027. I Think You Allow It

146 13 1
                                    

027. I Think You
Allow It

     “Menu kali ini gila banget

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

     “Menu kali ini gila banget. Kesukaan gue, cok. Mana gede-gede dagingnya.” heboh Amanda dengan mulut penuhnya.

     Pipi terkikik melihat kelakuan Amanda itu, “Perihal rendang doang.” ujarnya menggeleng kepala.

     Menyadari Vani hanya menatap makanannnya. Pipi menepuk punggung tangan gadis itu, “Lo kenapa Van? Masih kesel sama kita ya?”

     Vani mendongak menatap Pipi, “Nggak. Gue cuma lagi mikirin sesuatu aja.” ujarnya dengan raut di tekuk.

     “Ada apa? Sambil makan dong. Nanti keburu masuk.” ujar Pipi membuat Vani mengangguk.

     “Kata Kak Tania di office gue, gue jadi bahan gibah karna kelamaan di ruangan si Arsel.” lalu Vani menyuapkan nasi nya.

     Amanda menyimpan sendoknya, “Wah ... Vi, lo abis ngapain sama Kak Arsel? Hmm?” gadis itu menatap curiga ke arah Vani.

     Vani berdecak, “Gue serius. Gimana ya? Gue nggak mau mereka curiga sama gue. Tapi si Arsel selalu aja cari masalah. Mempermainkan banget tuh cowok. Dikit-dikit manggil gue ke ruangannya. Gimana mereka semua nggak curiga sama gue coba.”

     “Terus lo tadi di panggil dia lagi?”

     Vani mengangguk, “Cuma gue nggak ke sana. Lo pikir aja lah, sekarang gue gerak dikit aja  langsung jadi sorotan. Untung ada si Aksa yang mecahin suasana. Kalo nggak, beuh canggung banget.” gadis itu langsung menghela napasnya.

     Mendengar itu, Pipi dan Amanda ikut menghela napasnya, “Cincin lo, Van. Mending lo lepas aja kalo mau ke kantor. Pasti lama-lama mereka curiga juga sama cincin lo.” saran Amanda.

     “Nggak mungkin Man. Gue udah coba, tapi sialannya di larang sama si Arsel. Lo pada tau kan kalo gue nggak ngalah, dia nggak akan mau ngalah. Pasti ada aja kelakuan gila cowok itu.” Vani langsung meneguk air minumnya.

     “Ya gimana lagi ya, nggak ada cara lain si selain lo sendiri yang ngomong sama dia. Coba deh Van lo samperin dia ke ruangannya,  dan lo bilang lo harus jaga jarak sama dia di kantor.”

     “Iya Pi, gue coba lagi nanti. Semoga aja kali ini berhasil. Kalian enak ya di tempatin di department yang sama.” Vani menurunkan sudut bibirnya ke bawah.

      Amanda dan Pipi langsung saling berpelukan, “Takdir sedang tidak berpihak padamu, nak.” ujar Amanda langsung tersenyum mengejek.     

     

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
LEGAL • [ON GOING]   Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang