051. Every Day With You

102 14 3
                                    

051. Every Day
With You

      “Van, ini Roy

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

      “Van, ini Roy. Kepercayaan saya di sini. Berkat Roy, perusahaan saya yang di tinggal ini tetap berjalan dan maju.”

     Vani tersenyum singkat, “Saya Vani.” ujarnya ikut memperkenalkan diri. “Silahkan Pak Roy,” gadis itu mengarahkan Roy agar duduk di kursi tunggu.

     “Pak Arsel, maaf. Saya telat menjenguk Bapak. Sekalinya menjenguk, malah di waktu yang salah. Saya malah mengganggu waktu istirahat Bapak.”

     Arsel tertawa, “Justru saya yang berterimakasih. Harusnya anda juga beristirahat. Apalagi baru pulang dari luar kota atas tugas saya. Itu pasti melelahkan.”

     “Arsel gue keluar dulu, ya.” bisik Vani pada laki-laki itu. Gadis itu merasa bosan mendengar percakapan dua orang formal. Tetapi tangannya di genggam laki-laki itu. “Ini Vani. Istri saya.”

     Roy yang pernah mendengar tentang Vani dari adiknya itu langsung paham, “Ah, bisa-bisanya Bapak memberi tahu saya mendadak seperti ini. Bahkan Bapak tidak mengundang saya di hari penting Bapak.” ujarnya bernada kecewa.
  
     Arsel memeluk tangan Vani yang semulanya hanya di genggam, “Ya, itu salah saya.”

     “Saya hanya bisa berdo'a yang terbaik buat keluarga Bapak.”

     “Terimakasih Roy. Van, selain kepercayaan, Roy juga adalah Kakaknya Elsa.”

     Detik itu juga Vani langsung menarik tangannnya dari Arsel, “Saya permisi keluar sebentar,” gadis itu langsung beranjak dari sana. Emosi gadis itu berubah secara tiba-tiba saat mendengar Elsa. Kakak nya Elsa ada di depan mata. Meski tidak  ada sangkut pautnya, perkataan Elsa masih membekas di memorinya. Gadis itu masih kesal.

      “Maaf Pak Arsel, saya tahu kenapa Istri Bapak merasa tidak nyaman. Semuanya karena adik saya, Pak.”

     “Elsa?”

     Roy mengangguk, “Elsa sendiri yang menceritakan semuanya. Jadi, ketika Bapak kecelakaan. Ada salah satu teman Elsa menjadi petugas pencarian Bapak. Dia memberitahukan keberadaan Bapak dan Istri Bapak. Atas sikap dan prilaku keterlaluan Elsa, dia datang ke tempat kejadian membuat istri Bapak kecewa dan sakit hati. Saya sangat berminta maaf, Pak. Istri Bapak pasti sakit hati karena Elsa. Sekali lagi maafkan saya, Pak. Saya tidak akan membiarkan Elsa mengganggu Bapak dan istri Bapak lagi.”

      “Tidak, itu bukan salah anda, Roy. Tidak apa-apa. Kesalah pahaman kecil memang wajar terjadi. Kita bisa luruskan nanti. Saya hanya meminta, tolong jelaskan pada Elsa secara perlahan, sebagaimana baiknya untuk kita semua.”

     “Iya, itu pasti Pak.”

      Arsel mengangguk,  “Terimakasih.”

     “Tapi kira-kira, kapan Nih saya akan mendengar suara tangisan bayi, Pak?”

LEGAL • [ON GOING]   Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang