BONUS CHAPTER

26 0 0
                                        


BONUS CHAPTER UNTUK KALIANN!!

Happy reading


Dibalik kuatnya ayah.

Arseno melangkahkan kakinya pergi dari rumah sakit. Pergi dengan perasaan yang sangat hancur, Ia pergi mengunakan mobilnya kesuatu tempat.

"Maaf pak, anda ingin bertemu dengan siapa?" Tanya seorang polisi mendekat kearah Seno yang sudah masuk kedalam lapas polisi.

"Edzard," jawab Arseno.

Disinilah Edzard berada. Di ruangan yang di batasi sel untuk pelaku.

Edzard masuk kedalam ruangan itu dan tidak lupa di jaga oleh satu orang polisi di luar sana.

Arseno menatap putra tirinya itu. "Puas?" Satu pertanyaan yang keluar dari mulutnya itu seperti sebuah panah yang menusuk dada Edzard.

"SAYA TANYA! PUAS KAMU?!" bentak Arseno.

"10 tahun saya berusaha untuk jadi ayah yang baik buat kamu tapi kamu membalas kebaikan saya dengan ini Edzard?" Edzard hanya diam dengan menautkan kedua tangannya yang di borgol itu.

"Sabiru ada salah apa? Kalo kamu sekiranya benci sama saya, ya sudah bunuh saya! Bukan anak yang tidak berdosa itu Edzard!" Arseno begitu marah.

Ia merasa gagal menjadi sesosok ayah untuk kedua putranya. "Kalo kamu merasa tidak adil itu kosekuensi yang harus kamu terima! Ayah sungguh kecewa sama kamu! Ayah tidak akan peduli hukuman apa yang akan kamu terima karna itu adalah kosekuensi yang harus kamu jalani. Ayah atau pun bunda sekali pun tidak akan menentang keputusan hakim setelah ini, karna kamu harus bertanggung jawab atas apa yang kamu lakukan." Setelah mengatakan itu Arseno benar benar pergi dari hadapan Edzard.

Kini putra yang sudah ia harapkan akan memulai kebahagiaan dengannya harus sirna.

Arseno mengusap nisan yang kini bertuliskan nama putranya.

"Biru," panggil Arseno setelah semua orang pergi untuk memakamkan putranya.

"Maaf kan ayah ya," ucapannya itu seperti bisikan.

"Maaf, kalo Sabiru ngerasa belum cukup kasih sayang dari ayah."

"Maaf kalau datangnya ayah kekehidupan kamu hanya membuat kamu kehilangan apa yang kamu inginkan."

"Tapi kamu harus tau, bahwa hadirnya kamu kekehidupan ayah sudah sangat cukup, datangnya Senja sungguh sangat cukup untuk ayah. Maafkan ayah jika belum mengajarkan apa yang harus di ajarkan sosok ayah untuk kamu. Maaf jika kamu kekurangan kasih sayang dari ayah, tapi kamu harus tau bahwa ayah sangat sayang putra dan putri ayah."

"Ayah, nanti pulangnya cepet cepet ya!" Seru putranya yang masih berusia 10 tahun itu berucap kepadanya.

Arseno tersenyum dan mengangkat putranya keatas pangkuannya. "Iya nak, nanti jagain bunda sama senja ya untuk ayah?" Sabiru kecil itu menganggukan kepalanya.

"Tapi jangan lama lama perginya!"

"Siap kapten!" Arseno berhormat kepada putranya itu.

"Suka gak hadiah ayah kemarin?" Tanya Arseno.

Sabiru menganggukan kepalanya antusias. "Biru sangat sangat suka!" Seru anak itu. "Robot yang biru mau dari bulan kemarin ayah!" Lanjunya.

"Iya kah?!" Arseno menjawabnya dengan kehebohan. "Wah ayah gak salah beli buat kamu dong!" Sabiru menganggukan kepalanya setuju.

Arseno mengusap kepala putranya begitu sayang dengan sebuah canda tawa yang mereka lakukan.

"Sabiru sayang ayah," ucap putranya dengan memeluknya. Arseno tersenyum, "Ayah juga sayang Sabiru banyak banyak!"

Sebait kenangan bersama putranya itu seakan seperti kaset rusak di kepalanya.

Arseno memukul bagian dadanya yang begitu sesak. "Harusnya ayah yang pergi, tolong kembali biru, ayah mohon!" Lilihan itu seperti suara keputusasaan seorang ayah.

"Maafkan ayah, maafkan ayah yang sudah gagal menjadi ayah kamu."

"Mas," seseorang memeluknya dari samping memberinya kekuatan. Mira memberikan kekuatan untuk suaminya itu.

Semua kejadian yang terjadi masih tidak bisa Mira terima. Putranya adalah dalang semua ini, sungguh Mira masih belum menerimanya.

"Ayo mas pulang, sebentar lagi hujan," Arseno mengelengkan kepalanya ia kini menatap istrinya itu.

"Sabiru tidak salah Mira, ini semua salah saya! Ini semua salah saya!" Mira mengelengkan kepalanya kuat dan membawa suaminya itu kedalam pelukannya.

"Maafkan putraku, sungguh maafkan dia." Mira memeluk erat tubuh suaminya yang bergetar hebat.

Semua yang terjadi, tidak mungkin di putar kembali.

Kehilangan bukan hanya keikhlasan, tapi kehilangan adalah sebuah proses yang harus di lakukan setiap manusia.

Karna kehilangan harus siap sakitnya, tangisnya, kesunyiannya dan kerinduannya.

Setiap manusia ada masanya dan setiap masa ada orangnya. Mungkin masa dia memang hanya cukup di tahun itu, dan tidak di tahun selanjutnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 11, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SABIRU (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang