38. BANTUAN.

17 4 0
                                    


Haloo

Sebelum baca jangan lupa vote ya guys

Siapa yaa pelakunyaa😟😁

Jangan lupa follow akun kita juga

Tiktok: storyjazlyn_
Instagram: @storyjazlyn_  
                      @sabirulansky
                     

Happy reading

"Siapin 20 anggota dan kita tangkap dia." ucap sang ketua memerintah. 

"20 anggota buat ngehajar dia?" tanya seseorang kepada ketua itu. 

"Kita bakal jebak dia, lalu kita bawa ketempat yang gak pernah diketahui siapapun." 

🩵

"Keluarkan kamu dari geng itu?" tanya Kaila kepada putranya. Sabiru yang tengah makan malam dengan bunda dan adiknya itu mengalihkan pandangannya menatap sang bunda. 

"Udah," jawab Sabiru dengan engan. 

"Dulu memang bunda setuju kamu membuat geng itu tapi kalo berdampak kaya gini gimana bunda bisa diem, bunda takut kamu kenapa-napa." tutur sang bunda yang Sabiru cukup paham. 

Craang!...

Semua orang yang berada di meja makan itu langsung menundukan kepalanya dengan kedua tangan menutup kedua telinga. Pecahan kaca yang terdengar begitu nyaring itu membuat Sabiru hanya menutupkan kelopak matanya itu.

Sabiru bisa mendengar suara kegaduhan dan suara lemparan batu kearah rumahnya. Siapa yang berani membuat kegaduhan dimalam hari. 

Buk!.. buk!..

Kegaduhan itu masih berlangsung hingga pintu dibuka paksa. 

"Ada apa itu?!" tanya sang bunda ikut panik. Sabiru membangunkan tubuhnya dan mendekat kearah bunda dan Senja yang ikut panik. 

"Bunda!" Sabiru menangkup wajah bundanya itu. "Bunda percaya sama Sabiru kan?" Kaila menatap putranya itu dengan panik lalu ia anggukan kepalanya itu begitu yakin. "Sabiru pingin bunda dan Senja lari sejauh mungkin dari rumah ini lewat pintu belakang ya, Sabiru bakal bawa mereka pergi dari sini." yakin Sabiru. 

"Kaka jangan!" Senja menahan pergelangan kakanya itu. Sabiru tersenyum untuk meyakinkan adiknya itu. "Percaya sama kaka, kamu tolong jagain bunda dulu ya? jaga diri kamu baik-baik." Sabiru mengusap puncak kepala adiknya itu untuk meyakinkan ia akan baik-baik saja. Sabiru menuntun Senja dan Bunda untuk lewat kearah pintu belakang. 

"Senja," Sabiru menahan pergelangan adiknya itu. Senja kini menatap kakanya itu. "Tolong cari bantuan ya," setelah mengatakan itu Sabiru menutup pintu belakang dan tidak lupa menguncinya. 

Bugh!..

"Akh.." Sabiru meringis saat pundaknya itu terpukul oleh benda keras. 

Ia membalikan badannya dan memukul orang itu mengenai pelipisnya lalu ia daratkan sebuah tendangan mengenai perutnya itu. 

Sabiru berkesiap dengan banyaknya orang yang bisa ia hitung sekitar 20 orang itu yang mengunakan penutup wajah kini mengepungnya. Bukan itu permasalahannya tapi mereka kini sedang membawa benda tajam yang bisa saja melukainya. Sabiru tendang salah satu orang yang mulai menghajarnya. 

Sress! 

Sabiru menghindar dari sebuah celurit yang bisa saja menebas lehernya itu. Ia berikan bogeman begitu keras hingga seorang itu jatuh tersungkur. 

Sabiru tidak bisa melawan mereka seorang diri, ia harus mencari bantuan. Sabiru menyambar sebuah kunci motor yang tergantung di kunci cadangan. ia berlari dan sedikit menghindar dari arah lawan dan kini berlari kearah motornya berada dan meninggalkan rumahnya itu. 

Sabiru yang hanya memakai kaos putih dan celana pendek cargo yang sering ia gunakan dirumahnya itu kini mengendarai motornya cukup ugal-ugalan dengan sesekali melihat kearah spion motornya itu apa mereka masih mengikutinya.

Sabiru tidak mengetahui motif apa yang mereka rencanakan untuknya. Siapa mereka hingga ingin menghajar sebegitunya. Setelah melihat dirinya tidak di ikuti lagi Sabiru menyempatkan menghentikan motornya dan mengabari sahabatnya itu untuk meminta sedikit bantuan. Setelahnya Sabiru kembali menjalankan motornya namun semua itu terlambar diarah depannya itu sudah terdapat beberapa motor berjalan kearahnya, saat Sabiru hendak membalikan motornya itu Sabiru melihat adanya beberapa motor sedang mengarah kepadanya.

Tidak ada pilihan, Sabiru mengenggam begitu kuat kepada stang motornya itu. Ia harus melawannya, hanya itu yang bisa Sabiru lakukan. 

🩵

"Balikin hp gue!" geram Al yang kini meminta ponselnya kepada Leo. 

"Ini acara party Sagar Sky loh, masa lo mau cabut Al," cegah Leo kepada Al. 

"Bangsat! balikin hp gue anjing! bukan urusan lo gue cabut atau kagak," Al mengambil ponselnya itu secara paksa lalu melangkah pergi namun sebelum itu Al menyalakan ponselnya itu terlebih dahulu sebelum menaiki motornya. Ia mengecek sebuah pesan yang begitu menarik perhatiannya. 

Setelah membaca pesan dari sahabatnya itu Al berlari kearah basecampnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Setelah membaca pesan dari sahabatnya itu Al berlari kearah basecampnya. 

"SABIRU BUTUH BANTUAN KITA BURU!" Setelah berteriak dan membuat seluruh angota kini menatapnya. Semua angota inti Sagar Sky berlari keluar basecamp terkecuali Leo yang kini hanya memutar bola mata malas.

"Dimana Biru?!" tanya Naufal kini menatap Al yang sedang mencari keberadaan Sahabatnya itu. 

"WOY INI ADA MOTOR SABIRU!" Teriak Alex yang kini berada sedikit masuk kedalam hutan itu. Tempat yang Sabiru berikan petunjuk keberadaanya kini hanya mereka temukan motor tanpa pemiliknya. 

"Di sekitar sini banyak banget senjata tajam tapi Sabiru kagak ada disini," ucap Sakha. 

"Bangsat!" Al mengusap gusar wajahnya itu.

"Kita kerumah Sabiru sekarang," titah Jay yang mereka turuti. Semua angota inti Sagar Sky kini pergi kerumah mantan ketuanya itu.

Saat mereka sampai baru lah semua angota ingi Sagar Sky itu paham. Rumah kediaman Sabiru itu begitu kacau, dengan pecahan kaca dan banyaknya bercak darah disekitarnya itu.

"Kayanya ini penyerangan tanpa kita ketahui. Tapi kenapa Sabiru," Alex menghembuskan nafas gusarnya.

"KAK BIRU!" teriak seseorang kini masuk kedalam rumah yang cukup kacau itu.

Senja yang sudah berderai air mata itu kini menatap kelima sahabat kakanya.

"Kak Jay! Tolongin kaka!" Senja memohon kepada salah satu sahabat kakanya itu.

"Kak biru diserang, ta-tadi dia pergi keluar dan di kejar segerombolan orang yang aku gak tau kak, tolong kak biru!" Senja terisak begiru hebat jika mengingat kakanya di serang seorang diri dengan banyaknya orang itu.

"Senja tenang dulu ya, kaka kamu pasti baik baik aja!" Tutur Sakha mencoba menenangkan adik sahabatnya itu.

"Bunda dimana?" Tanya Jay kepada Senja.

"Bunda di depan, kaka nyuruh aku minta bantuan tapi aku binggung harus kemana malem malem gini." Ucap Senja.

Lo kemana Sabiru. Batin Jay berucap cukup frusrasi.

SABIRU (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang