PART 48 : RUANG INTEROGASI

226 37 8
                                    

JANGAN LUPA RAMAIKAN CERITA MEREKA GUYS🙏😊

"I miss him so bad."

              ~Almeera azahra alfathunissa~

                                       ~⚛⚛~

Di kantor polisi.

Zahra segera turun dari mobil, lalu berjalan menghampiri keluarganya yang sudah sampai lebih dulu di sana.

"Sebenarnya ada apa? Kenapa bisa sampai seperti ini?" tanya zevan setelah melihat putrinya tiba di sana.

Zahra menarik nasafnya,"Ceritanya panjang abi, dan zahra tidak bisa menceritakannya sekarang." jelas zahra berhasil membuat semua orang pasrah, karna ini bukan waktu yang tepat untuk membicarakan masalah ini.

"Baiklah, kalau begitu sebaiknya kita temui polisi sekarang!" putus zevan seraya mengajak mereka semua untuk bertemu dengan polisi yang menangani kasus ini.

Zahra pun mengangguk, dan segera mengikuti langkah abinya menuju ke dalam.

Setelah semua orang masuk ke dalam, zevan pun segera menghadap ke salah satu polisi yang bertugas di sana.

"Maaf pak, kalau boleh tau bagaimana kelanjutan mengenai kasus ini?" tanya zevan tudepoin.

"Kasus yang mana, pak? Di karenakan di kantor polisi memiliki banyak kasus." jelas petugas kepolisian.

"Kasus pembunuhan yang baru saja terjadi." celetuk zahra dengan cepat.

"Kalau masalah itu masih di proses, karna saat ini si pelaku masih di introgasi oleh beberapa polisi dan juga detektif kepolisian!" jelas polisi itu.

"Kalau boleh tau beberapa lama melakukan interogasi tersebut?" tanya zahra kembali.

"30 menit!"

"Baiklah kami akan menunggu."

Di dalam ruang interogasi.

Darren terus di kasih pertanyaan oleh beberapa orang yang ada di sana termasuk detektif kepolisian yang saat ini tengah menangani kasusnya.

"Darren kendrick, pria yang pernah menjabat sebagai detektif kepolisian selama 2 tahun, telah melakukan tindakan kriminal dengan membunuh banyak orang!" jelas pria yang berstatus sebagai detektif kepolisian.

"Sangat di sayangkan bukan jika mantan seorang detektif kepolisian telah melakukan tindakan separah ini, sampai harus menghilangkan nyawa banyak orang." ujarnya kembali, seraya mengelengkan kepalanya. Karna ia masih tidak percaya jika mantan seorang detektif berani melakukan tindakan seperti ini.

Darren hanya tersenyum sinis lalu memajukan tubuhnya kedepan,"Kenyataannya adalah, saya tidak menyesal karna telah menbunuh mereka!"

Jawaban dari Darren tentu saja berhasil membuat semua orang yang ada di ruang introgasi pun menjadi kesal. Pasalnya Darren tidak menunjukkan wajah bersalah sama sekali. Justru dia menujukan wajah tengil yang membuat mereka semua muak.

"Sebenarnya apa tujuanmu membunuh mereka?" tanya orang yang betugas menginterogasinya.

"Tujuanku?" ucap Darren sambil memikirkan apa tujuannnya membunuh mereka, hingga senyum terbit pun muncul di kedua sudut bibirnya,"Tidak ada!"

Mendengar jawaban tentu saja membuat mereka semakin kesal, hingga nereka pun menunjukan sebuah dua senjata api di hadapannya.

"Apa benar ini senjata milikmu?" tanya detektif tersebut dengan sabar.

"Hmm, itu senjata milikku!"

Detektif itu pun mengangguk,"Apa kau menyakini jika tindakanmu adalah sebuah kesalahan?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 5 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Garis takdir Azahra (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang