PART 41 : SEBUAH PELUKAN.

424 32 6
                                    

JANGAN LUPA RAMAIKAN CERITA MEREKA YA GUYS🙏

"Maaf jika aku terlalu egois terhadapmu akhir-akhir ini."

                           ~Darren Kendrick

                                        ~⚛⚛~

Setelah hari itu, kini keduanya memutuskan untuk mengunjungi kediaman aligaza, dan keduanya juga berniat ingin tinggal di sana untuk beberapa hari sesuai keinginan zahra kemarin. Hingga saat ini pun mobil yang mereka tumpangi telah memasuki kawasan elit milik zevan.

Setelah mobil itu berhenti di halaman besar mansion, zahra terlihat bingung ketika ingin melangkah keluar, Pasalnya kemarin ketika dirinya masih berada di rumah sakit, orang tuanya mengatakan jika saat ini mereka tengah mengurus pesantren milik kakeknya. Tapi pada kenyataannya, saat ini mereka tengah berada di manison.

Apa maksud mereka membohongi ku? Pikir zahra.

"Ayo." ajak Darren mengulurkan tangannya hingga membuat kesadaran zahra kembali, ia pun menerima uluran tangan dari pria itu, dan memutuskan untuk melangkah kakinya menuju ke arah pintu utama mansion milik ayahnya.

Ketika keduanya sampai di depan pintu, mereka pun di sambut oleh maira dan juga zevan dengan raut wajah yang begitu bahagia karna kedatangan putri mereka.

"Assalamualaikum, umma, abi." ucap zahra memeluk mereka, hingga mereka pun membalasnya dengan pelukan.

"Wa'alaikumsalam, bagaimana dengan kabar mu di sana?" tanya zevan setelah pelukan mereka terlepas.

"Allhamdulilah keadaan zahra baik, abi." jawab zahra seraya matanya melirik pria itu yang berdiri tidak jauh darinya. Entah mengapa pria itu terlihat kalem ketika berada di rumah ini.

"Syukurlah, sebaiknya kalian masuk! Tidak enak ngobrol di depan pintu," ajak maira hingga di ikuti oleh semua orang.

Ketika Darren ingin duduk bersama dengan istrinya, tiba-tiba istrinya langsung menarik tangan umma-nya, dan menyuruhnya untuk duduk di sebelahnya hingga membuat Darren memilih untuk duduk di kursi yang berbeda.

Ketika mereka tengah asik mengobrol, tiba-tiba Arkan dan juga arhan pun turun menghampiri mereka.

"Kalian sudah sampai ternyata," ujar Arkan segera memeluk sang adik.

"Apa kalian merindukan ku?" tanya zahra setelah pelukan mereka terlepas.

"Tentu saja, karna rumah terlihat sepi jika tidak ada dirimu, tuan putri." ujar Arhan berhasil membuatnya tersenyum.

"Sebaiknya tuan putri ikut umma ke dapur untuk membuat makan malam," ajak maira kepada putrinya, hingga di balas anggukan antusias dari putrinya.

Sesampainya di dapur, keduanya pun berkaborasi membuat masakan untuk makan malam mereka. Karna moment ini yang begitu mereka rindukan. Karna sudah lama juga mereka tidak memiliki moment seperti ini.

"Jangan lupa masakin juga makanan favorit uncle mu," titah maira mengingatkan putrinya. Karna maira tau, putrinya itu paham betul menyangkut kesukaan uncle kesayangannya.

Mendengar hal itu pun berhasil menghilangkan mood miliknya. Sebab ia terlalu malas untuk membuatkan pria itu makanan setelah apa yang pria itu lakukan kepadanya beberapa hari yang lalu. Namun, tiba-tiba sebuah ide berlian pun muncul di dalam otaknya.

"Baiklah, umma." jawab zahra tersenyum jahil untuk mengerjai pria itu. Lagi pula siapa suruh pria itu begitu mengengkangnya beberapa hari ini. Bahkan hanya sekedar ingin tau kondisi rey saja dia tidak di izinkan. Menyebalkan memang.

Garis takdir Azahra (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang