chapter 12

192 81 6
                                        

yuuuu lanjutt!!
JANGAN LUPA VOTE+KOMEN😍
terus baca lotus yawww!!

     •--------------------------------------------------------•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

     •--------------------------------------------------------•

ana bangun lebih pagi hari ini, dia berjalan menuruni tangga lalu menuju dapur yang terlihat sepi. biasanya bi Marni sudah berada di dapur, bahkan lebih pagi dari sekarang. tapi sekarang bi Marni sedang demam tinggi, jadi ana berinisiatif untuk menyiapkan sarapan pagi ini. dia juga ingin membuat brownies coklat, sudah lama ia tidak membuat brownies itu.

ana mengeluarkan semua bahan masakannya dari dalam kulkas, lalu mulai memasukan beberapa bahan yang ingin dia gunakan. rencananya dia akan memberikan brownis ini untuk lion, semoga saja lion suka.

ana memasukan adonan brownis ke dalam oven yang sudah berada di atas kompor dengan api menyala sedang. lalu ana berjalan kembali ke arah kulkas untuk membuat sarapan pagi ini, ana akan memasak sup ayam untuk bi Marni. ana memang sering memasak sup ayam, rasanya tidak jauh dengan rasa masakan bi Marni.

Aditama memang jarang sarapan di rumah saat pergi bekerja. dia lebih sering sarapan di cafe yang jaraknya lumayan dengan dengan kantor miliknya. ana tidak masalah dengan semua itu, karena meskipun Aditama berada di rumah pasti mereka berdua akan bertengkar. entah itu dari masalah besar, bahkan masalah sepele yang mungkin tidak perlu di perdebatan kan.

"huftt.. beres deh!". ana melirik jam yang tertera pada benda pipih milik nya. jam menunjukan pukul 06.15. ana bergegas berlari menuju kamarnya untuk mandi dan menyiapkan beberapa buku untuk ia bawa ke sekolah.

semenjak ia tau jika lion adalah teman masa kecil nya, ana menjadi sangat bersemangat untuk pergi ke sekolah. meskipun ana tau jika lion tidak akan menerima kehadiran nya kembali.

beberapa menit kemudian ana keluar dari kamar nya dengan tas yang berada pada pundak nya. dia berjalan pelan menuju kamar yang berada di lantai satu.

ana mengetuk pintu itu beberapa kali, lalu membuka pintu itu dengan perlahan. dan terlihat lah seorang wanita paruh baya yang terbaring di atas ranjang miliknya.

"non ana?.. belum berangkat?". ucap bi Mirna dengan gerakan tubuh ingin menyender pada penyanggah kasur miliknya.

ana tersenyum lalu mengangguk, "bi Marni mau makan sekarang? ana bawain ya?". ana mengelus tangan bi Marni yang terasa hangat. semalam bi Marni sudah ana bawa ke rumah sakit dengan di antar oleh supir pribadinya. panas nya lumayan turun, tetapi suhu badan nya masih terasa hangat.

bi Marni menggeleng, "nanti saja non, bibi belum lapar". bi Marni memang tidak terbiasa untuk makan terlalu pagi, dia biasa makan setelah semua pekerjaan di rumah ini selesai.

"bibi harus makan sekarang, biar cepet sembuh". ana tidak ingin melihat kondisi bi Marni yang seperti ini, dia tidak mempunyai siapapun selain bi Marni di hidup nya. bahkan Aditama beberapa ini tidak memunculkan batang hidungnya di hadapan ana, padahal mereka tinggal di tempat yang sama. sebegitu tidak penting kah kahadiran ana di kehidupannya?

Lotus {on going}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang