041. Bantal Guling Ternyaman
“Van! Lo bikin panik tau ga ....”
Vani langsung membekam ponselnya. Gadis itu melirik Arsel sebentar, “Sst. Lo berisik amat.” gadis itu langsung mematikan sambungan teleponnya. Bisa-bisanya suara melengking Pipi menggema memenuhi isi mobil Arsel.
Gue ngga jdi pulang.
Dalam waktu kurang dari satu menit, Vani langsung mendapat balasan,
Pipiooo
Lo ada masalah?Ngga ada. Jangan khawatir
Apalagi lo pada ngerusuh
Ke Ayah Ibu. Nanti gwe
Jlasin. Ok.
Msalah absen, Arsel langsung
Yang ngijinin.Mandaaa
Hayolooo. Baikan ya?Ngga usah manjang.
Pkoknya nnti gwe critain
Semuanya.Pipiooo
Semoga aja kata Manda
Bener.Mandaaa
Yakali dugaan gue salah.
Pasti sekarang lagi
BULAN MADU!Kedua bola mata Vani melebar. Gadis itu sontak mematikan benda pipih sialannya.
“Kenapa Van?” tanya Arsel menyadari istrinya gelisah sendiri, “Mereka khawatir ya sama kamu?” sambungnya.
kedua tangan Vani terlipat ke depan dada, “Biasa aja. Lo mau bawa gue kemana si? Dari tadi nggak nyampe-nyampe.” protes Vani. Gadis itu masih kesal, apalagi jika mengingat nasi goreng spesial tadi.
“Bentar lagi kita nyampe. Kita ke tempat sate kesukaan saya di sini. Kamu masih kesel sama saya?”
Pake nanya lagi! Gadis itu menghela napasnya, “Ngapain gue kesel sama lo. Nggak ada kerjaan banget. Cuma gue mau nanya sesuatu sama lo.”
Tangan kiri Arsel terulur mengelus singkat kepala Vani, “Kenapa?”
“Elsaya itu siapa si?”
Bertepatan dengan tujuan Arsel, laki-laki itu mengerem mobilnya, “Seperti yang kamu ketahui, Elsaya itu nama panggilannya Elsa. Dia hanya karyawan di produksi.”
Mata Vani menyipit, “Kok bisa masuk ruangan kerja lo?”
“Dia itu adiknya Roy. Salah satu orang kepercayaan saya di sini. Saya sendiri yang memberikannya ijin.”
KAMU SEDANG MEMBACA
LEGAL • [ON GOING]
Teen FictionPerihal pernikahan bukanlah hal yang mudah untuk di laksanakan apalagi di jalani. Belum lagi, umur Vani yang masih 19 Tahun belum berpikir jauh hingga ke jenjang tersebut. Vani yang tidak terima dengan perjodohan itu pun berusaha menggunakan beberap...