Haloo
Guyss siap siap yaaa!!
Sebelum baca jangan lupa vote ya guys
Jangan lupa follow akun kita juga
Tiktok: storyjazlyn_
Instagram: @storyjazlyn_
@sabirulanskyHappy reading
"LO ITU SEHARUSNYA MATI ANJING!"
Bugh!
"LO YANG BIKIN HIDUP GUE HANCUR KAYA GINI!"
Bugh!
"STOP BANGSAT! Lo bisa bikin dia mati sekarang juga!" Bentak seseorang menahan pria yang sedang memukulinya sejak tadi.
Sabiru yang sedikit sadar itu hanya menundukan kepalanya begitu lemas. Badannya itu begitu sakit untuk digerakan.
Luka yang ada diseluruh badannya ini begitu menyedihkan jika ia lihat. Sabiru sudah kepalang hampir menyerah.
Sudah hampir seminggu, Sabiru merasakan terus rasa sakit pada tubuhnya. Bahkan disela sela malam pun, Sabiru terkadang menangis. Menangis karna sangat rindu pada mereka yang menyayanginya.
Bahkan sudah hampir seminggu itu Sabiru tidak merasakan air atau makan sepeserpun. Perutnya kepalang lapar, namun tidak ada yang memberinya makanan. Semua orang itu seperti menulikan telinga mereka.
Mulutnya yang disumbat oleh kain itu tidak pernah terlepas hingga rasanya ia begitu mual.
Sebuah doa selalu ia panjatkan pada tuhan, untuk membawa seseorang kemari menyelamatkannya.
Sabiru tidak boleh menyerah sampai disini karna dirumah banyak menunggunya. Tapi jika suatu saat ia tidak kuat, setidaknya ia di ijinkan untuk bertemu keluarganya, sahabatnya, dan Pelangi.
Gadis itu, Sabiru begitu merindukannya. Sabiru teramat rindu pada gadis itu, apa ia baik-baik saja tanpa dirinya? Apa Pelangi rindu kepadanya? Apa pada saat ia di kabarkan diculik wanita itu akan bersedih?
Pertanyaan itu sering hinggap di pikirannya. Setidaknya, ia berada disini ingin membuktikan bahwa semua dalang atas menderitaan dirinya itu adalah dia.
Luka yang ada ditubuhnya ini begitu sangat mengerikan. Bahkan jika orang-orang melihatnya Sabiru terlihat seperti mayat hidup.
Pendengaran Sabiru begitu samar samar. Ia sering kali dipukuli disamping telinganya hingga ia bisa merasakan darah keluar dari telinganya itu.
Rasanya jika Sabiru keluar dari sini, apa ia bisa keluar hidup hidup?
"Ngapain lo masuk keruangan ini bangsat?!" Sentak pria itu kesal karna ada seseorang yang menahan amarahnya.
"Lo mau di penjara karna bunuh orang hah?! Sadar anjing!" Ucap pria yang tidak Sabiru kenali.
"Gue udah sejauh ini dan lo masih mikirin hal begituan?! Gue bakal terima kosekuensi entar, jadi lo mending diem."
"Denger lo Sabiru, rasa benci gue semakin kuat sama lo. Bahkan tadi gue pulang kerumah, ayah udah 4 hari kaga balik kerumah karna dia khawatirin lo!"
"Lawak bener ya, gue pingin tau reaksi tua bangka itu ketika tau lo bakal mati sebentar lagi."
Sabiru berusaha menulikan pendengarannya, ia harus bisa keluar sore ini juga bagaimana pun caranya.
Sabiru harus bisa, jika ia terdiam disini terus maka nyawanya akan terancam.
Jika ia bisa menyuarakan haknya, mungkin Sabiru tidak akan berada disini.
Hanya sebuah kesalahpahaman ia menjadi lelaki pengecut, karna tidak bisa menyuarakan kebenaran.
Sabiru merasa tidak berdaya jika ia harus menyuarakan kebenaran. Karna orang orang itu tidak akan percaya padanya, semua orang itu hanya akan membenarkan sebuah kesalahan.
🩵
Disinilah Pelangi berada, disebuah taman untuk menemui seseorang.
"Gi," panggil seseorang yang kini berjalan kearahnya. Pelangi balas dengan senyuman.
"Ini," Naufal, pria itu ingin menemuinya untuk memberikan sebuah berkas berwarna coklat untuknya.
"Ini yang pingin Sabiru jelasin soal kesalahpahaman kalian waktu itu." Naufal memberikan sebuah berkas yang memang Sabiru menyuruhnya untuk memberikannya kepada Pelangi sejak mereka bertemu disaat Sabiru menjalankan motornya secara ugal ugalan.
Setelah Sabiru akan pergi, pria itu memberikannya sebuah berkas katanya. "Gue minta tolong sama lo, tolong kasih ini ke Pelangi." Ucapnya.
"Kenapa gak sama lo aja?" Tanya Naufal.
"Gue udah gak berhak." Jawabnya.
Naufal mengerutkan keningnya saat Sabiru mengatakan itu. "Gue harus kasih kapan sama pelangi?" Tanya Naufal kembali.
"Nanti, saat lo liat dia ngerasa butuh gue." Begitu jawabnya.
Dan saat ini mungkin waktu yang tepat untuk memberikan berkas coklat itu untuk Pelangi.
"Maaf kalo gue ngasihnya rada telat, karna gue harus nempatin janji sama biru. Tapi gue kasih sekarang kayanya lo lagi butuh dia banget makanya gue kasih." Ujar Naufal.
"Gue pamit dulu ya, lo liatnya nanti aja pas udah balik kerumah Gi." Naufal berpamitan kepadanya. Tidak lupa Pelangi mengucapkan terima kasih dan ikut pergi meninggalkan taman itu.
Beberapa saat ia sudah sampai dirumah. Pelangi tidak lupa untuk membersihkan tubuhnya, ia sangat tidak sabar membuka pemberian dari Sabiru.
Pelangi mendudukan dirinya dan membawa berkas coklat itu. Pelangi membuka berkas itu secara perlahan, ia keluarkan isi yang ada didalamnya.
Namun setelah ia mengeluarkan beberapa foto dan sebuah flashdick, Pelangi hanya bisa terdiam.
Foto yang dicetak sekitar 5 lembar foto itu menampilkan sebuah bukti bahwa foto Sabiru yang ia terima sekitar 2 minggu yang lalu itu hanya sebuah rekayasa.
Pelangi mengambil laptop miliknya dan lalu membuka sebuah dokumen yang tersambung pada flashdick itu.
Sebuah vidio dari rekaman CCTV dari lorong sebuah kamar club dan didalam kamar itu.
Disana ia bisa melihat seseorang masuk kedalam kamar yang dimana Sabiru terlihat tidak sadarkan diri.
"Gue mau lo tiduran disisi dia terus lo peluk, tapi gue pingin lo sedikit buka baju lo." Wanita itu mengiyakan dan setelahnya ia tidur disisi Sabiru dengan pakaian yang sedikit terbuka.
Pria itu tidak begitu terlihat dari dalam vidio ini. Namun betapa mengejutkannya saat pria itu ingin mengambil sesuatu yang terjatuh dan disini lah bukti siapa dalang dari rusaknya hubungannya.
Leo. Pria itu yang sudah memanipulasi sebuah tuduhan darinya kepada Sabiru.
Pelangi sudah cukup curiga mengapa Leo bisa mendapatkan foto itu dan menunjukan kepadanya.
🩵
JENG! JENG! JENG!
Sedikit sedikit bakal ke ungkap pelakunya siapa guyss
KAMU SEDANG MEMBACA
SABIRU (END)
Teen FictionDua insan yang di takdirkan bersatu oleh restu Alam semesta. Menceritakan dia Sabiru Langit Sky Nash, seseorang cowok yang tidak bisa diganggu-gugat ucapannya. Seorang cowok yang berkedok keras kepala dan ingin semua yang ia ucapkan dituruti. Seora...