Yeonjun merutuki dirinya yang sudah terlalu banyak minum hingga membuat kepalanya jadi pusing saat ini. Beberapa orang pria yang bertugas sebagai panitia keamanan menghampiri Yeonjun yang berjalan sempoyongan.
"Anda tidak apa-apa, Tuan?" Tanya salah satu pria pada Yeonjun.
"Saya tidak apa-apa. Menyingkirlah!" Yeonjun mengusir pria yang sedang menghalangi jalannya itu.
"Apa anda mau saya antarkan pulang, Tuan?" Tawarnya. Melihat gerak-gerik Yeonjun saat ini membuatnya ragu jika Yeonjun bisa sampai dengan aman sampai ke rumah.
"Tidak perlu. Sekarang menyingkirlah!" Bentak Yeonjun. la sungguh tidak ingin berlama-lama meladeni pria itu dalam kondisi kepalanya yang terasa sakit.
"Baiklah..." pria itu memilih menyingkir. Membiarkan Yeonjun berlalu dari hadapannya menuju parkiran mobil. "Tolong ikuti mobil Tuan Yeonjun. Aku lihat kondisinya sedang tidak baik." Titah pria itu pada anak buahnya. Walau tidak bisa mengantarkan Yeonjun pulang, setidaknya ia bisa meminta orang untuk memastikan Yeonjun pulang dengan selamat.
Yeonjun yang kini sudah masuk ke dalam mobilnya memegang kepalanya yang terasa semakin sakit. "Sial sekali. Tahu begini aku tidak banyak minum tadi!" Gerutunya. Sambil menahan rasa pusing di kepalanya, Yeonjun segera menghidupkan mesin mobilnya dan melajukan nya menuju kediamannya berada. Untung saja Yeonjun masih bisa menggunakan matanya dengan benar untuk melihat ke arah jalanan hingga perjalanannya menuju rumah berjalan lancar walau beberapa kali mobilnya sempat diklakson keras oleh beberapa kendaraan yang merasa Yeonjun menghalangi jalannya.
Tiba di kediamannya, Yeonjun berjalan sempoyongan menuju pintu. Melihat pintu rumah yang terkunci rapat membuat lidahnya berdecak. Yeonjun segera menekan bel. Berharap seseorang dari dalam rumah masih ada yang terjaga dan segera membukakan pintu untuknya.
Cukup lama menunggu, Akhirnya pintu yang tertutup itu pun terbuka dan memperlihatkan wajah Yujin di sana. "Tuan Yeonjun?" Kata Yujin pelan.
Yeonjun tak menyahut. la melewati tubuh Yujin begitu saja. Namun baru beberapa langkah, tubuhnya hampir terhuyung dan nyaris jatuh ke lantai jika saja Yujin tidak sigap menahan tubuhnya.
"Anda tidak apa-apa, Tuan?" Yujin mulai panik melihat majikannya yang nampak tidak baik-baik saja.
"Lepas!" Merasa tidak suka tangannya dipegang oleh Yujin, Yeonjun menyentak tangan Yujin hingga terlepas dari tangannya.
Yujin tak merasa sakit hati dengan perlakuan Yeonjun. la justru cemas melihat Yeonjun yang sepertinya sedang kesakitan.
Yeonjun kembali melangkah menuju arah tangga. Namun pandangannya yang sudah tak lagi jernih membuatnya beberapa kali nyaris terjatuh.
Yujin yang berdiri tidak jauh dari Yeonjun berada memilih membantu pria itu tanpa peduli jika Yeonjun mungkin akan memarahinya.
"Biarkan saya membantu anda berjalan, Tuan." Kata Yujin memberanikan diri. la tidak ingin mengambil resiko membiarkan Yeonjun menaiki tangga dalam kondisi tidak stabil yang bisa membahayakan keselamatannya.
Yeonjun yang merasa membutuhkan bantuan Yujin akhirnya mengiyakan saja. la mulai melangkah ke arah tangga dengan dipapah oleh Yujin yang berukuran jauh lebih kecil darinya.
"Tubuh Tuan Yeonjun berat sekali." Sambil membantu Yeonjun berjalan, Yujin terdengar mengeluh.
"Sudah tahu berat kenapa mau membantuku!" Ketus Yeonjun. Walau dalam kondisi tidak fit, ia masih saja bisa mengomel.
Yujin mengunci bibir. la memilih tak menjawab perkataan Yeonjun dari pada nanti salah bicara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married the Servant's Daughter
Roman d'amourTertarik pada seorang wanita adalah hal tersulit untuk Yeonjun rasakan setelah beberapa tahun yang lalu ditinggal pergi begitu saja oleh wanita yang sangat dicintainya. Di usianya yang tak lagi muda, Yeonjun bahkan tidak memikirkan untuk menikah dan...