Yujin terperangah. la sampai terbatuk-batuk sangking terkejutnya mendengar pernyataan Yeonjun.
"Tuan Yeonjun bilang apa tadi? Aku terpesona kepadanya?" Ulang Yujin dalam hati. Jangankan tersenyum pada Yeonjun, menatap wajah Yeonjun saja ia sejak tadi sangat jarang karena fokus mengatur acara yang sedang berlangsung.
Wonyoung menyenggol lengan Yujin agar bersuara sambil menahan tawa. "Ayo kasih pertanyaan sama calon suaminya, Yun!" Goda Wonyoung.
Yujin yang merasa kini dirinya tengah menjadi pusat perhatian orang-orang pun berdehem dan mencoba bersikap santai. Kemudian ia memberikan pertanyaan pada Yeonjun sesuai dengan materi yang Yeonjun sampaikan.
Yeonjun yang diberikan pertanyaan serius pun menjawab tak kalah serius hingga membuat beberapa pasang telinga yang mendengar jawaban darinya sampai bertepuk tangan karenanya.
"Calon suamimu memang hebat ya, Yun!" Puji Wonyoung sambil berbisik di telinga Yujin.
Yujin menoleh menatap wajah Kanya yang sedang berbisik kepadanya. "Kalau dia tidak pintar, tidak mungkin Tuan Yeonjun dipercayakan menjadi pemimpin di perusahaan besar milik keluarganya." Jawab Yujin.
"Kau benar juga!" Wonyoung mengangguk-anggukkan kepalanya. "Lagi pula keturunan Tuan Ryeo dua-duanya sangat hebat dan pintar!" Pujinya mengingat kepintaran Hyunwook juga.
Kali ini Yujin mengangguk saja dan tak memberikan tanggapan atas pernyataan Wonyoung lagi. Kini ia terfokus menatap wajah Yeonjun yang sedang berbicara dengan Soobin. Di dalam hati Yujin dibuat bertanya-tanya kenapa calon suaminya itu sepede itu mengatakan jika dirinya terpesona kepadanya.
"Tuan Yeonjun tadi tidak kesurupan, kan? Kenapa sikapnya itu jadi aneh sekali." Gumam Yujin.
Serangkaian acara seminar hari itu akhirnya selesai tepat pukul sebelas siang. Sebagai salah satu panitia acara, Yujin bertugas memastikan makan siang untuk Yeonjun dan Yujin sudah diberikan sebelum keduanya pergi meninggalkan kampus. Dan untuk memastikannya, akhirnya Yujin berinisiatif menghampiri keduanya lebih dulu.
"Tuan sudah dapat kotak makan siang, kan?" Tanya Yujin pada Yeonjun dan Soobin saat keduanya hendak masuk ke dalam mobil.
Yeonjun yang diberikan pertanyaan pun menatap dingin wajah calon istrinya itu. "Siapa yang menjadi tuanmu?" Tanya Yeonjun balik tanpa menjawab pertanyaan Yujin.
"Emh, itu..." Yujin menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Rasanya ia masih kaku jika tidak memanggil Yeonjun dengan embel-embel Tuan.
"Kau ini, ya. Sudah tadi memanggilku dengan sebutan bapak, sekarang kau panggil aku Tuan!" Kata Yeonjun sedikit keras.
Yujin terkesiap. la menatap wajah Yeonjun dengan tatapan takut. Soobin yang menyadarinya pun menyenggol lengan sahabatnya itu.
"Jangan menatapnya seperti itu, lah. Kau membuatnya jadi takut!" Kata Soobin.
Yeonjun mendengus mendengarnya. Sebal sekali dirinya pada Yujin yang sudah memanggilnya dengan sebutan bapak tadi dan sekarang memanggilnya dengan sebutan Tuan.
"Sudahlah, sekarang ayo ikut kami!" Ajak Yeonjun tak ingin berbasa-basi.
Dahi Yujin mengkerut tipis. "Ikut kalian? Kemana, Tu-, emh..." Yujin bingung harus memanggil apa.
"Kak, panggil aku dengan sebutan Kak!" titah Yeonjun tegas. Setidaknya panggilan Kak tidak membuat dirinya terlalu tua di mata Yujin.
Yujin dengan cepat mengangguk. Kemudian ia mengulang pertanyaannya kembali. "Anda mau membawa saya kemana? Tugas saya di sini belum selesai, Kak." Beri tahu Yujin.
Yeonjun menatap wajah Yujin malas. Kemudian ia pun menjawab. "KUA!"
"Hah?" Yujin terperangah. "Anda jangan bercanda, Kak." Cicitnya.
"Cerewet sekali. Tinggal ikut saja kenapa harus berisik!" Ketus Yeonjun kemudian menarik tangan Yujin masuk ke dalam mobilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married the Servant's Daughter
RomanceTertarik pada seorang wanita adalah hal tersulit untuk Yeonjun rasakan setelah beberapa tahun yang lalu ditinggal pergi begitu saja oleh wanita yang sangat dicintainya. Di usianya yang tak lagi muda, Yeonjun bahkan tidak memikirkan untuk menikah dan...