PART 7 : FAKTA YANG SEBENARNYA

953 57 84
                                    

JANGAN LUPA RAMAIKAN CERITA AZAHRA GUYS😊

"Betapa indahnya menunggu, jika hasilnya adalah kamu."

                      ~Darren Kendrick~

                                   ~~~~

2 Minggu kemudian.

Di dalam ruangan miliknya, zahra tengah sibuk memikirkan Darren saat ini. Pasalnya, sudah 2 minggu ini pria itu tidak ada kabar sama sekali. Apa yang pria itu lakukan selama 2 minggu ini? Mengapa pria itu tidak datang menemuinya? Apa pria itu berubah pikiran dan kembali ke amerika? karna pasalnya, terakhir kali ia menolaknya dan menyuruhnya menjauh.

"Padahal aku hanya menyuruhnya menjauh untuk sementara waktu, tapi mengapa dia menghilang lama sekali?" gerutu zahra tanpa sadar. Bahkan dirinya sejak kemarin sibuk memikirkan Darren yang entah di mana keberadaannya. Pasalnya, pria itu tidak menemuinya sama sekali. Bahkan tidak memberi kabar apapun kepadanya. Menyebalkan memang.

"Apa jangan-jangan pria itu pergi meninggalkan aku lagi?" guman zahra tiba-tiba suasana hatinya menjadi sedih. Entah mengapa ia merasa begitu merindukannya saat ini. Mungkin ini terdengar menjijikkan, karna tidak sepantasnya dia merindukan uncle nya sendiri. Tapi entah mengapa hatinya merasa sedih saat mengingatnya. Ia begitu merindukannya. Biasanya, pria itu selalu menggoda dirinya atau sekedar memujinya. Tapi sekarang terasa hampa tanpa kehadirannya.

"Apa cinta ini kembali tumbuh?" ucap zahra merasakan cinta untuknya hidup kembali. Pasalnya, hanya pria itu yang mau menerima dirinya apa adanya. Meskipun ia tidak sempurna seperti wanita lainnya. Tapi pria itu selalu melindungi dan juga mencintainya. Apalagi kata cinta yang selalu pria itu ucapkan mampu membuat pikirannya tidak karuan hanya mengingatnya saja.

Zahra memutuskan untuk mengambil ponselnya untuk menghubungi pria itu. Namun, tangannya terhenti saat mengingat jika dirinya tidak memiliki No barunya.

Zahra pun menghembuskan nafas nya dengan kasar, sehingga detik kemudian ia memiliki sebuah ide berlian,"Mengapa aku tidak menghampirinya saja."

Zahra segera bergegas mengambil tasnya dan kluar dari dalam ruangannya. Namun saat baru melangkah keluar, abi nya tidak sengaja kluar dari dalam ruangannya.

"Kamu mau kemana sayang? Bukannya ini masih jam kerja?" tanya abi mampu membuat zahra meringis. Pasalnya, ia tidak sabar ingin menemui pria yang setiap hari menganggu pikirannya. Sehingga ia tidak sadar jika ini masih jam kerja.

"Itu by....hm....zahra ingin pergi kerumah temen...ya kerumah temen," ucap zahra sedikit grogi. Dia takut abinya akan mencurigainya.

"Beneran temen?" tanya zevan kepada putrinya. Karna pasalnya, baru kali ini putrinya berbicarakan soal temannya.

"Iya by, dia hanya temen zahra," ucap zahra sedikit berbohong.

"Baiklah! Kamu boleh pergi, tapi harus hati-hati," perintah zevan kepada putrinya hingga membuat zahra mengangguk.

"Pasti by. Kalau begitu zahra pergi duluan," ucap zahra,"Assalamualikum," lanjut zahra mencium tangannya.

"Wa'alaikumsalam," sahut zevan geleng-geleng kepala saat melihat putrinya seperti buru-buru sekali.

Di parkiran kantor.

Zahra mengendarai mobilnya membelah jalan raya. Pasalnya, ia memilih tidak mengunakan supir. Dia takut supirnya akan mengadu ke abi nya jika dia menemui uncle kesayangannya.

30 menit kemudian.

Tidak butuh waktu lama, Mobil yang di kendarai oleh zahra pun telah sampai di depan rumah sederhana yang berukuran dua lantai tersebut. Meskipun terlihat sederhana, tapi rumah itu terlihat begitu luas karna banyaknya tanaman bunga yang begitu cantik di halaman rumahnya.

Garis takdir Azahra (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang