🐣🌟
Kelas yang semula sepi kini mulai ramai. Satu per satu teman kelas Ara kembali mamasuki kelas. Selesai upacara tadi, sebagian temannya langsung menuju ke kantin untuk membeli minuman dingin. Sebenarnya, Azza mengajaknya namun dia memilih kembali ke kelas. Alhasil, Azza pergi sendiri ke kantin.
"Woy! Lagi ngelamunin apa?"
Ara terkejut, tanpa sepengetahuannya Azza sudah duduk di bangku sebelahnya.
"Lah, kapan kamu dateng, Za?"
Azza memutar bola matanya malas. Dugaannya benar, teman sebangku sekaligus sahabatnya itu tidak menyadari kedatangannya.
"Nggak penting gue dateng kapan. Nih, gue beliin es krim buat lo,"_ Azza memberikan satu bungkus es krim ke Ara.
"Aaaa.... Terima Kasih! Tau aja aku lagi badmood," Ara menerima es krim pemberian Azza dengan wajah berbinar.
"Yeu nih bocah! tadi aja ngelamun gak jelas. Sekarang langsung cerah tuh muka."
"Bodoamat!" balas Ara
Ara membuka bungkus es krim tersebut dan mulai memakannya. Begitu pun dengan Azza.
"Gue dengar, bakal ada murid baru di kelas kita."
"Kamu dengar berita dari mana, Za?"
"Gue nggak sengaja dengar obrolan teman kelas kita di kantin."
Ara hanya mengganggukkan kepalanya, lalu dia kembali memakan es krimnya sampai habis.
"Weh, Bu Vira dateng! Cepet balik ke bangku lo pada!" perintah Nizam ketua kelas X IPA 4.
Semua teman kelas Ara berlari ke bangku mereka masing-masing. Tidak lama kemudian, Bu Vira memasuki kelas dengan murid perempuan di belakangnya.
"Selamat pagi anak-anak! Hari ini kita kedatangan teman baru. Silahkan perkenalkan dirimu."
"Pagi Buuu," jawab mereka serempak.
"Hai teman-teman! Perkenalkan nama saya Syaqila Anaira kalian bisa panggil aku Qila. Aku pindahan dari Bandung, salam kenal semuanya!"
"Baik Qila, Perkenalkan nama Ibu Elvira. Guru Bahasa Indonesia, sekaligus wali kelas kamu."
'Cantik bener, ey'
'Masyaallah calon istri gue'
'Neng, mau jadi pacar Aa nggak?'
'Boleh minta nomor handphone?'
Begitulah pekikkan dari kaum adam. Ara mendongakkan kepalanya, dia merasa tidak asing dengan nama itu. Kedua bola matanya bertemu dengan bola mata perempuan itu.
'Deg'
"Sudah-sudah diam semuanya! Qila, kamu bisa duduk di sebelah Alora. Nak Alora, tolong angkat tanganmu."
Alora mengangkat tangan kanannya. Qila berjalan menuju bangku yang dimaksud Bu Vira. Saat tepat di samping ara, Qila menghentikan langkahnya. Qila berbisik di telinga Ara.
'Kita bertemu lagi kakak', gadis itu menekankan kata "kakak."
Qila kembali melanjutkan langkahnya. Kejadian itu tidak lepas dari penglihatan Azza. Karena rasa penasarannya sudah meronta-ronta, Azza menyenggol lengan Ara."Lo kenal sama tuh orang?" Azza memincingkan matanya.
"Huh... Nanti aku jelasin, tapi bukan sekarang."
Obrolan mereka terhenti karena Bu Vira sudah memulai pembelajaran.
KRINGGG!
"Baiklah anak-anak, ibu akhiri pembelajaran hari ini. Selamat istirahat, Asalamualaikum!"
"Waalaikumsalam," jawab mereka serempak.
Bu Vira berjalan keluar dari kelas. Satu persatu teman kelas Ara pun ikut keluar untuk pergi ke kantin.
"Ke kantin gak, nih?"
Ara menganggukkan kepalanya. Kedua gadis itu beranjak dari duduknya lalu berjalan menuju pintu. Namun, langkah mereka terhenti karena suara seseorang.
"Aku boleh ikut kalian ke kantin?"
Kedua gadis itu saling pandang satu sama lain. Hingga akhirnya, Ara mengangguk sebagai jawaban.
***
Skip kantinKetiga gadis itu menuju meja dimana di meja tersebut, sudah ada Rain dan Cia yang dari tadi menunggu kedatangan kedua sahabatnya.
"Lama amat Lo pada! Kita dari tadi nungguin!" semprot Cia kepada dua sahabatnya.
"Yaelah, baru telat beberapa menit, lebay lo!" sahut Azza.
Cia mendengus kesal. Matanya beralih menatap perempuan asing yang barada di antara kedua sahabatnya.
"Lo anak baru ya?" tanya Cia.
"Eh, iya. Kenalin nama aku Syaqila Anaira."
"Ouh, nama gue Cia."
"Aku Raina, salam kenal Qila."
Qila tersenyum menanggapi. Entah mengapa, perasaan Cia tidak enak Qila berada di antara ia dan ketiga sahabatnya. Firasatnya mengatakan, akan terjadi sesuatu. Ia segera menepis pikiran buruk itu.
"Hari ini jadwal lo sama Rain yang pesen kan? Buruan sana pesen!" titah Cia seraya menunjuk kedua sahabatnya.
"Hm, buruan pesen apa?" tanya Azza.
"Bakso sama es teh.
Azza beralih menatap Ara dan Qila.
"Kalau kalian?"
"Samain aja," balas Ara.
Azza menganggukkan kepalanya. Ia menarik tangan kanan Rain. Mereka berdua pergi ke stand bakso dan es teh. Beberapa menit kemudian, mereka kembali dengan membawa nampan makanan. Mereka meletakkan nampan tersebut di atas meja. Mereka ber lima mulai menyantap makanan. Hanya ada suara dentingan sendok di antara mereka. Hingga suara bel masuk berbunyi. Mereka beranjak dari duduknya, berjalan keluar kantin menuju kelas masing-masing.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Peran (REVISI)
Fiksyen RemajaLuka enam tahun masih menganga. Kini harus berusaha untuk menyembuhkan luka yang sama. Menjalankan perannya sendiri dan berusaha untuk dapat menggantikan peran yang hilang. Leoni Arella, seorang remaja yang mendekap lara. Mencoba sembuh agar lebih b...