009. Pulang Atau Saya
Yang Ke Sana“Saya rasa perusahaan ini bukan hanya membutuhkan perekrutan untuk yang berpengalaman. Tetapi juga membutuhkan generasi muda sebagaimana nantinya akan menjadi penerus kita. Akan tetapi saya akan serahkan kembali semua keputusan kepada Bapak Arsel.”
Laki-laki yang tengah sibuk mengutak-ngatik laptop itu pun mengangguk, “Ya saya setuju itu. Buka rekrut untuk permagangan juga lebih baik. Tetapi, saya ingin melihat terlebih dahulu dari sekolah mana saja yang nanti nya akan saya pilih. Agar generasi ini tidak main-main dalam memulai dunia kerja. Karena kualitas perkembangan anak itu pun juga penting bagi saya.” ujarnya masih menatap layar laptop.
“Ya Pak, baik. Saya akan carikan beberapa sekolah menengah kejuruan terbaik di sini. Sebelum itu, saya juga ingin bertanya. Menurut Bapak bagaimana kalau permagangan ini di buka untuk khususnya alumni dari sekolah tersebut. jadi, bukan lagi sebatas siswa. karena menurut saya, teknik ini juga akan mengimbau generasi muda tersebut untuk bersemangat memajukan kinerjanya.”
Arsel sempat menimang-nimang pendapat Pak Dodi, “Tetapi SMK itu mempunyai teknik prakrtik kerja lapangan yang di mana mereka pernah belajar di beberapa perusahan yang sudah di tentukan seperti yang pernah saya alami. Bukannya itu akan memperkecil kemungkinan untuk mencari yang berprestasi? Karena pastinya beberapa perusahaan tersebut pun akan merekrut siapa yang paling terbaik dari para pemagang.”
“Itu permasalahannya Pak. Tapi menurut saya, Sekolah mana si yang tidak mau bekerja sama dengan perusahaan Yang Bapak pimpin ini, apalagi baru pertama kali ini Ar’trax Company membuka program permagangan. Mereka yang di tempatkan di produksi saja sangat bangga. Apalagi di tempatkan langsung di officce.”
Pikiran Arsel langsung mengarah pada sesuatu. Laki-laki itu berdeham seraya membenahkan dasi nya, “Pendapat anda saya terima. Target recruit berjumlah sepuluh untuk office, tiga puluh untuk produksi.”
“Baik Pak.”
“Pak Dodi, saya serahkan perihal ini pada Bapak sepenuhnya. Tetapi ada satu hal yang ingin saya sampaikan dan rahasiakan ketika hari recruit. Dan satu lagi, tahan human resource development untuk turun tangan dalam perekrutan di bagian office. Karena saya sendiri yang menunjuk Bapa untuk mengurusnya.” laki-laki itu langsung tersenyum miring dengan telunjuk kanan yang mengetuk-ngetuk meja. Pak Dodi saja merasa bingung dengan sikap laki-laki itu
“B-baik, Pak.”
Arsel mengangguk, “Anda boleh kembali bekerja.”
Setelah Pak Dodi keluar dari ruangannya, Arsel langsung beranjak menuju partisi kaca yang mengarah langsung ke luar. Laki-laki itu menatap langsung keramaian kota di bawah sana. Tangannya merogoh handphone di saku celananya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LEGAL • [ON GOING]
Teen FictionPerihal pernikahan bukanlah hal yang mudah untuk di laksanakan apalagi di jalani. Belum lagi, umur Vani yang masih 19 Tahun belum berpikir jauh hingga ke jenjang tersebut. Vani yang tidak terima dengan perjodohan itu pun berusaha menggunakan beberap...