PART 22 : PANTAI

766 43 21
                                    

JANGAN LUPA RAMAIKAN GUYS😊
BY THE WAY, AKU MAU NGASIH TAU, PART YANG SEBELUMNYA AKU MEMUTUSKAN UNTUK MENYEMBUNYIKANNYA, TAKUTNYA ADA YANG TIDAK SUKA DENGAN ADEGAN YANG BERLEBIHAN, TRIMAKASIH YANG SUDAH MEMBACA🙏😊

"Sekalipun pria itu paham akan agama, tidak akan pernah menjamin, jika pria itu akan cukup dengan satu wanita."

             ~Almeera Azahra alfathunissa~

                                        ~⚛~

Sinar matahari telah masuk di celah-celah jendela kamar, sehingga zahra yang baru saja menyelesaikan hafalan Al-Quran nya pun memutuskan untuk membuka lebar hordeng kamarnya, dan membuka sedikit jendelanya agar ada udara pagi yang masuk ke dalam kamar.

Zahra menghirup udara pagi ini dengan perasaan begitu bahagia, karna sekarang dirinya telah menjadi istri yang sesungguhnya untuk pria yang begitu ia cintai sejak dulu. Hingga senyum yang begitu indah tampak di kedua sudut bibirnya. Bahkan rona merah pun nampak di kedua pipinya. Akibat dirinya mengingat kembali kejadian tadi malam.

Kejadian yang di mana sang suami menyentuh di setiap inci tubuhnya tanpa terkecuali. Hingga membayangkannya saja membuat dirinya begitu malu.

"Sepertinya, otak ku sudah mulai tidak waras," kekeh zahra tertawa kecil sambil mengelengkan kepalanya. Karna pasalnya, virus yang di berikan oleh sang suami begitu sangat berpengaruh untuknya.

Apalagi mengingat kejadian tadi malam, yang berhasil membuat zahra menelan air ludahnya sendiri tak kala mengingat permainan ranjang suaminya. Bahkan rasa sakit dibagian kewanitaannya masih terasa akibat malam panas yang mereka lakukan. Pasalnya, suaminya mampu membuatnya hampir kuwalanan saat melakukan adegan ranjang, sebab dia sudah beberapa kali orgasme, tapi suaminya justru belum juga mengerluarkan cairan kental nya hingga hampir membuatnya pingsan. Bahkan dirinya begitu sangat kelelahan akibat mengimbangi aktifitas ranjang suaminya, yang mampu menghabiskan waktu 3 jam lamanya untuk satu kali permainan. Meskipun sebenarnya, ini bukanlah pertama kali untuknya, tapi tetap saja rasanya seperti baru pertama kali saat bersama dengannya. Entahlah, ia juga bingung jika harus mengambarkannya. Untung saja suaminya itu begitu pengertian, dan langsung segera mengobati bagian kewanitaannya, jadi dia sudah bisa berjalan meskipun masih merasakan sakit walau sedikit.

Tidak ingin membayangkannya terlalu lama, zahra pun memutuskan untuk menyusul sang suami yang saat ini tengah membuat sarapan pagi untuknya. Pasalnya, setelah selesai sholat dan juga menyelesaikan hafalan, suaminya itu izin untuk membuat sarapan untuknya, berhubung dirinya masih terlihat lemas, katanya.

Ia berjalan menuruni anak tangga dengan hati-hati karna masih terasa nyeri meskipun tidak terlalu.

Sesampainya di dapur, tatapan miliknya jatuh kepada suaminya yang tengah sibuk membuat coffee, hingga zahra memutuskan untuk melingkarkan kedua tangannya di perut polos sang suami. Karna pasalnya, saat ini pria itu tidak memakai bajunya kembali. Dia hanya memakai celana panjang saja saat ini.

"Kenapa menyusul, hmm?" tanya Darren tak kala mendapatkan pelukan hangat dari sang istri.

"Kangen," jawabnya sehingga Darren segera melepaskan kedua tangan milik sang istri dan langsung berbalik badan menghadapnya.

Jari telunjuknya menekan pelan hidung sang istri yang sudah di lapisi oleh penutupnya,"Baru aja di tinggal sudah kangen."

Zahra mencebikan bibirnya lucu, meskipun Darren tidak bisa melihatnya karna tertutup cadar, tapi dia tau bagaimana reaksi wajah dari istrinya itu seperti apa.

Cup!

Darren mengecup singkat bibir milik istrinya, meskipun masih terhalang oleh cadar miliknya,"Mengemaskan sekali istriku ini."

Garis takdir Azahra (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang