"Astaga Yujin, apa yang kau pikirkan!" Yujin memukul pelan kepalanya yang sudah berpikir terlalu jauh. Tidak mungkin pria seperti Yeonjun mau mengajaknya untuk ngedate. Pastilah Yeonjun mengajaknya bertemu karena ingin membahas sesuatu.
"Ada apa denganmu, Yujin?" Tanya Wonyoung melihat sikap aneh sahabatnya.
Yujin menghentikan kegiatannya yang sedang memukul kepala. la menatap wajah Wonyoung dengan tersenyum kaku. "Gak apa-apa."
Dahi Wonyoung mengkerut tipis. "Terus kenapa kau memukul kepalamu? Apa kepalamu sakit?"
Yujin memperhatikan sekitarnya. Setelah memastikan situasi aman, ia pun membisikkan sesuatu di telinga Wonyoung.
"Apa, Tuan Yeonjun nanti malam mengajakmu bertemu?" Pekik Wonyoung merasa terkejut.
"Wonyoung!" Yujin memukul pelan lengan Wonyoung karena suara Wonyoung membuat mereka kini menjadi pusat perhatian orang-orang.
Wonyoung melipat bibir ke dalam. la segera menarik tangan Yujin mengajaknya pergi ke tempat yang sepi agar pembicaraan mereka tidak ada yang mendengarnya. Setibanya di tempat tersebut, Wonyoung langsung saja mempertanyakan maksud perkataan Yujin tadi.
"Jadi benar kalau Tuan Yeonjun mau mengajakmu ngedate nanti malam?" Tanya Wonyoung memastikan.
Yujin menggelengkan kepala. "Aku rasa tidak. Bisa gempar dunia kalau dia benar mengajakku ngedate. Lagi pula kau tahu sendiri bukan bagaimana sikap Tuan Yeonjun itu. Dia gak mungkin lah mau ajak aku ngedate."
Wonyoung mengangguk-anggukkan kepalanya. Benar juga kata Yujin. Hubungan Yeonjun dan Yujin yang belum dekat tidak memungkinkan Yeonjun mau mengajak Yujin ngedate.
"Walau pun begitu, tapi kau harus tetap berpenampilan menarik saat bertemu dengan Tuan Yeonjun nanti malam." Pesan Wonyoung.
"Berpenampilan menarik? Untuk apa aku melakukan itu semua?" Yujin dibuat bingung.
"Tentu saja agar Tuan Yeonjun terpesona kepadamu. Walau saat ini di antara kalian tidak ada perasaan cinta, tapi kau harus berusaha untuk menumbuhkan rasa cinta itu. Masa kau mau sampai kalian menikah nanti kalian menjalani hubungan tanpa cinta." Kata Wonyoung.
Yujin menganggukkan kepalanya. Benar juga kata Wonyoung. Jangan sampai hubungannya dan Yeonjun nanti berjalan hambar. Tidak seperti sepasang suami istri pada umumnya.
Dan akhirnya malam itu, Yujin mengikuti kata Wonyoung untuk berpenampilan sedikit menarik sebelum bertemu dengan Yeonjun. Yujin menggunakan pakaian terbaik yang ia punya, tak lupa memoleskan sedikit make up di wajah cantiknya.
Penampilan cantik Yujin malam itu akhirnya berhasil membuat Yeonjun yang baru saja sampai di kafe tertegun melihat wanita cantik yang kini duduk di sebuah kursi menanti kedatangannya.
"Kak Yeonjun..." Yujin beranjak dari posisi duduk. la tersenyum menatap wajah Yeonjun yang tengah menatap wajahnya dengan datar.
Yeonjun tak memberikan jawaban atas sapaan Yujin. Pria itu nampaknya masih terkesima menatap sosok Yujin yang terlihat cantik dengan pakaian sederhana yang ia kenakan saat ini.
"Ehem..." deheman Yuji akhirnya membuat Yeonjun tersadar.
Tanpa suara, Yeonjun segera menarik kursi yang berhadapan dengan Yujin kemudian menjatuhkan bokongnya di sana.
Embun memilih kembali duduk di posisi semula. Perasaan canggung pun mulai menyelimutinya saat tatapan mata Yeonjun tak beralih dari wajahnya.
"Maaf sebelumnya, Kak. Kalau boleh tahu, ada tujuan apa Kakak mengajakku bertemu di sini?" Tanya Yujin setelah cukup lama keduanya terdiam.
Yeonjun menegakkan tubuhnya. la baru tersadar jika sudah cukup lama mengagumi wajah cantik Yujin yang selalu saja membuatnya terpesona. "Tentu saja tentang rencana pernikahan kita. Lalu kau pikir untuk apa?" Balas Yeonjun jadi ikut bertanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married the Servant's Daughter
RomanceTertarik pada seorang wanita adalah hal tersulit untuk Yeonjun rasakan setelah beberapa tahun yang lalu ditinggal pergi begitu saja oleh wanita yang sangat dicintainya. Di usianya yang tak lagi muda, Yeonjun bahkan tidak memikirkan untuk menikah dan...