Sleep here tonight

33 10 0
                                    

Yeonjun yang sudah selesai memakai pakaian menatap ke arah pintu dimana Yujin tengah memutar hendle pintu kamarnya beberapa kali. "Kenapa kau masih berdiri di situ?" Tanya Yeonjun kesal.

Yujin menoleh menatap wajah Yeonjun yang nampak tak bersahabat saat menatap wajahnya. "Maaf, Tuan. Pintunya gak bisa dibuka."

"Apa?!" Kedua mata Yeonjun melotot. Untuk memastikan perkataan Yujin benar adanya, Yeonjun pun melangkah ke arah pintu dan memutar hendle pintu. "Kenapa pintunya bisa terkunci?" Tanya Taehyung. la melihat ke arah gantungan kunci terlihat tidak ada kunci yang tersangkut di sana.

"Saya juga gak tau, Tuan. Tadi perasaan pintunya gak dikunci." Jawab Yujin.

"Tidak mungkin pintunya bisa terkunci sendiri jika kau tidak menguncinya!" Ketus Yeonjun.

Yujin menggelengkan kepala. la benar-benar tidak tahu untuk hal yang satu itu. Tadi saat ia membantu Yeonjun masuk ke dalam kamar, Yujin ingat betul jika ia tidak mengunci pintu kamar itu. Lagi pula, untuk apa ia mengunci pintu kamar Yeonjun?

"Kau pasti yang mengunci pintunya, kan? Sekarang ayo katakan dimana kuncinya!" Suara Yeonjun terdengar mulai memaki.

"Saya benar-benar gak tau, Tuan. Bukan saya yang menguncinya. Lagi pula sejak tadi saya sibuk membantu Tuan." Yujin memberikan pembelaan. Perkataan Yujin pun berhasil membuat Yeonjun yakin jika tidak mungkin Yujin yang mengunci pintu kamarnya.

Yeonjun kembali memutar hendle pintu. Berharap hendle pintu tersebut bisa terbuka. Namun setelah beberapa kali mencoba, usahanya tak kunjung membuahkan hasil.

"Bagaimana ini, Tuan. Siapa yang mengunci pintu kamar anda?" Yujin mulai panik. Otaknya pun mulai berpikir buruk jika ada makhluk halus yang mengunci pintu kamar Yeonjun.

Yeonjun tak memberikan jawaban. la segera melangkah ke arah nakas berniat mengambil ponselnya. Namun setelah dekat dengan nakas, Yeonjun tak melihat ponselnya di sana. "Dimana ponselku?" Tanya Yeonjun.

Lagi, Yujin menggelengkan kepala. la mana tahu dimana keberadaan ponsel Yeonjun.

"Sial!" Yeonjun menggerutu setelah teringat jika ponselnya tertinggal di atas dashboard mobil. Jika sudah begini, bagaimana caranya ia menghubungi orang rumahnya agar segera membantunya membuka pintu kamarnya.

Tak habis akal, Yeonjun kembali melangkah ke arah pintu. la berteriak memanggil-manggil nama pelayan yang ada di rumah berharap ada salah satu di antara mereka yang dapat mendengar suara teriakannya. Namun setelah beberapa kali berteriak, tidak ada satu pun penghuni rumah yang merespon teriakannya.

Yeonjun berdecak sebal. Suaranya sudah hampir habis untuk berteriak namun tidak ada satu pun orang di rumah yang merespon teriakannya.

"Mungkin para bibi sudah tidur, Tuan." Kata Yujin hati-hati. Tadi ia memang sempat melihat lampu kamar para pelayan sudah mati pertanda penghuninya sudah pada tertidur. Kebetulan saja ia tadi sedang mengambil air minum di dapur sehingga dapat mendengar suara bel rumah yang ditekan oleh Yeonjun.

Yeonjun membenarkan perkataan Yujin dalam hati. Jam segini pastilah pelayan di rumahnya sudah pada beristirahat di dalam kamar mereka masing-masing.

"Saya harus bagaimana ini, Tuan?" Tanya Yujin. la dibuat bingung bagaimana caranya bisa keluar dari dalam kamar Yeonjun. Tidak mungkin juga kan ia melompat dari atas balkon untuk turun ke bawah?

Yeonjun memilih diam. la berpikir keras bagaimana caranya agar Yujin bisa keluar dari dalam kamarnya. Namum setelah cukup lama berpikir, tidak ada satu pun cara yang bisa ia lakukan agar Yujin bisa keluar.

"Tidurlah di kamarku malam ini!" Kata Yeonjun tak punya pilihan. Kepalanya sudah sangat sakit. Dan ia tidak punya waktu untuk terus berpikir yang hanya membuat kepalanya semakin sakit.

 Dan ia tidak punya waktu untuk terus berpikir yang hanya membuat kepalanya semakin sakit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Married the Servant's Daughter Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang