PART 37 : MERASA BERSALAH

433 39 22
                                    

JANGAN LUPA RAMAIKAN CERITA MEREKA GUYS🙏

MAAF KALAU BANYAK YANG TYPO KATA-KATANYA🙏

"Aku masih mencintaimu sampai detik ini, aku harap kamu juga begitu."

                          ~Darren Kendrick

                                      ~⚛⚛~

Di pagi harinya, setelah zahra melakukan rutinitas seperti biasanya, dia pun memutuskan untuk keluar dari dalam kamarnya untuk sarapan pagi bersama dengan pria yang dia anggap uncle selama ini. Namun siapa sangka, suasana rumah terlihat begitu sepi, tidak seperti biasanya. Bahkan dia tidak melihat pria itu memasak pagi ini.

Zahra yang penasaran pun memilih untuk memanggil salah satu pelayan yang ada di sana untuk menanyakan keberadaan Darren.

"Di mana pria itu bi?" tanya zahra terlihat bingung ketika tidak melihat adanya pria itu di sana. Bahkan ia tidak mencium bau masakan buatannya pagi ini.

"Pria yang nyonya maksud adalah tuan Darren?" tanya pelayan itu sedikit bingung.

"Tentu saja!" jawab zahra.

"Tuan Darren sudah berangkat sejak satu jam yang lalu nyonya," jelas pelayan tersebut berhasil membuat raut wajah zahra berubah seketika.

"Apa dia selalu berangkat sepagi ini bi?" tanya zahra penasaran.

"Tidak juga nyonya, ini kali pertamanya tuan Darren pergi sepagi ini," jawab pelayan tersebut.

Entah mengapa mendengar kepergian dari pria itu sepagi ini membuat semangatnya langsung hilang seketika. Ia bahkan belum sempat menemuinya.

"Apa dia tidak meningalkan pesan apapun untukku bi?" tanya zahra kembali.

"Tuan Darren hanya berpesan, jika nyonya sudah bangun, saya diprintahkan untuk memasak sesuai keinginan mu, nyonya." ujar pelayan tersebut berhasil membuat perasaan zahra sedih. Karna biasanya pria itu yang selalu memasak untuknya. Tapi pagi ini mengapa terasa berbeda.

"Kalau saya boleh tau, nyonya ingin makan apa pagi ini?" tanya pelayan itu seraya menawarkan diri untuk memasak.

Zahra teridam cukup lama, hingga ia membalasnya dengan gelengkan kepala,"Saya tidak lapar bi, saya hanya ingin berjalan-jalan di sekitar mansion ini saja." jawab zahra, tidak ada semangat sama sekali pagi ini.

"Tapi nyonya, tuan Darren pasti akan marah jika nyonya tidak sarapan." ujar pelayan itu sedikit khawatir.

"Tidak perlu khawatir bi. Nanti kalau saya lapar, saya akan membuatnya sendiri," jelas zahra membuat pelayan itu pasrah.

Setelah itu, zahra pun melangkahkan kakinya menuju ke taman belakang hingga di temani oleh pelayan tersebut.

"Oh iya bi, biasanya pria itu pulang jam berapa?" tanya zahra kembali, hingga pelayan tersebut pun menjawab.

"Tuan Darren biasanya pulang jam lima sore nyonya." Jawabnya dengan setia menemaninya.

"Baiklah, apa saya boleh berkeliling di mansion ini sendiri bi?" ujar zahra, pasalnya ia tidak terbiasa di temani seseorang.

"Tentu saja, kau bebas melakukan apapun yang kau mau nyonya, tapi tuan berpesan kau di larang untuk naik ke lantai atas tanpa persetujuannya." jelas pelayan tersebut berhasil membuat alis zahra terangkat.

"Memangnya kenapa kalau saya naik ke lantai atas bi?" tanya zahra penasaran.

"Tuan berpesan, dia tidak suka jika ada orang yang berani masuk ke dalam kamarnya ataupun ruangan lainnya yang berada di lantai atas." jawab pelayan tersebut.

Garis takdir Azahra (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang