16. KEGAGALAN LAGI.

22 8 0
                                    

Haloo

Sebelum baca jangan lupa vote ya guys gratis kok

Jangan lupa follow akun kita juga

Tiktok: storyjazlyn_
Instagram: @storyjazlyn_

Happy reading

Sabiru terdiam kala polisi dan feronsik sudah berada diBasecampnya.

Lagi dan lagi, Edzard begitu cepat melakukan hal ini.

Seluruh anggota inti Sagar Sky berkumpul dikelasnya yang hanya mereka saja yang ada disana

"Ru, gue udah nyuruh anggota yang lain jangan keluar sekolah tapi gue gak tau kalo Arka keluar sekolah dan diem di Basecamp," jelas Leo.

Sabiru menatap Leo yang berada disampingnya.

Bugh

Sabiru kembali menarik kerah Leo. "BANGSAT! HARUSNYA LO LIAT JUGA BASECAMP KITA!" Marah Sabiru pada wakil ketuanya itu.

Alaju dan Naufal mencoba untuk menahan Sabiru yang akan menghajar temanya itu.

"Lo harusnya liat Basecamp kosong atau kagak, kenapa lo cuman ngasih taunya lewat chat doang anjing,"

"Udah Ru, kita juga kelengahan lagi, udah telat sekarang." Ucap Alex memberitau.

"Dan lo mau ada korban lagi selanjutnya? Mikir bangsat!" Sentak Sabiru dan pergi dari hadapan teman temanya.

Sabiru benar benar kecewa pada dirinya. Ia merasa gagal lagi dan lagi.

Arka meninggal karna kelengahan dirinya. Ia benar benar marah pada Edzard yang sangat begitu gampang mendapatkan apa yang ia inginkan.

Sabiru menjalankan motornya dengan kecepatan diatas rata rata, menjalankan motor itu dengan penuh kemarahan dan rasa kesal.

Pelangi yang saat ini berada dirumah hanya memikirkan satu orang yang membuatnya khawatir.

Saat tadi ia diantar oleh Naufal, Naufal bercerita bahwa Sabiru memukul Leo karna lengah dalam penjagaanya.

Bahkan yang lain saja tidak tau keberadaan Sabiru dimana.

Pelangi terus memberi pesan pada Sabiru dan beberapa panggilan yang tidak terjawab.

Rasanya ia ingin pergi menyusul Sabiru, tapi bahkan keberadaan pria itu saja Pelangi tidak tau dimana.

Sabiru mendudukan dirinya disebuah taman yang entah kenapa menjadi salah satu tempat ia terdiam dan mengeluarkan rasa kesalnya disini.

Taman yang pernah ia kunjungi dengan sang ayah. Taman yang akan ia kunjungi jika dunia tidak selalu berpihak padanya.

"Yah, biru gagal lagi." Eluhnya.

Tangan yang gemetar itu mengusap rambutnya secara kasar.

Sabiru benci dirinya yang lemah seperti ini. Sabiru membenci dirinya yang tidak bisa menjaga anggotanya.

Bahkan bunda selalu bilang untuk selalu menjaga dan saling melindungi. Sabiru tidak tau bahwa kedatangan Delvin akan memakan korban bagi Sagar Sky.

Setelah 3 jam ia terduduk ditaman itu, Sabiru melupakan satu hal.

Pelangi. Sabiru memyalakan ponselnya yang sengaja ia matikan. Membuka aplikasi chat yang dimana panggilan telfon tak terjawan dan beberapa peaan dari temanya, dan sang bunda lalu pelangi menanyakan dimana dirinya berada.

Sabiru membuka pesan yang tersemat diatas chat yang lainya.

Sabiru tidak banyak basa basi ia langsung menelfon gadisnya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sabiru tidak banyak basa basi ia langsung menelfon gadisnya itu.

Panggilan terjawab.

Pelangi yang sedang terduduk dibalkon dengan menunggu jawaban dari sabiru itu lantas dibuat kaget oleh panggilan yang ia sangat ditunggu.

"Halo, kamu dimana? Sabiru aku khawatir sama kamu," tanya Pelangi penuh khawatiran.

"Aku gagal lagi, Gi." Ucap Biru padanya.

Pelangi tau apa yang Sabiru maksud. Gagal menjaga anggotanya untuk kedua kali. Leo tadi sempat bilang bahwa Sagar Sky selalu diserang oleh musuhnya Delvin dan selalu memakan korban.

"Biru, jangan kaya gini. Sini kerumah, biar aku peluk kamunya," ucap Pelangi merasa khawatir oleh kondisi Sabiru.

"Aku mau kamu Gi," ucapnya dengan penuh rasa sesak yang bisa Pelangi rasakan.

"Aku gagal, aku kehilangan lagi. Aku butuh kamu Gi, aku gak mau yang lain." Sungguh Pelangi ingin menyusul dimana Sabiru berada.

Untuk pertama kalinya ia melihat Sabiru sefrustasi ini.

"Sini, biar aku peluk kamunya." Sebuah isakan tidak tertahan sudah Pelangi keluarkan untuk menyalurkan rasa khawatirnya.

"Sini, aku mau ketemu kamu. Aku mau peluk kamu yang lama. Sabiru cepet pulang," ucapnya lagi.

Sabiru hanya terdiam dengan air mata yang tidak bisa pria itu tahan. Mengepalkan satu tanganya lagi untuk menahan rasa sesak dihatinya.

Sabiru mematikan panggilan itu lantas mengunakan helmnya untuk pergi kerumah Pelangi berada.

Pelangi yang menangis dibalkon itu lantas menyimpan ponselnya berada. Sejak tadi, kak Janu, ayah dan bundanya terus bertanya kenapa kepada dirinya yang sejak tadi panik dan sangat khawatir.

Pelangi melemparkan ponselnya itu kearah kasur dan mendudukan dirinya. Mengusap air matanya yang terus mengalir karna begitu sangat khawatir pada Sabiru.

"De," panggil sang bunda.

Hanna melangkahkan kakinya kepada putrinya itu. "Masih khawatir?" Tanya Hanna karna tadi ia sempat menanyakan kepada Leo apa yang sudah terjadi kepada putrinya itu.

"Bunda, ade mau ke Biru," ucap Pelangi dengan isak tangisnya.

Hanna mengusap kepala putrinya itu, lantas memeluk tubuh yang terisak itu. "Tunggu aja, Nanti Sabiru bakal dateng kok." Ucapnya menenangkan putrinya.

Hanna binggung bagaimana Sabiru memperlakukan Pelangi yang begitu sangat mencintai lelaki itu dengan sangat. Menangis dengan rasa khawatir pada lelaki itu yang sudah mengalami hal yang buruk.

"Udah kamu jangan nangis gini, nanti Sabiru yang malah khawatir liat kamu gini." Ucap Hanna menenangkan.

"Tapi bun ad-"

"Bun, de, dibawah ada yang nyariin Pelangi." Ucap Janu kenapa bunda dan adiknya.

"Biru!" Pelangi berlari kearah depan pintu.

Seorang pria yang ia sangat kenal berdiri dihadapanya. Dengan wajah yang sama kacaunya. Pelangi memeluk laki laki itu dengan eratnya.

"Maaf, udah bikin khawatir." Ucap Biru pada Pelangi.

"Kamu jangan kaya gitu lagi Ru, aku khawatir. aku takut kamu kenapa napa," jawab Pelangi.

Sabiru mengangguk sebagai jawaban. Pelukan pelangi benar benar membuatnya tenang seperti pelukan bunda.

Tuhan memberikan Pelangi padanya untuk tau kenapa ia harus pulang jika dunia sudah tidak baik baik saja.




SABIRU (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang