039. Hampir Terenggut.
“Napa lo diem aja?”
Amanda melirik Pipi yang tengah berkutat pada kerjaannya. Gadis itu membuang napas kasar, “Perasaan gue nggak enak Pi.”
“Tumben lo, kenapa?” tanya Pipi menatap serius ke arah Amanda.
“Soal Vani. Gue kepikiran kalo keputusan Vani itu terlalu mendadak. Feeling gue, pasti Kak Arsel nggak terima.” jelas Amanda
Pipi ikut memikirkannya, “Iya juga Man. Tapi bukannya kita udah sepakat buat ngebiarin Vani bersuara atas keputusannya. Kita percayain ajalah, kita kan nggak tau gimana hubungan mereka sebenarnya. Gue cuma bisa berharap mereka bisa memperbaikinya.”
Pipi dan Amanda di buat terkejut saat Risma tiba-tiba berdiri di depannya, “Apa hubungan Pak Arsel sama Vani?”
Tangan Pipi mencubit paha Amanda. Sontak gadis itu memukulnya, “Hubungan apa si?” ketus Amanda.
“Ternyata, ada sesuatu yang kalian sembunyiin kan?” tuduh Risma benar adanya.
“Heh, lagian apa urusannya sama lo si, Ma.” ujar Pipi.
Risma di buat gelagapan sendiri, “Gu ... Gue nggak suka aja kalo kalian nyembunyiin sesuatu.”
“Ya terus kita harus terbuka gitu sama lo? Lo kali yang punya sesuatu. Tiba-tiba kayak gini lo ngomong sama kita. Siapa lo?” sarkas Amanda.
Decakan kecil keluar dari mulut Risma, “Gue ....”
“Iya-iya udah, lanjutin sonoh kerjaan lo. Nggak guna juga lo berdiri di situ.” sekat Pipi.
Risma menghentakkan kakinya lalu beranjak dari sana. Sementara Pipi dan Amanda, mereka menghela napasnya. “Kok Risma tiba-tiba ikut campur?” heran Pipi.
“Kita harus lebih hati-hati Pi. Kayaknya Risma salah satu orang yang ngincer Kak Arsel.”
“Iya Man, karena nggak ada ujan nggak ada angin, dia nguping pembicaraan kita. Kalo nggak nyelidikin Vani ya dia ngapain. Kira-kira Vani udah tau belum ya?”
“Vani kayaknya tau juga. Cuma dia nggak ambil pusing. Buktinya waktu rapat kemarin Risma ngajak tukeran posisi sama Vani. Tapi Kak Arsel ngelarang. Mungkin Risma curiga dari sana.”
“Semoga aja hubungan Kak Arsel sama Vani mulih ya, Man. Terus mereka fublik deh tuh pernikahannya biar semua orang tau. Risma juga biar tau. Ah, serumit itu di posisi Vani. Kak Arsel terlalu di luar nurul.”
“Iya Aamiin, Pi. BTW, Vani udah ngabarin belum? Bentar lagi istirahat. Nanti kita telpon dia,” Amanda melirik arlojinya.
“Iya-iya. Kita telpon dia.”
KAMU SEDANG MEMBACA
LEGAL • [ON GOING]
Teen FictionPerihal pernikahan bukanlah hal yang mudah untuk di laksanakan apalagi di jalani. Belum lagi, umur Vani yang masih 19 Tahun belum berpikir jauh hingga ke jenjang tersebut. Vani yang tidak terima dengan perjodohan itu pun berusaha menggunakan beberap...