PART 26 : SEBUAH PRUBAHAN

604 32 3
                                    

JANGAN LUPA BANTU RAMAIKAN YA GUYS🙏

"Semua luka bisa di sembuhkan, tapi tidak dengan trauma nya."

~⚛⚛~

Mobil BMW warna hitam yang di kendari oleh Darren menuju ke arah mansionnya, namun tiba-tiba di tengah perjalanan, seorang anak kecil berlari hingga membuatnya hampir saja menabraknya. Untung saja ia cepat menginjak rem mobilnya.

Darren pun memutuskan untuk turun dari dalam mobil menghampiri anak kecil tersebut yang kini tengah ketakutan.

"Kamu tidak apa-apa?" tanya Darren memastikan jika keadaan anak kecil tersebut baik-baik saja.

Anak kecil tersebut pun mengelengkan kepalanya,"Saya tidak apa-apa, paman."

"Lantas kenapa kamu berlari-lari di tengah jalan?" tanya Darren, melihat kondisi anak itu yang cukup memperihatinkan. Luka pukul di seluruh tubuhnya mampu membuat Darren tertarik akan anak kecil tersebut.

Belum sempat anak kecil itu menjawab pertanyaannya, tiba-tiba seorang wanita paruh baya datang menjewer telinganya. Hingga membuat Darren terkejut.

"Rupanya kau di sini, anak sialan!" ucapnya mampu membuat Darren kembali terkejut atas tindakan dari ibu tersebut.

"Maaf ibu, aku akan bekerja lebih giat lagi, aku tidak akan bermalas-malasan lagi, bu." tangis anak kecil tersebut kesakitan akibat jeweran dari ibunya.

"Tidak akan bermalas-malasan kamu bilang, kamu selalu mengatakan hal itu tapi kamu selalu saja bermalas-malasan." triak ibu itu terus memukuli anak kecil tersebut mengunakan sapu yang ia bawa. Hingga ingatan Darren kembali akan kejadian masa lalunya. Yang di mana ia mendapatkan pukulan dari ibunya berkali-kali.

"CUKUP!" bentak Darren mampu menghentikan pukulan dari ibu tersebut.

"Siapa kamu berani membentak saya, hah!" triak ibu itu tidak trima.

"Bukan seperti itu mengajari seorang anak kecil. dia itu masih kecil, belum sepantasnya anak kecil sepertinya di suruh bekerja," jelas Darren, memberi nasehat kepada ibu tersebut.

"Kamu tau apa soal kehidupan kami? Bahkan kalian para orang kaya tidak akan pernah bisa membantu rakyat kecil seperti kami! Jika saya tidak mengajari anak saya untuk bekerja, lantas besarnya dia akan menjadi apa? Siapa yang akan menghidupi keluarga kami kalau bukan anak-anaknya setelah suami saya meninggal!" jelas ibu tersebut mampu membuat Darren terdiam. Pasalnya, ia mulai berkerja di umur yang masih muda agar ibu dan juga adik perempuan tercukupi.

Darren pun segera mengambil dompet hitam miliknya di saku celana, dia pun segera mengambil semua lembaran merah yang ada di dompetnya dan memberikannya ke ibu tersebut.

"Ambilah, tapi jangan kau pukuli putramu lagi," jelas Darren mampu membuat ibu tersebut terkejut. Ia pun segera mengambil lembaran merah itu dengan wajah berbinar.

"Kau ternyata cukup peka, anak muda!" ucap ibu tersebut memilih berlalu dari sana sambil terus menciumi uang tersebut.

Tatapan Darren pun beralih ke anak kecil tersebut,"Kenapa kau memberi ibuku uang? Apa kau berniat ingin mengambil kasih sayangnya?" tuding anak kecil tersebut mampu membuat Darren menaiki alisnya.

"Saya hanya tidak ingin anak kecil seperti mu di pukuli," jelas Darren.

"Di pukul oleh ibuku adalah bentuk kasih sayangnya kepadaku, agar aku menjadi anak yang bisa melakukan segala hal! Jadi jangan pernah sok tau. Karna meskipun aku masih kecil, tapi aku masih bisa mencari uang untuk membahagiakan ibuku, apa kau mengerti paman!" jelas anak kecil tersebut memilih berlalu dari sana meninggalkan Darren yang mematung.

Garis takdir Azahra (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang