PART 8 : KEMARAHAN UMMA

764 45 122
                                    

HALLO GUYS, JANGAN LUPA BERI VOTE PADA SETIAP PART-NYA👌😊

"Tidak ada yang berubah, karna perasaan ku masih sama seperti dulu. Aku masih mencintaimu sampai detik ini."

                          ~Darren Kendrick~

                                       ~~~~

Di sebuah khawasan apartemen.

Zahra berjalan lunglai saat mendapat kabar jika pria yang sedang ia khawatirkan nyatanya tidak ada di sana. Bahkan pria itu tidak pernah kembali ke apartemennya setelah kepergiannya waktu itu. Hal itu pula yang membuat zahra merasa bingung untuk mencarinya kemana. Pasalnya, no telefon saja dia tidak punya. Dan selama ini pria itu tinggal di mana pun dia tidak tau. Apa kemungkinan besar pria itu telah kembali ke Amerika?

Pertanyaan itu terus saja berputar-putar di dalam kepalanya. Karna tidak mendapatkan jawaban apapun. Ia pun memilih untuk kembali karna waktu telah sore. Ia menjalankan mobilnya memasuki mansion besar milik ayahnya.

Ia berjalan masuk dengan wajah cemberut. Pasalnya, harapan ingin segera bertemu dengan pria itu telah pupus.

Semua orang yang melihat wajah Azahra pun ikut bingung,"Wa'alaikumsalam," tegur maira saat melihat putrinya masuk ke dalam rumah tanpa mengucap salam.

"Eh....umma..." ucap zahra merasa bersalah.

"Ada apa dengan putri umma? Karna tidak biasanya dia lupa mengucap salam seperti ini?" tanya maira dengan wajah bingung.

"Zahra tidak apa-apa ko umma," elak zahra berbohong. Bahkan ini udah sekian kalinya dia berbohong. Jujur itu membuatnya tidak nyaman. Tapi ia juga tidak mungkin jujur kepada keluarganya jika dia sedang sibuk memikirkan pria menyebalkan yang saat ini keberadaannya tidak di ketahui.

"Benarkah? Lantas bagaimana harimu setelah bersama dengan temanmu?" tanya zevan sambil menaruh cangkir kopi yang ada di tangannya. Ia juga mengingat jika putrinya itu izin untuk menemui temannya.

"Teman?" ucap Arkan dan juga arken serentak terkejut. Pasalnya, baru kali ini mereka mendengar kata teman di dalam hidup adik perempuannya.

Zahra mengaruk kepalanya yang tidak gatal sambil meringis pelan. Entah mengapa ia seperti sedang di interograsi saat ini karna telah melakukan kebohongan.

"Tuan putri izin untuk menemui temannya. Dia mengatakan akan mengunjungi rumah temannya. Dan yang abi tau kalau rumah itu milik kluarga Darren, uncle kalian sendiri," jelas zevan sontak membuat zahra terkejut mendengarnya. Ia tidak menyangka abinya tau mengenai kepergiannya.

"Abi menyuruh orang buat mengikuti zahra?" ucap zahra tidak trima.

"Abi tau jika anak-anak abi sedang berbohong. itu sebabnya, saat abi melihat mu pergi meninggalkan kantor dengan terburu-buru, abi meminta seseorang untuk mengikuti mobilmu," jelas zevan tanpa beban.

"Abi ko tega lakuin itu? Padahal itu adalah privasi ku by," ujar zahra kesel karna abinya telah berani menyuruh orang untuk mengintainya.

"Abi tidak ingin ada kesalahan! Karna itu abi melakukan semua itu. Dan abi juga sempat kecewa karna kamu telah berbohong!" jelas zevan mampu membuat zahra menunduk sedih.

"Maaf abi," lirih zahra merasa bersalah.

"Lantas, untuk apa kamu pergi ke apartemen Darren?" tanya abi sontak membuat semua orang terkejut.

"Benarkah itu tuan putri?" tanya maira mendengarnya tidak suka. Jika putrinya pergi kerumahnya itu hal yang wajar karna di sana ada keluarganya sementara di apartemen. Untuk apa putrinya sampai kesana.

Garis takdir Azahra (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang