"Yujin ingin menggantikan Ibu bekerja sebagai pembantu di rumah Bu Misun, Bu. Yujin gak tega membiarkan Ibu bekerja dalam kondisi sakit-sakitan seperti ini." Jawab Yujin.
Bu An ja seketika menggelengkan kepalanya merasa tak setuju dengan keputusan putrinya itu. "Tapi, Nak. Kau masih kuliah. Ibu ingin kau fokus pada kuliahmu saja dan jangan memikirkan Ibu."
Yujin meraih tangan Bu An ja dan menggenggamnya lembut. "Ibu, untuk kali ini biarkan Yujin membantu Ibu bekerja. Yujin gak ingin menyesal di kemudian hari karena membiarkan Ibu masih bekerja dengan kondisi Ibu yang sedang sakit seperti ini."
Bu An ja hendak kembali menyahut tak menyetujui keputusan putrinya itu. Namun Yujin dengan cepat memotong perkataan ibunya dengan terus meyakinkan ibunya jika dirinya tidak masalah untuk mengorbankan kuliahnya saat ini demi membantu ibunya bekerja.
Mendengar perdebatan ibu dan anak tersebut, Mom Misun merasa terpanggil untuk ikut bersuara.
"Yujin masih bisa kuliah walau dia bekerja di rumah saya nanti, Bi. Saya akan meminta ketua pelayan mengatur jadwal bekerja Yujin agar kuliahnya tidak terganggu." Ucap Mom An ja.
Solusi yang diberikan Mom Misun terdengar bagai angin segar di telinga Yujin. Niatnya yang ingin mengambil cuti kuliah demi membantu ibunya bekerja kini lenyap berganti dengan harapan baru.
Bu An ja yang mendengarkan solusi dari Mom Misun dibuat tak dapat berkata-kata. Di dalam hati ia merasa sangat bersyukur karena bisa memiliki majikan sebaik Mom Misun yang selalu bersedia membantu keluarganya di saat terpuruk seperti saat ini.
Karena tidak ada lagi alasan Bu An ja untuk menolak keputusan Yujin untuk bekerja, akhirnya hari itu Bu An ja pun memutuskan menerima keputusan Yujin untuk menggantikannya bekerja sementara waktu sampai dirinya benar-benar pulih. Karena sudah mendapatkan keputusan dari Bu An ja, Mom Misun pun meminta pada Yujin untuk masuk bekerja mulai esok hari di rumahnya.
Yujin menatap sebuah bangunan mewah yang berdiri kokoh di depannya dengan tatapan kagum. Hampir lima belas tahun ibunya bekerja di rumah Mom Misun, baru kali ini Yujin menginjakkan kaki di depan rumah Mom Misun yang ternyata sangat mewah dan besar.
Kedatangan Yujin di rumah tersebut pun disambut dengan ramah oleh seorang wanita paruh baya yang bertugas sebagai ketua pelayan di rumah tersebut.
"Silahkan masuk, Bu Misun sudah menunggu kedatangan anda di dalam." Ajaknya ramah.
Yujin menganggukkan kepalanya. Dengan ragu ia melangkah masuk ke dalam bangunan mewah tersebut.
Di ruang tengah rumah, Mom Misun nampak tengah duduk bersama seorang seorang pria paruh baya yang Yujin tebak adalah suami dari Mom Misun.
"Eh, Yujin sudah datang." Mom Misun meminta Yujin mendekat dan duduk di sofa yang berhadapan dengannya.
Tanpa membuang waktu lama, Mom Misun langsung saja meminta pada ketua pelayan untuk menjelaskan jadwal bekerja Yujin dan hal apa saja yang harus Yujin kerjakan selama bekerja di rumahnya.
Di tengah penjelasan ketua pelayan pada Yujin, kedatangan sosok pria gagah dan tampan yang baru saja turun dari lantai atas mengalihkan perhatian Yujin dan Mom Misun ke arah pria tersebut.
"Yeonjun, kau sudah mau pergi bekerja, Nak?" Tanya Mom Misun saat Yeonjun sudah berada dekat dengannya berniat untuk berpamitan sebelum pergi.
Yeonjun tak langsung menjawab. Sejenak ia menatap pada Yujin dengan tatapan dingin hingga membuat Yujin yang ditatap demikian olehnya dibuat kaku dan membeku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married the Servant's Daughter
RomanceTertarik pada seorang wanita adalah hal tersulit untuk Yeonjun rasakan setelah beberapa tahun yang lalu ditinggal pergi begitu saja oleh wanita yang sangat dicintainya. Di usianya yang tak lagi muda, Yeonjun bahkan tidak memikirkan untuk menikah dan...