PART 2 : SEBUAH TAMPARAN

1.1K 70 126
                                    

JANGAN LUPA RAMAIKAN YA GUYS😊
KARNA DUKUNGAN DARI KALIAN BERARTI BANGET BUAT AKU😊

"Berlajar dari sini, aku akui jika kebohongan tidak akan berakhir baik."

               ~Almeera Azahra alfathunissa~

                                       ~~~~

Di pagi hari.

Zahra memutuskan untuk segera turun ke lantai bawah untuk melakukan rutinitasnya seperti biasa. Yaitu, memasak untuk suami dan juga mertuanya. Itu adalah kegiatan yang zahra lakukan setiap harinya. Dan berhubung nanti malam suaminya akan pergi bersama dengan Hamzah untuk melakukan bulan madu mereka. Zahra memutuskan untuk meminta izin secara langsung kepada suaminya agar memperbolehkan dirinya untuk melanjutkan kuliahnya yang sempat tertunda. Pasalnya, zahra ingin mengejar mimpi-mimpinya agar bisa sarjana seperti teman-temannya yang lain. Bahkan ia belum sempat berkuliah ketika menikah dengan suaminya. Pasalnya, kala itu suaminya langsung meminang dirinya dan langsung membawanya pergi dari rumah.

Tidak ingin mengingat masa lalu, zahra memutuskan untuk melupakan hal itu. Dia memilih untuk memasak agar hari ini, suasana hati suaminya tidaklah buruk ketika ia ingin berbicara. Mengingat ibu mertuanya yang suka sekali ikut campur.

Setelah memasak, zahra memutuskan untuk menyiapkan semua masakanya di meja makan seperti biasa. hingga tatapannya jatuh kepada suami dan juga Hamzah yang baru saja turun dari lantai atas. Lebih tepatnya, dari kamar mereka. Pasalnya, kamar miliknya dan juga Hamzah sama-sama di lantai atas.

Zahra pun segera menghampirinya,"Mas, zahra telah menyiapkan makanannya," ucap zahra mampu membuat Hamzah merasa tidak enak hati. Ia pun lantas segera menyentuh tangan milik zahra.

"Maaf ya zahra, karna aku tidak bisa bantuin kamu memasak," ucap Hamzah,"Kamu tau sendiri kan, mas zayn itu ingin sekali bersama dengan ku, terus menerus," sambung Hamzah sontak membuat zahra mengerutkan keningnya. Apa maksud dari ucapannya? Apa dia ingin menunjukkan jika hanya dia yang suaminya butuhkan begitu. Terdengar menyebalkan. Namun, zahra hanya bisa memberinya anggukan kecil.

"Tidak masalah, lagi pula aku sudah terbiasa melakukannya sendiri," sahut zahra.

Zayn menatap sekilas ke arah zahra hingga segera mengandeng tangan Hamzah,"Sebaiknya kita sarapan. karna kamu pasti membutuhkan asupan untuk tubuhmu," ujarnya dengan mempersilakan Hamzah untuk duduk di sebelahnya.

Melihat hal itu, zahra hanya memberikan senyum tipis di wajahnya. Pasalnya, ia sudah mulai terbiasa. Bahkan di perlakukan tidak adil adalah hal yang biasa baginya. Ia tidak begitu terkejut saat melihat suaminya seperti itu.

Tidak lama kemudian, orang tua zayn pun ikut kluar kamar menghampiri meja makan,"Kapan kalian akan berangkat ke Swiss?" tanya papa zayn membuka topik pembicaraan setelah mereka semua duduk di meja masing-masing.

"Insya Allah, nanti malam kita akan berangkat pah," jawab zayn dengan cepat.

"Bagus! Karna lebih cepat lebih baik. Supaya istrimu juga cepat bisa hamil," ucap papa zayn membuat zayn mengangguk. Terdengar miris memang, karna di keluarga suaminya, istri seperti pencetak anak. Jika tidak berfungsi maka istri wajib di ganti dengan yang baru.

"Baik pah, papa tenang saja. karna aku yakin Hamzah bisa hamil, tidak seperti zahra," sahut zayn tanpa memperdulikan perasaan zahra kala itu. Hingga membuat zahra tersenyum kecut. Entah mengapa hatinya sudah kebal mendengar kata-kata seperti itu dari suaminya.

Ia hanya tidak menduga, jika suaminya itu akan sejujur itu di hadapannya. Bahkan suaminya sama sekali tidak perduli dengan perasaan istrinya. Padahal sudah jelas jika perkataannya dapat melukainya, tapi tetap saja dia seakan-akan tidak memperdulikan akan hal itu. Miris!

Garis takdir Azahra (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang