"Apa?" Yujin terperangah. Yang benar saja ia harus tidur di dalam kamar pria yang bukan mahramnya. "Tuan, tapi kita-" Yujin yang hendak protes mengurungkan niatnya saat melihat tatapan mata Yeonjun yang tidak bersahabat.
"Jika kau tidak mau tidur di sini, kau bisa melompat dari balkon!" Sembur Yeonjun.
Yujin mengatupkan bibir rapat-rapat. Terjun dari balkon bukanlah pilihan yang tepat untuk saat ini. Kaki atau bagian tubuhnya yang lain bisa saja patah jika ia nekat melakukan itu.
"Jangan berisik. Aku mau tidur!" Kata Yeonjun kemudian melangkah ke arah ranjang. Sambil melangkah ke arah ranjang, Yeonjun berpikir keras siapakah orang yang sudah berani mengunci pintu kamarnya dari luar. Yeonjun sangat yakin jika saat ini ada yang berniat bermain-main dengannya. Sebenarnya Yeonjun ingin mencari tahu siapa yang sudah berniat mengerjainya sekarang juga. Namun mengingat perutnya yang terasa tidak enak dan kepalanya terasa masih pusing, Yeonjun memilih mengistirahatkan tubuhnya lebih dulu.
Sebelum memejamkan kedua kelopak matanya, Yeonjun berkata pada Yujin yang masih berdiri di depan pintu kamarnya. "Tidurlah di sofa. Jika kau butuh selimut, kau bisa mengambilnya di dalam lemari."
Yujin bingung apakah harus mengiyakannya atau bagaimana. Ingin sekali ia berteriak. Meminta tolong pada siapa saja yang mendengarnya untuk segera membuka pintu kamar Yeonjun. Tidak berbeda dengan Yeonjun, sebenarnya Yujin juga merasa ada yang aneh dengan kondisi pintu kamar yang tiba-tiba saja terkunci dari luar.
"Siapa sih yang mengerjai ku dan Tuan Yeonjun. Perasaan tadi di rumah tidak terlihat ada siapa-siapa. Tuan Ryeo dan Nyonya Misun juga belum pulang sejak tadi." Gumam Yujin. Seandainya saja ia membawa ponselnya saat ini. Yujin pasti sudah menghubungi ketua pelayan dan meminta tolong agar dikeluarkan dari dalam kamar Yeonjun.
Cukup lama Yujin berdiri di depan pintu kamar Yeonjun. Hingga akhirnya, Yujin yang merasa sudah lelah berdiri segera melangkah ke arah sofa sambil menatap Yeonjun yang nampak sudah terlelap dalam tidurnya.
Semalaman Yujin tidak dapat memejamkan kedua kelopak matanya karena merasa tidak nyaman dan takut tidur di dalam kamar seorang pria. Sambil menunggu keajaiban pintu kamar bisa terbuka, Yuji ber doa dalam hati berharap semuanya baik-baik saja hingga pagi menjelang.
Di saat Yujin tengah gelisah dan tidak dapat memejamkan kedua kelopak matanya, Yeonjun justru terlihat nyaman dalam tidurnya seakan tidak peduli dengan masalah yang tengah mereka hadapi saat ini. Entahlah apa yang dirasakan pria itu saat ini. Apa mungkin karena pengaruh alkohol membuat Yeonjun begitu lelap dalam tidurnya seperti ini?
Waktu sudah menunjukkan pukul empat pagi saat Yujin baru saja bisa memejamkan kedua kelopak matanya. Baru beberapa jam tertidur, tidur Yujin sudah terganggu mendengar sebuah teriakan dari depan pintu kamar Yeonjun.
Yujin seketika membuka kedua kelopak matanya dan berubah posisi dari berbaring menjadi duduk. Sambil mengumpulkan kesadarannya, samar-samar Yujin melihat di dalam kamar Yeonjun kini sudah ramai dengan keberadaan Mom Misun dan Ryeo dan Hyunwook.
"Apa-apaan ini, Yeonjun?" Suara Mom Misun terdengar melengking. Pun dengan tatapan matanya yang nampak tajam terhunus pada putranya yang baru saja keluar dari dalam kamar mandi dengan hanya menggunakan selembar handuk melilit pinggangnya.
"Mommy."
"Nyonya Misun?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Married the Servant's Daughter
RomansaTertarik pada seorang wanita adalah hal tersulit untuk Yeonjun rasakan setelah beberapa tahun yang lalu ditinggal pergi begitu saja oleh wanita yang sangat dicintainya. Di usianya yang tak lagi muda, Yeonjun bahkan tidak memikirkan untuk menikah dan...