Tertarik pada seorang wanita adalah hal tersulit untuk Yeonjun rasakan setelah beberapa tahun yang lalu ditinggal pergi begitu saja oleh wanita yang sangat dicintainya.
Di usianya yang tak lagi muda, Yeonjun bahkan tidak memikirkan untuk menikah dan...
"Ya, tentu saja berita itu benar. Lagi pula, kau sudah melihat isi surat undangan itu, kan?"
Beomgyu tercenung. Kecemasan yang ia rasakan sejak tadi akhirnya benar adanya. Yujin, sosok wanita yang selama ini sudah mengisi hati dan pemikirannya akan menikah dengan seorang pria pengusaha kaya raya.
"Tapi bagaimana bisa? Bukannya selama ini Yujin tidak pernah menjalin hubungan dengan pria mana pun. Apa lagi berhubungan dengan Pak Yeonjun?" Tanya Beomgyu lirih.
"Yujin dan Pak Yeonjun sebelumnya memang tidak menjalin sebuah hubungan. Tapi keduanya langsung saja memutuskan untuk menikah." Jelas Wonyoung.
Tubuh Beomgyu terasa lemah setelah mendengarkan penjelasan dari Wonyoung.
Wonyoung yang menyadari Beomgyu yang tengah patah hati saat ini pun menepuk pundak pria itu untuk menyemangatinya. "Jangan bersedih, Beomgyu. Mungkin Yujin memang bukan jodohmu. Tapi percayalah kau akan mendapatkan wanita yang jauh lebih baik dari Yujin dan bisa membalas perasaanmu dengan tulus."
Beomgyu hanya diam. Sebab, lidahnya saat ini terasa kelu untuk berkata-kata.
Wonyoung pun pada akhirnya pergi meninggalkan Beomgyu yang masih termenung di dalam ruangan organisasi memikirkan sosok Yujin yang akan menikah sebentar lagi.
"Yujin, kenapa cintaku kepadamu harus layu sebelum berkembang?" Lirih Beomgyu merasa patah hati. Niat hatinya yang ingin melamar Yujin setelah ia wisuda dan mendapatkan pekerjaan tetap lenyap sudah berganti dengan kekecewaan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Satu minggu menjelang pernikahan, Yujin sudah mengambil cuti kuliah dari kampusnya. Begitu banyak rangkaian acara yang harus dilewatinya sebelum acara pernikahan tiba, membuat waktunya tersita cukup banyak.
Tak berbeda dengan Yujin, Yeonjun pun turut mengambil cuti dari pekerjaannya sebagai pemimpin perusahaan. Namun walau pun berstatus cuti, sesekali Yeonjun tetap memantau kinerja bawahannya dari rumah.
Di tengah persiapan untuk acara pengajian yang diadakan di kediaman Yeonjun malam itu, Hyunwook nampak mengajak Yeonjun yang sedang duduk di ruangan kerjanya untuk berbicara.
"Kau ingin mengatakan apa kepadaku?" Tanya Yeonjun tanpa basa-basi.
"Aku hanya ingin bertanya siapakah yang akan menjadi wali nikah Yujin saat pernikahan Kakak nanti." Jawab Hyunwook.
Yeonjun menghela napas dalam. Permasalahan yang satu itu memang cukup menguras energi dan emosinya beberapa waktu belakangan ini. "Adik dari ayah Yujin yang akan menjadi wali nikah kami nanti."
"Apa Kakak sudah memastikannya?" Tanya Hyunwook karena setahunya keluarga dari ayah Yujin tidak sepeduli itu dengan berita Yujin yang akan menikah. Apa lagi mereka tidak mengetahui jika Yujin akan menikah dengan pria yang berasal dari keluarga konglomerat.
"Sudah. Aku meminta adik dari ayahnya karena aku lihat hanya dia yang waras." Kata Yeonjun dengan ekspresi datarnya. la jadi teringat kembali dengan pertemuannya dengan adik dari ayah Yujin. Pria satu-satunya dari keluarga ayah Yujin yang terlihat masih memiliki hati nurani.
"Syukurlah kalau begitu. Setidaknya masih ada bagian dari keluarga Ayah Yujin yang mau peduli dengan pernikahan kalian sebentar lagi." Kata Hyunwook.
"Ya, bagi mereka yang sudah bersikap buruk pada Yujin dan ibunya selama ini, lihat saja ke depannya, akan aku pastikan mereka menyesal karena telah menelantarkan mereka tanpa belas kasih sehingga Yujin harus banting tulang membantu ibunya mencari nafkah." Kata Yeonjun geram. Satu hal yang membuat Yeonjun merasa iba pada Yujin, Sanghee dan Bu An ja saat ini adalah ketika ia mengetahui jika ayah dari Yujin dan Sanghee tidak bertanggung jawab atas mereka bahkan tega berselingkuh dengan wanita lain tanpa peduli dengan anaknya yang masih membutuhkan figuran seorang ayah.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.