019. Bukan Pertama
Kali“Vani mau nambah lagi?” tanya Rea memperhatikan gadis itu.
Vani langsung menggelengkan kepala nya, “Vani udah kenyang, Mah. Masakan Mamah enak,” puji gadis itu lalu mengangkat kedua ibu jari nya.
Rea terkekeh, “Papah Hadi mengakui itu.” ujarnya membuat yang di bicarakan menatap wanita itu. Pria itu tidak menggubris karena itu benar adanya. Setiap Rea sudah beraksi di dapur ya pecah rekor sudah. Masakan restoran akan kalah saing. Begitu kata Hadi.
“Lain kali, Vani mau belajar deh dari Mamah.” ujar Vani langsung mendapat anggukan dari Rea, “Itu harus. Biar Arsel makin cinta sama kamu.” ujar wanita itu membuat Vani terbatuk.
“Minum sayang minum. Aduh hati-hati. Sel ambilin Vani minum.” panik Rea.
Vani menerima segelas air dari Arsel, “Makasih.” ujarnya pelan lalu meminum air itu.
“Vani kaget denger ucapan kamu. Dia malu, Rea.” ujar Nenek Ola membuka suara.
“Kalian lucu. Kayak Mamah sama Papah dulu.”
“Mamah sama Papah di jodohin juga?” tanya Vani penasaran.
Rea mengangguk, “Iya. Awalnya Papahnya Arsel nolak Mamah mentah-mentah. Eh malah yang nolak yang cinta mati duluan sama Mamah.” ujarnya lalu tertawa.
Hadi menyenggol Rea, “Jangan di bahas.” ujarnya merasa malu.
“Di antara kalian siapa yang pernah ngelak? Siap-siap aja bakal cinta mati duluan nantinya. Tapi semoga aja kalian berdua malah mau ngejalaninnya bareng-bareng. Dan tumbuh perasaan satu sama lain bareng-bareng, deh.”
Vani langsung melirik Arsel. Gadis itu menepis jauh-jauh ucapan Rea barusan di pikirannya, “Em Mah, biar Vani yang beresin,” gadis itu langsung mengambil alih piring kotor di tangan Rea.
“Padahal nggak pa-pa, nak. Kamu harusnya langsung istirahat. Kamu pasti capek.”
Vani menggeleng, “Nggak kok.”
“Yaudah kalo gitu Mamah mau ajak Nenek istirahat aja ya?”
Vani mengangguk, “Iya Mah,”
Satu persatu piring kotor berhasil Vani kumpulkan. Aktivitas gadis itu memelan saat Hadi dan Arsel membicarakan sesuatu. Gadis itu tidak mau mengganggunya. Namun ketika pembahasan semakin serius, telinga Vani pun ikut serius. Pendengarannya menajam kala Arsel menyebut-nyebut perihal Perusahaan. Bukannya gadis itu belum tahu pekerjaan Arsel apa? Mungkin sekarang gadis itu akan mengatahuinya.
“Van, kamu duluan ke kamar aja. Biar Bibi yang cuci piring besok.” ujar Arsel membuat Vani hampir terperanjat. Iya katanya keluarga ini juga memiliki ART. Tetapi hanya bekerja sampai sore saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
LEGAL • [ON GOING]
Teen FictionPerihal pernikahan bukanlah hal yang mudah untuk di laksanakan apalagi di jalani. Belum lagi, umur Vani yang masih 19 Tahun belum berpikir jauh hingga ke jenjang tersebut. Vani yang tidak terima dengan perjodohan itu pun berusaha menggunakan beberap...