chapter 2

270 100 16
                                        

JANGAN LUPA VOTE YAAA!!!💐💐
KOMEN JUGAA

    •--------------------------------------------------------•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

    •--------------------------------------------------------•

    
       Ana melihat pantulan diri nya di depan kaca, dress yang ia kenakan berwarna hitam sepasang dengan heels hitam yang tidak terlalu tinggi. Ana merasa senang kali ini, karena ayah nya memberikan dress sesuai warna favorit nya, apa mungkin Atmaja mengingat warna favorit nya? ah dia akan sangat senang jika Atmaja benar benar tau warna favorit nya.

     Ana melihat koleksi Sling bag yang tersimpan rapi di jajaran tas branded nya, lalu ia melihat salah satu tas yang memikat hati nya. ia pikir tas itu cocok dengan baju yang sekarang Ana pakai.

    Sebenarnya Aditama juga memberikan tas yang warnanya sama dengan baju yang di pakai oleh ana, tetapi Ana tidak menyukai tas itu. bukan berarti ana tidak menghargai pemberian ayah nya, tetapi tas nya berwarna merah mencolok. Ana tidak suka dengan warna yang terlalu mencolok, walaupun dia tahu jika harga tas yang di berikan ayah nya itu tidak lah murah, pasti dari kalangan brad ternama, tapi Ana lebih baik memakai tas pilihannya sendiri dari pada harus menjadi perhatian orang-orang.

    "Males banget rasanya, kalo bukan keinginan nenek vita mana mau gue dateng ke sana". Ana menghela nafas kasar lalu mengoleskan makeup tipis pada muka nya.

    •---------------------------------------------------------•

     "Kemana anak itu?! lama sekali". Atmaja mengenakan pakaian formal berwarna hitam senada dengan sepatu nya, lalu ia berjalan menuju halaman belakang untuk menemui bi Mirna.

     "Tolong panggilkan anak itu". ujar nya lalu pergi begitu saja dari hadapan bi Mirna, tidak punya etitude memang.

     "nggih tuann".

   Bi Mirna sedikit berlari menuju tangga hingga sampai di depan pintu bercat coklat lalu mengetuk pintu itu sedikit keras.

  Tok! tok!! tok!!!

   "Non Ana, tuan bilang siap siap nya di percepat ya non, tuan sudah menunggu di bawah".

   Ana yang berada di dalam kamar pun hanya bisa menghela nafas kasar, bagaimana dengan makeup nya yg belum selesai? huftt menyebalkan.

   "Iyaaa aku turun sekarang".

    Lalu bi Mirna segera turun untuk menyelesaikan pekerjaan nya yang sempat tertunda tadi.

    •--------------------------------------------------------•

     Avanza hitam melintas di jalanan ibu kota yang terasa engap oleh polusi, di dalam nya terdapat seorang gadis yang sedang memandangi langit sore yang begitu indah, tidak kalah indah dengan langit sore di bandung.

    "Kamu jangan sampai mempermalukan saya di depan keluarga besar nenek kamu, saya terpaksa membawa kamu ke sana, sejujurnya saya sangat malu membawa anak pembawa sial seperti kmu!".

Lotus {on going}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang