PART 12 : CANDU, BABY!

1.4K 55 142
                                    

TADINYA NGAK PENGEN UP, KARNA VOTE KALIAN MASIH SEDIKIT, TAPI BERHUBUNG TANGANKU UDAH GATEL PENGEN NULIS, JADI AKU MUTUSIN BUAT NULIS!

"Aku begitu takut ketika bayang-bayang masalalu kembali terlintas, aku takut gagal di dalam pernikahan keduaku ini."

               ~Almeera Azahra alfathunissa~

                                      ~~~~

Setelah dari kediaman Marley, keduanya memutuskan untuk pulang setelah melakukan makan malam di sana bersama dengan celine pastinya. Meskipun hari ini Darren begitu mencurigai adiknya. Tapi belum saatnya dia maksa adiknya untuk jujur sebelum memiliki sebuah bukti. Karna itu, Darren berencana akan mencari tau semua yang menyangkut adiknya.

Saat zahra masuk ke dalam mansion mereka, dia tercengang saat melihat mansion itu terlihat lebih besar dari milik kluarga aligaza.

"Ini serius punya kamu?" tanya zahra mampu menghentikan langkah Darren.

"Bukan punya ku, baby. Melainkan punya kita!" jawab Darren sontak membuat zahra terkejut.

"Benarkah? Lantas mengapa celine dan juga ibu tidak tinggal di sini?" tanya zahra menatap suaminya dengan pandangan bingung.

"Aku sudah mengajak mereka sebelumnya, tapi Celine menolak lantaran dia tidak ingin meninggalkan peninggalan ayah satu-satunya!" jelas Darren membuat zahra mengerti ketika mengingat kediaman marley satu-satunya adalah peninggalan dari ayah mereka.

"Jadi kita akan tinggal berdua di sini?" tanya zahra kembali.

Darren mengangguk,"Hmm, of course baby."

"Ayo!" ajak Darren mengandeng tangan istrinya untuk segera masuk.

Setelah sampai di dalam, Darren memanggil satu pelayan,"Mba, tolong antarkan istri saya ke kamar!" titah Darren kepada pelayanannya.

"Baik tuan! Ayo nyonya," ajak pelayan itu kepada zahra. Akan tetapi tangan zahra masih saja tidak mau lepas dari lengan milik Darren. Hingga membuat Darren menatapnya dengan pandangan bingung.

"Kenapa baby, hmm?" tanya Darren begitu lembut.

"Kamu mau kemana?" tanya zahra dengan nada seperti anak kecil. Entah mengapa ia takut di tinggalkan olehnya.

"Aku akan ke ruang kerja sebentar. Ada yang harus aku urus di sana," jelas Darren sambil mengelus kepala istrinya.

"Jangan lama," ucap zahra membuat Darren mengangguk.

"Sebentar baby. Setelah itu aku akan segera menemui mu," sahut Darren sambil memajukan tubuhnya kearah istrinya.

"Sepertinya kamu tidak sabar untuk nanti malam," bisik Darren sontak membuat zahra melebarkan kedua bola matanya.

Dug!

"Aauuww," ringis Darren ketika zahra menginjak kakinya dengan begitu keras.

"Astagfirullah, maaf suamiku. Aku reflek," ucap zahra merasa bersalah. Entah mengapa kebiasaan buruk nya kembali lagi ketika berhadapan dengannya.

"It's oke, baby!" ucap Darren meskipun sebenarnya dia sedang menahan sakit di bagian kakinya karna injakan dari istrinya itu benar-benar begitu kuat. Entah tenaga dalam apa yang dia gunakan.

"Kalau begitu aku pergi ke kamar," izin zahra membuat Darren mengangguk.

Setelah melihat kepergian dari istrinya, Darren bernafas lega, setidaknya ia memiliki waktu untuk menghubungi Cristian saat ini. Darren pun memilih bergegas ke arah ruang kerjanya yang ada di lantai tiga mengunakan lift.

Garis takdir Azahra (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang