JANGAN LUPA RAMAIKAN DONG GUYS😊
"Aku mungkin akan memaafkan semua kesalahanmu, tapi tidak dengan penghianatanmu."
~Almeera Azahra alfathunissa
~⚛⚛~
2 hari kemudian.
Setelah dua hari ini, istrinya itu tengah marah kepadanya akibat kejadian kemarin, di kediaman Marley. Bahkan sekarang pun istrinya memutuskan untuk tinggal di rumah kedua orang tuanya hingga membuat Darren begitu uring-uringan karna dirinya tidak di izinkan untuk tingal di sana. Entah harus pakai cara apalagi ia membujuknya? Bahkan semua cara sudah ia lakukan untuk membujuknya, namun semua itu sia-sia.
Hingga Darren pun nekat untuk mendatangi rumah milik zevan untuk membicarakan hal ini kepada maira pastinya, setidaknya dia akan memberi masukan untuk setiap masalahnya dari pada zevan yang nantinya akan selalu menghujatnya saja seperti netizen Indonesia.
Tok
Tok
Dengan penuh keberanian, Darren mengetuk pintu utama milik kediaman aligaza.
Cleek...
Hingga pintu itu pun terbuka menampakan wajah menyebalkan milik zevan. Entah mengapa dari sekian banyaknya orang yang tinggal di rumah zevan, kenapa harus manusia menyebalkan ini yang membuka pintu. Tidak bisakah pembantunya saja. Protes dikit tidak ngaruh.
"Mau apa lo kesini?" Nah ini, pertanyaan yang paling menyebalkan. Dari sekian banyak pertanyaan, kenapa harus ini yang dia tanya kan, tidak tau kah dia jika selama dua hari ini dirinya begitu uring-uringan lantaran tidak ada istrinya. Patut di musnahkan!
"Tentu saja untuk menemui istri gua, bukan menemui lo." jawab Darren enteng.
"Sepertinya lo salah tempat, karna di sini tidak ada istri lo!" sahut zevan memilih untuk menutup pintunya kembali, namun terhenti tak kala mendengar suara milik maira.
"Siapa yang datang by?" tanya maira menghampirinya.
Zevan yang mendengar hal itu pun buru-buru menutup pintunya dengan sedikit kasar,"Bukan siapa-siapa, tadi cuman angin."
"Angin bisa mengetuk pintu?" tanya maira bingung akan jawaban dari suaminya.
"Iya, angin modelan sekarang tuh memang seperti itu zaujati," jawab zevan membuatnya menganguk.
Hingga ketika mereka ingin pergi, pintu kembali di ketuk dengan begitu keras. Bagaikan orang yang sedang menagih hutang.
Tok....
Tok....
"Woi van bukan pintunya sialan!" triak Darren sedikit tidak sabaran. Hingga hampir ingin merobohkan rumah miliknya. Untungnya, rumah miliknya begitu kokoh jadi tidak akan roboh meskipun di terjang angin puting beliung sekalipun.
Mendengar hal itu, maira melirik suaminya dengan geleng-geleng kepala,"Itu yang kamu sebut angin."
"Sebaiknya kita abaikan saja," pinta zevan mengajak istrinya untuk pergi dari sana. Namun, bukan maira jika tidak mengabaikan ucapan suaminya.
Dia justru memilih berjalan ke arah pintu dan membukanya,"Sialan bener lo van, main-" perkataan Darren terpotong tak kala melihat maira yang ada di sana.
"Maksud ku bukan seperti itu, tapi suamimu itu yang terlaknat main tutup-tutup aja," keluh Darren, mengadu hingga membuat zevan yang sejak tadi di belakang tubuh istrinya hanya medelikan matanya.
Bisa-bisanya manusia titisan firaun yang satu ini mengadu. Ingin sekali ia menendangnya hingga pindah ke dunia lain.
"Sekali lagi, maafkan suamiku, dia memang orangnya suka begitu," ucap maira merasa tidak enak hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Garis takdir Azahra (ON GOING)
Teen Fiction"You are mine, baby." "Saya tidak akan membiarkan milliku di sakiti oleh siapapun!" ~Darren Kendrick CERITA INI SAMBUNGAN DARI CERITA MISSION IMPOSSIBLE YA GUYS DI LARANG PlAGIAT CERITA ORANG LAIN ❎ DAN WAJIB FOLLOW SEBELUM MEMBACA CERITA INI✅ DI HA...