047. Harusnya Vani Mendengarkan!

104 12 4
                                    

Spesial Up Malam Minggu!

047. Harusnya Vani
Mendengarkan!

     “Ayah liat sini, Vani sama Arsel lagi di Bandung!” heboh Jihan saat melihat Vani dan Arsel di sebrang sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

     “Ayah liat sini, Vani sama Arsel lagi di Bandung!” heboh Jihan saat melihat Vani dan Arsel di sebrang sana.

     “Bentar Bu,” Zaki menghampiri Jihan dengan satu tangan membawa segelas kopi.

     Jihan tertawa senang, “Kapan kalian berangkat ke sana? Kok nggak ngasih kabar, si?”

     “Kemarin Bu, Yah, Asalamuallaikum!” Vani melambaikan tangannya saat Zaki muncul di layar.

     “Iya Wa'alaikummussalam ... Bener kata Ibu, kok nggak ngasih kabar?”

     Di sebrang sana Vani melirik Arsel sebentar, “Maaf Bu, Yah. Salah Arsel. Kemarin buru-buru. Jadi Arsel lupa ajak Vani buat pamitan. Maaf ya, Yah, Bu.” ujar Arsel.

     “Tidak masalah nak Arsel, Vani ni, yang hilang kontak. Sombong dia. Mentang-mentang udah punya suami.” Wanita itu kembali tertawa. Zaki pun ikut terkikik geli.

     “Ayah! Ibu mulai nih, mble ... Vani juga mau ke puncak lho bareng Arsel.” pamer gadis itu.

     “Owalah ... Kalian mau muncak?”

     “Iya dong! Honeymoon!” lagi-lagi Vani memamerkan rencananya membuat Jihan dan Zaki ikut bahagia.

     “Asalkan kalian bahagia, Ibu sama Ayah bahagia. Nak Arsel, gimana? Vani jilat ludah sendiri kan? Siapa si yang dulu nentang banget sama perjodohan ini? Eh taunya se excited itu. Hayoloh ....”

     Di sebrang sana Vani langsung bungkam sementara Arsel tertawa bersama Jihan dan juga Zaki. “Nah kan. Tersinggung pasti.” ujar wanita itu.

     Terlihat Vani benar-benar hilang dari layar. Arsel memposisikan ponselnya agar Vani terlihat, “Vani mau nyiapin baju kayaknya. Bu, Yah, makasih banyak.

     “Kenapa berterimakasih? Harusnya kita yang berterimakasih sama kamu nak, makasih sudah mau menjaga anak kami sebaik-baiknya. Ayah bangga sama kamu.” ujar Zaki lalu tersenyum haru.

     “Bu, Yah. Adanya Vani, hidup Arsel  terasa kembali bewarna. Vani juga adalah istri yang baik buat Arsel.

     Mendengar itu, Jihan mengusap matanya yang berair, “Vani tidak merepotkan kamu kan nak?” ujarnya dengan suara bergetar.

     Arsel menggelengkan kepalanya cepat, “Tidak sama sekali, Bu. Vani baik, dia juga sudah mulai dewasa. Apalagi ketika dia belajar menjadi Istri yang baik dengan usianya yang belum terlalu pas untuk menjalankan hubungan yang serius seperti ini. Ayah sama Ibu jangan khawatir. Kita di sini sama-sama belajar untuk saling menjaga dan percaya satu sama lain.

LEGAL • [ON GOING]   Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang