First touch

34 8 0
                                    

Alih-alih membawa Sanghee berobat di rumah sakit kecil yang berada dekat dengan kediaman Yujin, Yeonjun justru membawa Sanghee ke rumah sakit pribadi milik keluarganya. Yujin  dan Bu An ja yang menyadari jika rumah sakit yang mereka datangi saat ini terbilang mewah dan sangat besar, membuat nyali mereka menjadi ciut membayangkan berapa nominal uang yang akan mereka bayar untuk pengobatan Sanghee ke kali ini.

"Sudahlah, tidak perlu memikirkan uangnya. Aku bisa menggunakan uang tabunganku untuk membayar biaya pengobatan Sanghee." Kata Yujin dalam hati. Sebenarnya tadi ia sangat ingin menolak Yeonjun saat pria itu membawanya ke rumah sakit besar tersebut. Namun apa daya, rasa segan dan tak enak hatinya sangat mendominasi sehingga membuatnya memilih menurut saja.

Di saat Yujin menemani Sanghee diperiksa oleh Dokter di dalam ruangan pemeriksaan, Yeonjun justru memilih mengajak Bu An ja untuk berbicara. "Bagaimana keadaan Bibi saat ini. Apa sudah mendingan?" Tanya Yeonjun. Sejak tadi ia sangat penasaran dengan keadaan Bu An ja. Namun melihat situasi yang genting membuatnya urung untuk bertanya.

"Sudah lumayan mendingan, Nak. Sekarang Bibi sudah mulai bisa beraktivitas seperti biasanya. Dan sepertinya sebentar lagi Bibi sudah bisa kembali bekerja di rumah Nak Yeonjun." Kata Bu An ja.

Yeonjun terdiam. Jika Bu An ja kembali bekerja di rumahnya, itu berarti Yujin akan segera berhenti bekerja menggantikan pekerjaan ibunya. Entah mengapa memikirkan hal tersebut membuat hati Yeonjun jadi tidak tenang.

"Jangan terlalu memaksa, Bi. Fokuslah istirahat di rumah saja." Jawab Yeonjun seakan tak menyetujui keinginan Bu An ja.

Bu An ja menggeleng pelan. "Bibi gak bisa berlama-lama membiarkan Yujin bekerja menggantikan Bibi, Nak. Kasihan Yujin. Dia pasti capek harus bekerja sambil kuliah. Bibi rasanya tidak tega melihatnya seperti itu."

Yeonjun menatap intens wajah Bu An ja. Terlihat jelas di wajah Bu An ja pancaran kesedihan di sana.

Tidak ingin memperpanjang percakapan di antara mereka yang hanya membuat Bu An ja jadi bersedih, Yeonjun memilih diam sambil menunggu dokter selesai memeriksa keadaan Sanghee.

"Bagaimana keadaan Sanghee, Yujin?" Bu An ja seketika bangkit dari posisi duduk saat melihat Yujin dan Sanghee keluar dari dalam ruangan pemeriksaan.

"Kata Dokter Sanghee hanya demam biasa, Bu. Keadaan Sanghee bisa segera membaik setelah meminum obat yang diresepkan dokter nanti."

Bu An ja menghembuskan napas lega. Ketakutannya jika putri bungsunya sakit berat sirna sudah.

"Ibu dan Sanghee tunggu di sini sebentar, ya. Yujin mau menebus obat Sanghee lebih dulu." Kata Yujun.

"Baiklah..." setelah mendapatkan jawaban dari sang ibu, Yujin segera melangkah ke arah ruangan farmasi berada. Sambil berjalan ke ruangan farmasi, Yujin mengecek sisa saldo yang tersisa di rekeningnya.

"Semoga saja uangnya cukup untuk menebus obat Yujin." Kata Yujin pelan setelah melihat deretan nominal uang yang ia punya.

Tanpa diduga oleh Yujin, ternyata setelah kepergiaannya tadi, Yeonjun ikut menyusul dan kini sudah berada di belakang tubuhnya. "Berikan resep obat itu kepadaku." Kata Yeonjun hingga membuat langkah Yujin jadi terhenti.

Yujin menatap wajah Yeonjun dengan dahi mengkerut. "Maksud anda, Tuan?" Tanyanya memastikan.

"Aku yang akan menebus obatnya." Jawab Yeonjun singkat.

Yujin dibuat bingung dengan maksud dan tujuan Yeonjun saat ini. Melihat Yujin yang terlalu lama berpikir, Yeonjun pun segera mengambil kertas dari tangan Embun hingga membuat kulit telapak tangan mereka jadi bersentuhan.

Deg

Married the Servant's Daughter Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang