
Adelion...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
*******
saat ini ana berada di dalam kamar villa miliknya, dia sudah di ijinkan pulang oleh dokter siang hari tadi. sebenarnya teman-temannya melarang untuk dia pulang cepat. tapi namanya juga ana, pasti akan keras kepala jika keinginan nya tidak terturuti.
bi Marni juga tidak mengetahui peristiwa kemarin, ana tidak ingin memberi tahu itu semua karena ia takut jika bi marni akan khawatir padanya.
ana berjalan ke arah balkon kamar nya lalu menatap sekeliling nya yang di penuhi dengan dedaunan hijau, sangat indah.
"udara nya sejuk banget", ana merentangkan kedua tangannya saat semilir angin menerpa wajah mulus nya.
tokk! tok! tokk!!
lamunan ana buyar saat seseorang mengetuk pintu kamarnya, lalu dia berjalan kearah pintu dengan langkah pelan.
saat ia membuka pintu, dia menemukan dara dengan menenteng koper di genggamannya. mau kemana gadis itu?
"Lo mau kemana?", dara menyelinap masuk kedalam kamar ana begitu saja.
"kita pulang sekarang, gue bantuin kemas baju Lo ya", ucap dara dengan mengambil koper milik ana yang tersimpan rapih di pojok lemari.
"ehh! kok pulang? kan kita belum ke sungai yang Lo rekomendasi in kemarin", ucap ana dengan mencekal lengan dara yang masih sibuk dengan memasukan semua barang ana.
dara menatap ana lalu memutar bola matanya malas, "Lo itu harus istirahat yang cukup! mending pulang aja ya? gue takut kalo Lo kenapa-kenapa lagi", dara menatap mata ana yang masih terlihat sayu.
ana menghela nafas pelan, "gue gapapa kok! gue udah sembuh", ucap ana dengan tubuh yang menjingkrak jingrak seperti baru saja dapat undian.
"ck! Lo mah baru sembuh juga", ucap dara dengan memegang pundak ana agar berhenti untuk loncat kodok tidak jelas.
"makanya jangan pulang, ya???". ana menampilkan puppy eyes nya di depan wajah dara, dara yang melihat itu merasa geli lalu memutarkan bola matanya malas melihat tingkah salah satu temannya ini.
"ngga!! pokonya kita pulang", sudah cukup kemarin dara merasa sangat khawatir saat melihat kondisi ana, sekarang ia tidak mau jika hal itu terulang kembali. kesehatan sahabat nya lebih penting, mereka bisa kembali ke puncak ini suatu saat nanti jika semuanya telah baik-baik saja.