Doesn't want to let go

13 4 0
                                    

Kedatangan Mom Misun kembali ke rumah setelah cukup lama pergi bersama Dad Ryeo ke mini market menyelamatkan Yujin dari Yeonjun yang sepertinya hendak mengamuk. Melihat jam yang sudah memungkinkan untuk ia berpamitan pulang, Yujin pun beranjak dari posisi duduk hendak berpamitan.

"Kalau begitu aku pulang dulu ya, Om, Tante." Pamit Yujin.

"Eh, kenapa buru-buru sekali." Mom Misun nampak belum rela melepaskan calon menantunya itu pulang.

"Sudah jam sembilan, Tante. Ibu pasti sudah menungguku pulang ke rumah." Beri tahunya.

Mom Misun mengangguk paham. Kemudian ia meminta Yeonjun untuk mengantarkan Yujin pulang ke rumahnya.

Yujin yang kebetulan tadi datang membawa motor pun dengan cepat menolak perkataan Mom Misun. "Aku bisa pulang sendiri, Tante. Tidak perlu repot-repot." Sahut Yujin.

"Tidak ada yang repot! Sekarang ayo kita pulang!" Ajak Yeonjun dengan tatapan tak bersahabat karena ditolak oleh Yujin.

Yujin mengatupkan bibir. Pada akhirnya ia menurut saja mengiyakan perkataan Yeonjun yang ingin mengantarkannya pulang.

"Tinggalkan saja motornya di sini. Besok pagi orang suruhanku akan mengantarkan motormu ke rumah." Kata Yeonjun saat Yujin menolak masuk ke dalam mobilnya karena membawa motor.

Yujin lagi-lagi dibuat tidak dapat menolak. la pun akhirnya hanya bisa mengangguk mengiyakan perkataan Yeonjun kemudian masuk ke dalam mobil milik Yeonjun.

Mobil milik Yeonjun akhirnya melaju meninggalkan pekarangan rumah setelah Yujin masuk ke dalamnya. Selama berada di dalam perjalanan pulang, baik Yujin atau pun Yeonjun sama sekali tidak mengeluarkan suara. Keduanya hanya diam dengan pemikiran masing-masing. Jika Yujin memikirkan sikap Yeonjun yang semakin hari semakin aneh saja, Yeonjun justru berpikir bagaimana caranya agar Yujin bisa bersikap hangat kepadanya seperti saat bersama dengan Hyunwook tadi.

Di tengah perjalanan, Yeonjun tiba-tiba saja menepikan mobilnya saat melihat penjual martabak di pinggir jalan. Tanpa mengucapkan sepatah kata pun pada Yujin, ia segera keluar dari dalam mobil dan memesan dua buah kotak martabak.

Yujin menatap gerak-gerik Yeonjun dengan tatapan bingung. la pun segera keluar dari dalam mobil menyusul Yeonjun yang sedang mengantri martabak bersama pengunjung lainnya.

Yujin menatap gerak-gerik Yeonjun dengan tatapan bingung. la pun segera keluar dari dalam mobil menyusul Yeonjun yang sedang mengantri martabak bersama pengunjung lainnya.

"Kak Yeonjun mau beli martabak untuk siapa?" Tanya Yujin yang kini sudah berdiri di sebelah Yeonjun.

"Tentu saja untuk calon mertua." Jawab Yeonjun datar.

"Hah?" Yujin terperangah mendengarnya. Apa ia tidak salah dengar jika Yeonjun ingin membelikan martabak untuk calon mertuanya yang berarti adah ibunya?

"Kenapa kau itu suka sekali terkejut sih!" Gerutu Yeonjun. "Ibumu kan suka sekali martabak. Jadi aku ingin membelikannya agar dia senang." Jelas Yeonjun kemudian.

Yujin terdiam. la tidak menyangka jika di balik sikap Yeonjun yang datar dan dingin tersimpan rasa perhatian di dalamnya.

"Ayo duduk di sana." Yeonjun tanpa sadar menarik tangan Yujin menuju kursi tunggu yang telah kosong.

Yujin lagi-lagi dibuat terkejut melihat perlakuan Yeonjun yang kini tengah menggenggam tangannya dengan lembut.

Deg

Jantung Yujin pun berdegup tak karuan. Hanya karena Yeonjun memegang tangannya saja sudah berhasil menggetarkan hati dan jiwanya.

"Maaf, apa Kakak gak mau melepaskan tanganku?" Tanya Yujin karena setelah mereka duduk di kursi tunggu Yeonjun masih saja memegang tangannya hingga membuat perhatian orang-orang di sekitar mereka tertuju pada mereka.

"Tidak. Takut hilang!" Jawab Yeonjun asal tanpa menatap wajah Yujin yang tengah bingung.

 Takut hilang!" Jawab Yeonjun asal tanpa menatap wajah Yujin yang tengah bingung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Married the Servant's Daughter Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang