18. BERKUNJUNG.

19 6 0
                                    

Haloo

Sebelum baca jangan lupa vote ya guys gratis kok

Jangan lupa follow akun kita juga

Tiktok: storyjazlyn_
Instagram: @storyjazlyn_

Happy reading

Sabiru mengajak Pelangi untuk melayat kerumah Arka. Menjalankan motor dengan perasaan gelisah.

Tadi pagi ia sudah diberi kamar bahwa Arka akan segera dimakamkan sore nanti. Sabiru mengajak para anggota inti Sagar Sky untuk ikut denganya kerumah Arka.

Sejak kemarin ia memang sudah menyuruh sebagian anggota Sagar Sky untuk menemani keluarga Arka jika membutuhkan sesuatu mereka lebih gampang.

Sabiru mengenggam tangan Pelangi yang berdiri disampingnya setelah menginjakan kaki dirumah Arka ini. Perasaan bersalah menyelimuti hatinya.

Pelangi mengusap punggung tangan Sabiru yang mengenggamnya. "Gak papa, ayo liat Arka." ajak Pelangi padanya.

Sabiru melangkah kearah peti mati yang berisikan Arka anggotanya. Melihat wajah yang tenang dan tubuhnya mengunakan Jaz hitam dan ditutupi kain halus menutupi seluruh badanya.

Tuhan jika ingin memberi ujian padanya jangan hilangkan nyawa seseorang yang sangat berguna bagi keluarganya.

Sabiru menutup matanya untuk berdoa demi ketenangan teman segengnya ini.

Berdoa agar tuhan menerima segala kekurangan dan dosanya. Berdoa agar tuhan memasukan Arka ditempat paling terbaik yang pernah ada.

"Arka pasti bahagia diatas sana Biru," ucap Pelangi seraya mengusap pundaknya dengan lembut.

Sabiru sangat amat memohon, jika memang tuhan akan mengambil orang yang ia sayang, ambil saja nyawanya. Jangan nyawa mereka yang Sabiru sayangi. Sabiru menerima dengan ikhlas jika tuhan mengambil nyawanya demi kebaikan orang orang yang ia sayang.

Sabiru tersenyum pada Pelangi. Mengusap puncak kepala gadis itu lembut dengan rambut yang Pelangi gerai.

"Aku harap kaya gitu Gi," jawab Sabiru.

Sabiru mengajak Pelangi untuk duduk sejenak dengan para anggota inti Sagar Sky.

"Gue kemarin udah ngasih tau bukti kalo Edzard yang bersalah, tapi polisi gak ambil tindakan atas tuduhan itu." Jelas Sakha.

"Bener, mereka malah menganggap kalo Arka itu bunuh diri di Basecamp," ucap Alex.

"Ya kalo lo pada mikir juga ya mana ada si Arka bunuh diri di Basecamp dengan kondisi sekolah kita diserang Delvin," Alaju menanggapinya.

Seluruh anggota inti Sagar Sky membenarkan hal yang Alaju berikan.

"Gue kemarin nganter si Sakha ke polisi bener-bener pingin gue obrak abrik tuh kantor, sepengaruh apa sih si Edzard sampe polisi segitunya bedain tuh anak," jelas Naufal begitu sangat kesal.

"Edzard punya seseorang yang bikin dia selayaknya berkuasa disini," jelas Jay.

"Maksud lo?" Tanya Leo.

"Edzard punya seseorang yang bikin dia bisa lakuin apa aja dengan bebas, mau bunuh orang, mau mutilasi orang juga dia gak akan jadi tersangka," jelas Jay.

"Bangsat, kek anak mafia aja si Edzard," umpat Naufal.

Sabiru hanya mendengar tanpa ikut campur dengan percakapan teman temanya.

Sepengaruh itu Edzard? Sabiru bahkan tidak bisa memikirkan jalan keluar ini. Bahkan polisi saja tidak bertindak dengan Edzard sang pelaku.

Rasanya kepala Sabiru ingin pecah memikirkan hal ini.

Setelah membahaskan hal itu. Sabiru dan Pelangi pamit untuk pulang.

"Kamu serius mau bawa aku kerumah bunda?" Tanya Pelangi.

Semalam Sabiru sudah berjanji akan membawa Pelangi bertemu sang bunda.

"Kamu kita aku bohong gitu?" Sabiru yang bertanya.

"Enggak sih, tapi masa pake baju bekas ngelayat sih. Pulang dulu yuk ganti baju," ajak Pelangi.

Sabiru memakaikan helm pada Pelangi. "Gak usah, kita beli aja." Ucap Sabiru membuat Pelangi binggung.

Dan benar saja, setelah beberapa saat Sabiru menjalankan motornya. Pria itu mengajaknya kesebuah toko pakaian yang tidak begitu jauh darinya.

"Ayo pilih bajunya," titah Sabiru.

"Aku kira kamu bohong loh," ucap Pelangi masih tidak percaya.

Sabiru menghembuskan nafas tidak habis pikir. "Kamu pilih baju yang cocok, terus kamu langsung pake, kita kerumah aku sebelum hujan." Jelas Sabiru. Pelangi menganggukan kepalanya. Memilih pakaian yang cocok untuk bertemu bundanya Sabiru.

Mengambil pakaian yang sudah ia pilih dan berjalan kearah Sabiru berada.

"Udah selesai nih," ucapnya. Sabiru mengangguk dan berjalan kearah kasir untuk membayar pakaian Pelangi.

"Makasih bajunya, aku ganti dulu ya." Ucapnya pada Sabiru. Sabiru tersenyum dan menganggukan kepalanya.

Pelangi memilih pakaian yang setidaknya sopan untuk bertemu bundanya Sabiru. Sebenarnya Sabiru tadi sempat bilang "Pake apa aja, bunda gak akan liat kamu dari pakaian itu kok." Tapi tetap saja Pelangi ragu.

Setelah menunggu Pelangi berganti baju ia segera pergi kerumahnya dan tidak lupa membeli bapaw kesukaan sang bunda dan adiknya itu.

Sebelum itu tadi dirinya memuji pakaian yang Pelangi pilih, sungguh sangat cocok dengan rambut wanita itu gerai, dan membuat Pelangi semakin lucu.

Sabiru sesegera mungkin menjalankan motornya karna sepertinya langit sudah memberinya sebuah tanda akan turun hujan.

Sabiru menjalankan motornya kearah rumahnya. Memarkirkan motornya itu dihalaman rumahnya.

"Ayo masuk," ajak Sabiru pada Pelangi dengan mengenggam tangan gadis itu.

"Bun, Biru pulang!" Ucap Sabiru.

Pelangi bisa mendengar langkah kaki yang berjalan kearah mereka. Seorang wanita paruh baya menyambut Pelangi dengan begitu hangatnya.

"Eh ini toh Pelangi itu, cantik banget kak," puji bundanya Biru padanya.

"Makasih tante," ucapnya begitu malu.

Kaila tersenyum lantas mengusap puncak kepala pacar putranya itu. "Panggil bunda aja," ucapnya Pelangi lantas mengangguk.

"Bun, Biru bawain bapaw kesukaan bunda sama ade." Ucap Sabiru.

"Aku ke atas dulu ganti baju, kamu sama bunda dulu ya." Pelangi mengangguk paham.

"Kamu duduk dulu ya nak, bunda bikinin minum bua

SABIRU (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang