40. MENGHILANG.

12 2 0
                                    

Haloo

Sebelum baca jangan lupa vote ya guys

Tolong siapin tisu kalo mau baca pleasee banget🙂

Jangan lupa follow akun kita juga

Tiktok: storyjazlyn_
Instagram: @storyjazlyn_
@sabirulansky

Happy reading

Sabiru perlahan membuka kelopak matanya lalu mengerjap erjap pelan untuk menyesuaikan cahaya yang masuk di pupil matanya. Pencahayaan yang remang itu yang bisa Sabiru lihat. Ruangan yang begitu gelap dan hanya kaca atap dengan pencahayaan yang minim.

Saat Sabiru ingin bergerak ia merasakan kedua tangan dan kakinya tidak bisa bergerak. Kedua tangan dan kaki Sabiru di ikat begitu kuat kepada kursi kayu. Sabiru mencoba memaksakan untuk melepaskan ikatan itu namun ia kualahan, tenaga yang terkuras habis untuk menghajar 20 orang yang tidak diketahui itu.

Namun dengan sialnya seseorang memukul bagian belakang kepala Sabiru yang membuat Sabiru kekurangan energi untuk melawan. Dengan sisa tenaganya Sabiru melawan 20 orang itu seorang diri tanpa adanya bantuan senjata.

"Udah sadar lo?" Ucap seseorang dikegelapan.

"LEPASIN GUE BANGSAT!" Bentak Sabiru.

"Waw! Waw! Tenang bro, gue cuman disuruh buat nyulik lo dan bawa lo kesini," ucap seseorang itu dengan sedikit tawaan.

"Pergi lo semua!" Titah seseorang.

Sabiru sedikit mengelengkan kepalanya untuk sedikit sadar. Tubuh Sabiru begitu sakit saat bergerak dari kursi itu. Tubuhnya sudah dihajar habis habisan saat dirinya tidak sadarkan diri.

Seseorang itu kini maju mendekat kearahnya. Cahaya yang cukup terang menyinarinya kini membuat seseorang yang berada di kegelapan itu mulai terlihat.

Sabiru dibuat bungkam oleh seseorang yang kini berada dihadapannya. "Wajah lo jangan keliatan kaget gitu dong," tawa pria itu.

Ia mendekat kearah Sabiru yang sudah cukup kacau itu. Baju putih yang kini sudah ternoda bercak darah itu ia sedikit rapikan sedikit. Lalu ia rapikan rambut Sabiru yang berantakan.

"Akh!" Sabiru merintih saat pria itu menjambak rambutnya.

"Ayah kalo tau anaknya begini gimana reaksinya ya?" Pria itu tersenyum remeh. Sabiru mengerutkan hatinya bingung.

Ia lepas jambakan itu dan kini mencodongkan tubuhnya kepada Sabiru. "Ayah belum cerita ke lo ya?" Tanyanya kepada Sabiru.

Sabiru hanya menatap mata itu dengan matanya yang begitu menahan emosi. "Gue itu kaka lo, anak tiri ayah lo yang kini nikah sama nyokap gue." Jelasnya membuat Sabiru terdiam.

"Bangsat gue kaga bakal percaya sama lo!" Erang Sabiru.

Pria itu tertawa lalu menegakkan badannya dan kini membuka ponselnya untuk memperlihatkan sebuah foto keluarga kepada Sabiru.

Sabiru dibuat bungkam oleh foto yang pria itu lihatkan kepadanya. Ayah? Dan

"Lo percayakan kalo gue ini anak dari ayah lo juga?" Pria itu lalu memasukan ponselnya itu kedalam Sakunya.

"Maksud lo nyulik gue untuk apa?" Sabiru masih belum paham dengan ini semua. Motif apa untuk ia diculik dan di hajar hingga seperti ini.

"ANJING!"

Bugh!

Pria itu menarik kerah bajunya begitu kasar hingga Sabiru mendongkakan kepalanya. "BOKAP LO YANG BANGSAT ITU YANG BIKIN GUE MAKIN BENCI SAMA LO!" Bugh! Mulut Sabiru mengeluarkan darah akibat pukulan yang begitu kuat di perutnya.

"Bahkan gue kagak tau kalo lo itu anaknya juga, dan gue baru ketemu ayah 2 bulan yang lalu!" Jelas Sabiru.

Pria itu mengepalkan tangannya begitu kuat. Lalu ia ambil tongkat bisbol yang dipegang oleh satu orang suruhannya itu.

Syuut! Buk!

Syuut! Buk!

Syuut! Buk!

Syuut! Buk!

Pukulan begitu keras itu mengenai seluruh badannya. Sabiru memejamkan matanya begitu kuat saat beberapa pukulan itu mengenai badannya dan kepalanya. Badannya begitu sakit.

Ia harus segera pulang, Sabiru tidak mungkin akan berada disini selamanya. Bunda dan Senja, mereka pasti mengkhawatirkannya.

"Gue benci sama lo, karna lo!" Pria itu menunjuk dirinya. "Udah bikin ayah kagak percaya gue lagi. Lo harus tau," pria itu menjambak rambut Sabiru. "Ayah dengan gampangnya bisa membedakan gue sama lo yang kaya sampah!" Ia dorong kepala Sabiru itu.

"Gue kurang teliti kemarin sampe ayah udah bisa ketemu sama lo lagi,"

"Tapi lo udah lama sama ayah! Dan gue cuman sebentar sama dia!" Lilih Sabiru.

Pria itu tertawa remeh. "Ya karna lo emang seharusnya kaya gitu, lo kagak liat selama ini dia lebih mentingin keluarga gue ketimbang keluarga lo yang gila itu!" Sabiru mengepalkan tanganya begitu kuat saat pria itu menyebuatkan hal yang membuatnya begitu emosi.

"Lo!" Pria itu mencondongkan badannya ke arah Sabiru. "Harus mati ditangan gue." Bisiknya.

"Gue harus buktiin ke ayah. kalo gue bisa ngalahin lo, dan bisa ngebuat anak kesayangan ayah ini kehilangan nyawanya karna dia udah main-main sama gue!"

Setelah ucapan pria itu selesai sebuah pukulan mengenai kepalanya dan membuat kedua telinga Sabiru berdenggung saking nyaringnya hingga mata Sabiru terpaksa harus menutup begitu kuat. Dan setelah suara disekitarnya semakin meredam Sabiru kehilangan kesadarannya.

SABIRU (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang