037. Bandung
“Terimakasih ....” ujar Vani lalu menutup kembali gerbang. Gadis itu menatap lamat-lamat amplop coklat di tangannya. Sungguh lebih cepat dari dugaannya. Sekarang Vani harus memikirkan cara bagaimana gadis itu memberikan surat ini langsung kepada Arsel. Gadis itu juga harus berbicara langsung agar lebih jelas.
Mengingat kalau perusahaan Arsel masih membuka peluang kerja, Vani langsung berpikiran kalau gadis itu melamar pekerjaan ke sana saja. Begitu terpanggil, Vani dapat langsung menemui Arsel. Dan, semuanya selesai. Semoga saja terpilih untuk di interview. Ya, begitu saja.
Vani langsung bergegas mengambil ponselnya. Gadis itu langsung mengirim lamaran pekerjaan pada perusahaan Arsel. “Semoga aja ini emang jalannya.” ujar Vani kembali mengambil amplop coklat di atas meja. PENGADILAN AGAMA.
Beberapa kali nomor tidak di kenal menelponnya, gadis itu langsung memblokir semuanya. Karena Vani tahu itu Arsel. “Ini emang jalan kita. Mau gimana pun lo nyangkal takdir, kalo ini jalannya ya lo mau apa? Maafin gue.” gadis itu langsung bangkit menuju kamarnya.
Saat Vani membereskan pakaiannya, gadis itu membuka kembali ponselnya saat terdengar notifikasi. Ternyata dari email. Gadis itu terkejut saat mendapat panggilan langsung dari perusahaan Arsel. “Ini serius? Secepat ini?” sepertinya memang sedang membutuhkan pekerja banyak. Lebih mengejutkannya lagi, gadis itu di undang untuk melaksanakan tes besok. Itu artinya, Vani harus bersiap-siap dari sekarang.
Gadis itu menghela napasnya saat mengingat posisinya yang tengah melaksanakan magang. Mungkin tidak masalah untuk absen satu hari. Karena gadis itu juga hanya berniat untuk mengantarkan surat perceraiannya. Bukan untuk bekerja di sana.
Vani langsung menelpon video Amanda dan Pipi, “Man, Pi, maaf gue ngeganggu kalian lagi, apalagi di hari libur kayak gini.”
“Sans aja kali Van.”
“Iya Van lo ada apa? Gimana udah ada surat nya? Harusnya hari ini kan selesainya?”
Vani mengangguk, “Ini suratnya,” Vani mengangkat amplop itu, “Sekarang gue mau minta tolong sama lo pada, besok gue tes di perusahaan Arsel di bandung. Itu cara gue buat nyampein surat ini. Kalian bisa anterin gue ke Bandung gak?”
“Sekarang?”
Vani kembali mengangguk, “Iya. Sekalian cari kosan di sana.”
“Gas Van. Mobil gue selesai di service nih. Kita pake mobil gue aja.” saran Amanda di seberang sana.
“Makasih Man.”
“Kalo di liat dari alamat perusahaan yang lo kirim, gue tau daerah situ. Gue tau kosan di situ.” ujar Pipi.
“Wah, makasih banyak ya, kalian bener-bener bantuin gue. Gue juga mau absen buat besok Senin. Mungkin nginep di kosan buat malem ini doang. Pulangnya gue naik umum aja.”
KAMU SEDANG MEMBACA
LEGAL • [ON GOING]
Teen FictionPerihal pernikahan bukanlah hal yang mudah untuk di laksanakan apalagi di jalani. Belum lagi, umur Vani yang masih 19 Tahun belum berpikir jauh hingga ke jenjang tersebut. Vani yang tidak terima dengan perjodohan itu pun berusaha menggunakan beberap...