Prang~
Suara pecahan itu mampu membuat mata mereka mereka yang ada di meja makan menatap Nadine yang baru saja menjatuhkan gelasnya.
Dengan sigap Arga langsung membantu Nadine itu menjauh dari pecahan itu, sementara Alaska pergi le dapur untuk membereskan pecahan itu karena tak mau mengannggu waktu istirahat para pekerja disana.
"Kenapa, hm?" tanya Arga khawatir melihat tatapan kosong yang ada pada diri Nadine.
Nadine menggeleng, perasaannya tiba-tiba saja tak enak. Lalu ia beralih pada ponselnya dan mendial nomor seseorang yang kini berada di pikirannya. Sampai sebuah berita menayangkan kejadian kecelakaan antara truk dan motor.
Nadine sebenarnya tak minat dengan sebuah berita yang menayangkan kejadian tentang kecelakaan, tapi hatinya seakan ingin melihat isi dari berita itu. Sampai akhirnya Nadine melihat berita itu, dan kebetulan sekali kamera yang menayangkan berita itu menyorot sebuah motor yang sangat Nadine kenali.
"Itu motor Langit..." lirih Nadine mampu didengar oleh Arga dan Alaska yang ada disampingnya.
Alaska yang penasaran dengan apa yang dilihat oleh Nadine. Segera ia mengalihkan pandangannya ke arah televisi, dan benar itu motor Langit karena Alaska sangat hapal dengan motor yang dipakai oleh Langit.
"Itu motor Langit! Langit gamungkin ada disana kan! Langit gamungkin terlibat sama kecelakaan itu kan!" Nadine berteriak kala berita itu menayangkan keadaan sekitar yang cukup parah.
Sampai suara dering telepon terdengar. Itu suara ponsel Alaska, dengan cepat ia menyambar ponselnya yang tergeletak di atas meja makan. Disana tertera nama Fajar.
"Bang. gu-gue gatau lagi harus nelepon siapa. Gua takut kalo nelepon tante Nadine." ucap Fajar diseberang sana dengan suara yang gemetar.
Alaska mengernyit tak paham dengan apa yang dimaksud oleh teman adiknya itu. "Kenapa?" tanta Alaska bingung.
"Langit kecelakaan bang," kata Fajar.
Mendengar itu. Hatinya merasa sakit jadi benar yang ada dalam berita itu adalah Langit. "Lo dimana sekarang?" tanya Alaska dengan panik.
"Gue di Rumah Sakit Pelita Nusantara." jawab Fajar membuat Alaska dengan cepat menyambar Jaket dan kunci Motornya.
Melihat Alaska yang seperti itu tentu membuat Arga yang melihatnya bingung. Sedangkan, Nadine masih berkutat dengan ponselnya terus mencoba menghubungi Langit.
"Kenapa ka?" tanya Arga membuat Alaska menoleh padanya.
Ada rasa bimbang padanya. Jika memberitahu Nadine akan membuatnya syok, tapi jika tidak memberitahunya Nadine akan tahu dari orang lain. Alaska segera mendekar pada Nadine, ia berjongkok menatap Nadine yang juga menatapnya.
"Mamah yakin kan kalau Langit bakal baik-baik aja?" mendengar pertanyaan itu dari Alaska. Membuat Nadine segera menebak apa yang kini dimaksud oleh anak sulungnya itu.
"Maksud kamu?" Arga bertanya yang langsung diangguki oleh Alaska.
"Kita ke Rumah Sakit Pelita Nusantara, Fajar bilang kalau Langit disana." ucap Alaska.
Akhirnya mereka pun berangkat bersama menggunakan mobil Alaska. Mobil itu melaju dengan cukup cepat, membutuhkan waktu sekitar 15 Menit hingga akhirnya mereka sampai di Rumah Sakit tempat dimana Langit berada.
Sesampainnya disana, Alaska langsung melihat Fajar yang terduduk di depan pintu IGD dengan kepala yang menunduk. Dengan cepat ia menghampiri Fajar.
"Jar, kenapa bisa jadi kayak gini?" tanya Alaska begitu sampai di depan Fajar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bumantara ✔
Teen FictionSeorang remaja yang bernama langit baskara, 17 tahun sudah ia hidup tanpa sosok seorang ayah. Hidup dalam dunia yang menurutnya kadang adil dan tak adil. "Kita punya masalah berbeda yang gabisa dianggap remeh, tapi mereka malah menganggap remeh masa...