PART : 16 MAKAN MALAM

868 43 23
                                    

JANGAN LUPA RAMAIKAN CERITA AZAHRA!!!

"Nyatanya, aku belum terlalu mengenal dirimu meskipun kita sudah bersama."

              ~Almeera azahra alfathunissa~

                                     ~~~~~

Di perusahaan aligaza group.

Zahra tengah sibuk dengan layar kamputernya hingga dia tidak sadar jika jam sudah menunjukan pukul 17 : 05 wib. waktunya semua karyawan pulang dari kantor.

"Sayang, kamu belum pulang?" tanya zevan tak kala ingin pulang namun ia urungkan niatnya ketika melihat putrinya masih sibuk dengan layar komputernya.

Mendengar hal itu pun mampu membuat pandangan zahra teralihkan,"Iyah by, karna sedikit lagi pekerjaan hampir selesai," jelas zahra merasa cukup lelah namun ia tidak menujukannya di hadapan ayahnya.

Zevan menghembuskan nafasnya,"Pekerjaan tidak akan pernah selesai sayang jika kita tidak menyudahinya," jelas zevan masih berdiri di pintu ruangan.

"Sebaiknya kita pulang dan beristirahatlah," lanjut zevan mampu membuat zahra mengangguk pasrah.

"Baiklah abi, zahra akan beres-beres terlebih dahulu," sahut zahra mampu membuat zevan mengangguk.

"Ngomong-ngomong kamu pulang sama siapa? Suami kamu tidak menjemput mu?" tanya zevan ketika tidak melihat keberadaan Darren di sana. Karna pasalnya, setelah pembicaraan mereka tadi siang dia buru-buru pergi setelah menerima tlfon dari seseorang.

Zahra mengangkat kedua bahunya bertanda tidak tau,"Zahra tidak tau by. Lagi pula zahra bisa pulang sendiri, jadi abi tidak perlu khawatir."

"Suami macam apa dia itu, istri pulang kerja bukannya di jemput," grutu zevan terdengar kesal,"Kalau begitu biar abi yang akan mengantarmu pulang!" sambung zevan, pasalnya ia tidak mungkin membiarkan putrinya pulang sendiri.

Zahra mengelengkan kepalanya,"Tidak usah by. Lagi pula kita beda jalur," jelas zahra berusaha menolaknya. Pasalnya, ia tidak ingin merepotkan abinya yang harus bolak-balik nanti.

"Tapi sayang-"

"Zahra beneran tidak apa-apa by. Lebih baik abi pulang terlebih dulu, takut umma khawatir," pontong zahra saat abinya berusaha memaksanya.

Hingga zevan pun menghembuskan nafasnya dengan kasar,"Baiklah kalau begitu. Jangan lupa bawa payung. Sepertinya akan turun hujan sebentar lagi," ucap zevan pasrah. Bahkan ia mengingatkan putrinya untuk membawa payung saat keluar.

"Baik abi."

"Kalau begitu abi pulang. Assalamualikum," ucap zevan sebelum pergi.

"Wa'alaikumsalam," balas zahra sambil membereskan barang-barang yang ada di meja kerjanya sekaligus mematikan layar komputernya.

10 menit berlalu.

Zahra berjalan keluar kantor dengan begitu letih. Bahkan raut wajahnya terlihat begitu sangat lelah sekali. Hingga sesampainya di luar, tiba-tiba hujan turun sehingga ia kebingungan. Pasalnya, ia lupa mengambil payung seperti pesan abinya barusan.

"Astagfirullah, payung nya lupa di bawa," ucap zahra berusaha menutupi kepalanya mengunakan tas yang ia bawa.

Hingga sebuah payung berwarna biru berada tepat di atas kepalanya. Hal itu pun mampu membuat zahra segera melihat orang yang memberinya sebuah payung yang menutupi atas kepalanya agar tidak terkena air hujan.

Deg!

Saat zahra melihatnya, ia terkejut lantaran melihat sang suami ada di hadapannya,"Kamu?"

"Aku tidak akan membiarkan air hujan itu menyentuh tubuh istriku," ucap Darren dengan tatapan begitu dalam menatap sang istri. Hingga membuat kedua pipi zahra merona akibat perkataan suaminya.

Garis takdir Azahra (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang