007. Saya Tidak Bercanda

289 24 10
                                    

007. Saya Tidak
Bercanda

 Saya Tidak Bercanda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

    “Udah ... Nggak pa-pa. Nenek kan ada Mamah Rea yang jagain. Kamu pulang aja. Pasti cape, apalagi tadi kamu syok berat. Bangun tidur bukannya mandi ya Van tadi?ujar Nenek Ola seraya mengusap-ngusap tangan kanan Vani.

     Vani tersenyum menanggapinya. Memang benar. sekarang sudah ada ya, bangun tidur bukannya ku terus mandi tetapi menjadi istri. Huh! Vani langsung menghela napasnya.

     “Kenapa?”

     Lamunan Vani buyar lalu kembali senyum ke arah Nenek Ola, “Vani nggak capek kok. Vani mau di sini aja sama Nenek.”

     “Yaudah tapi sebentar lagi. Kalo mereka semua udah kembali. Kamu langsung pulang ya?”

     Vani mengangguk.

     “Itu pilihan, kamu mau pulang ke rumah kamu dulu, atau ke rumah mertua, atau bahkan mau langsung ke rumah Arsel. Asal bareng dia.”

     Ba-reng dia? Bareng Arsel maksudnya? Ini Nenek Ola sungguh tidak tahu kalau pernikahan ini tidak di tuntut untuk tinggal bersama oleh kedua orang tua gadis itu dan Arsel? Itukan kesepakatan? Kalau begini, itu artinya semua orang membohongi Nenek Ola. Ah, entahlah. Yang terpenting, Vani dan Arsel tidak akan pernah tinggal satu atap!

     “Van ....”

     “I-iya?”

     “Percaya sama Arsel. Nenek jamin, Arsel akan bertanggung jawab sebagai suami. Kamu akan mengenal dalam dia dengan cara perlahan. Dan kamu tidak akan menyesal. Kalian tepat.”

     Vani mengerjap beberapa kali, Vani percaya pada ucapan Nenek Ola. Tapi tidak dengan laki-laki itu.  Vani yang lebih tahu sifat gila laki-laki itu meski baru kenal.

     Baru saja Vani ingin membuka suara, pintu ruangan di buka oleh seseorang. Alhasil, Vani menoleh ke arah pintu. Dan di sana sudah ada Rea, sosok wanita yang kini menjadi ibu mertuanya. Bahkan mereka berkenalan masih bisa di hitung jam. Sungguh perjalanan hidup yang mencengangkan.

     “Van .... Sini,” Rea memberi kode agar Vani menghampirinya, “Bu, Vani aku bawa dulu.” sambungnya.

     Vani menoleh ke arah Nenek Ola. Setelah Nenek Ola mengangguk mempersilakan, barulah Vani bergegas menghampiri Rea, “Kenapa Ta–a, Mah?” kikuk gadis itu.

     Rea menarik Vani ke luar ruangan membawa gadis itu menuju lorong sepi yang di mana di sana sudah ada Jihan, Zaki, Hadi, dan juga, Arsel.

LEGAL • [ON GOING]   Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang