PART 48. BUTUH WAKTU.

14.3K 589 228
                                    


~HAPPY READING~

Author Pov.

Pagi telah datang tampak sang mentari perlahan memunculkan sinarnya dari sebelah barat. Sinar hangat itu mulai masuk ke sela-sela rongga jendela hingga membuat sang pemilik kamar mengeliat dalam selimut tebal yang menyelimuti tubuhnya. Mata Sagara mengerjap-terbuka perlahan. Tangan kanannya terulur mengurut pelipisnya yang sedikit terasa pusing. Kemudian ditegakkan tubuhnya menjadi bersandar pada sisi ranjang. Ia meregangkan otot-otot tubuhnya yang entah kenapa terasa nyeri di beberapa bagian. Padahal seingatnya Sagara tidak melakukan aktivitas yang berat kemarin, lelaki itu hanya bekerja sejenak dikantor seperti biasa rapat dengan para karyawan OMERA Corporation. Ia tiba-tiba langsung pergi meninggalkan kantor karena marah usai mendapati foto Arania berpelukan dengan Rezvan dari seseorang yang tidak dikenal. Dan Sagara melampiaskan kemarahan itu dengan datang menyusul ketiga sahabatnya di Club Lucia kemudian cowok itu mabuk di sana.

Namun saat ia hendak bangkit dari kasur cowok itu baru menyadari sesuatu kalau dirinya tidak memakai sehelai benang pun di tubuhnya. Hal keadaan itu membuat Sagara terkejut bukan main terlebih matanya tak sengaja jatuh pada noda merah di sprei-nya.

"Shit! " Umpatnya refleks begitu sadar dan berhasil mengingat sepenuhnya apa yang sudah ia lakukan semalam.

"Brengsek! Apa yang udah lo lakuin, Sagara." Sagara mengumpati kebodohan dirinya sendiri yang bisa-bisanya kehilangan kontrol. Sekarang entah bagaimana keadaan gadis itu dan iya—dimana Arania?

Deg!

Cowok itu baru menyadari sejak bangun tadi ia tidak menemukan Arania di sekitarnya.

Sontak Sagara langsung menyusuri setiap sudut kamar mencari keberadaan Arania setelah mengenakan lengkap pakaiannya. Mulai dari balkon, kamar mandi dan walk in closet namun tidak ada. Dia tidak mungkin pergi sekolah karena ini hari minggu, apa mungkin di dapur atau taman belakang rumah? Cowok itu kemudian keluar dari kamar menuruni anak tangga menuju area dapur terlebih dulu.

"Selamat pagi, tuan muda. Apa tuan muda Sagara ingin sesuatu?" Tanya bi Inayah menatap bingung kearah tuan mudanya yang tumben sekali baru bangun langsung ke dapur.

"Lihat Ara, nggak bik?" Tanya balik Sagara.

"Sedari tadi kita disini kita belum lihat nona Ara sama sekali, tuan muda. Kami pikir nona Ara belum bangun," Ujar perempuan paruh baya itu jujur memang belum melihat Arania berkeliaran sejak tadi mereka bangun.

"Memangnya nona Ara tidak ada di kamar? Kalau begitu biar mbak bantu cari di depan." Sahut Mbak Rani menawarkan diri meskipun ia sendiri bingung apa yang terjadi.

"Iya tolong cari, saya ke taman belakang dulu." Ia melangkah pergi dari dapur begitu pula mbak Rani yang berlari keluar ke halaman depan.

Mbak Nining mendekat pada Bi Inayah. "Kunaon ya, bik?"

Bi Inayah menggeleng."Bibik juga Nggak tahu. Tolong kamu cari di lantai atas terus area kolam renang jangan sampe kelewatan."

Mbak Nining mengangguk sambil mengelap tangannya di celemek lalu bergegas menuju lantai atas sesuai suruhan bi Inayah. Tak mau tinggal diam ia juga ikut mencari istri tuan mudanya tersebut.

Entah apa yang terjadi tiba-tiba Arania menghilang pagi ini.

****

SAGARA :(He is my husband) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang